UJIAN TENGAH SEMESTER
LAPORAN VIDEO CONFERENCE
Dosen pengampu: Agung Purwoko M,Pd
Disusun:
Nama : Emy Setyowati
NPM : 08320306
Kelas : 6-H
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2011
A. Identitas
1) Nama praktikan : Isrowati
2) Keterampilan mengajar : Mengadakan Variasi
3) Topik pembahasan : Organel-organel penyusun sel hewan
4) Kompetensi dasar : Mengidentifikasi Organel Sel Tumbuhan Dan Sel Hewan
5) Indikator : Menjelaskan organel-organel penyusun sel hewan
6) Durasi waktu : 19.40 menit
B. Pendahuluan
Pembelajaran mikro yang dirumuskan sebagai pembelajaran dalam skala kecil atau mikro adalah metode latihan penampilan yang dirancang secara jelas dengan jalan mengisolasi bagian-bagian komponen dari proses mengajar, sehingga guru (calon guru) dapat menguasai setiap komponen satu persatu dalam situasi mengajar yang disederhanakan. Pelaksanaan pembelajaran mikro bertujuan membekali calon guru sejumlah ketrampilan dasar mengajar. Pada akhirnya diharapkan mereka telah siap dalam praktek mengajar di depan kelas.
Ada beberapa ketrampilan dasar yang harus dikuasai calon guru dalam melaksanakan pembelajaran yaitu :
1. Terampil membuka dan menutup pelajaran
a. Terampil membuka pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran perlu dimiliki calon guru agar mampu menyiapkan kondisi siswa supaya perhatian siswa terpusat kepada hal-hal yang akan dipelajari.
b. Terampil menutup pelajaran
Setelah selesai calon guru menerangkan materi pelajaran, di akhir jam pelajaran perlu menutup pelajaran dengan cara yang menarik dan berkesan pula.
2. Terampil menjelaskan
Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam keterampilan mengajar (teaching skill) adalah menjelaskan (explaining). Dengan teknik menjelaskan yang baik, apa yang harus disampaikan akan lebih mudah diterima siswa. Penjelasan yang baik akan membantu siswa dalam mengajar mengenal konsep-konsep dan prinsip-prinsip.
Penjelasan adalah penyajian informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, misalnya antara sebab dan akibat, atau antara yang diketahui dengan yang belum diketahui, antara hukum (dalil, definisi) yang berlaku umum dengan bukti/contoh sehari-hari.
3. Terampil bertanya
Siswa bertanya untuk meningkatkan pengertian mereka. Guru mengajukan pertanyaan antara lain untuk melibatkan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga guru dapat memperluas, mengarahkan dan mengembangkan pelajaran tersebut. Pertanyaan yang menarik dapat membantu guru, sebagai salah satu jalan yang paling efektif untuk memulai atau mengakhiri pelajaran. Pertanyaan yang baik tidak dapat terjadi dengan sendirinya atau asal bertanya, tetapi harus mempunyai maksud edukatif dan tepat cara penyampaiannya.
Untuk dapat menggunakan teknik bertanya yang baik, maka guru perlu mengetahui tujuan, tingkat, dan jenis pertanyaan tersebut serta bagaimana mengajukannya.
4. Terampil memberikan penguatan
Penguatan adalah pemberian respon (berupa penghargaan) terhadap suatu tingkah laku yang baik/benar sehingga dapat meningkatkan berulangnya kembali tingkah laku tersebut,contohnya : memberikan anggukan, senyuman, kata-kata membenarkan, atau kata-kata pujian.
5. Terampil mengadakan variasi mengajar
Kebosanan merupakan masalah besar di kelas. Oleh karena itu harus berusaha agar suasana di kelas menjadi menarik dan hidup, dengan cara harus terampil mengadakan variasi dalam mengajar. Akan tetapi, gunakanlah variasai secara lancar dan berkesinambungan, hingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
Ketrampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi tiga aspek, yaitu :
1. Variasi dalam gaya mengajar
2. Variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran
3. Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa
Apabila ketiga komponen tersebut dikombinasikan penggunaannya atau secara integrated, maka akan meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan keinginan, dan kemauan belajar. Keterampilan mengadakan variasi ini lebih luas penggunaanya daripada keterampilan lainnya, karena merupakan keterampilan campuran atau integrasi dengan keterampilan yang lain
6. Terampil memimpin diskusi
Diskusi merupakan cara yang baik untuk melatih siswa menguasai konsep, memecahkan masalah melalui proses memberi kesempatan berpikir, berinteraksi sosial, serta dapat meningkatkan kreativitas, membina kemampuan berkomunikasi dan terampil berbahasa.
7. Terampilan mengelola kelas
Terampil mengelola kelas adalah nafasnya pengajaran.Jika kondisi kelas ribut dan tidak terkendali, maka materi yang diajarkan menjadi sia-sia.Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, apabila terdapat gangguan kecil dan sementara maupun yang bersifat gangguan yang berkelanjutan. Tujuan guru perlu terampil mengelola kelas supaya tercipta dan terpelihara kondisi be;ajar yang optimal.
8. Ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Secara fisik, yang menandai bentuk pengajaran ini adalah terbatasnya jumlah siswa yang dihadapi guru, yaitu berkisar antara 5 samapi 9 orang untuk kelompok kecil, dan hanya seorang untuk perorangan.
Calon guru juga dituntut memiliki kemampuan untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Calon guru tersebut harus menerapkan strategi pembelajaran yang efektif dengan menggunakan pendekatan, metode dan model pembelajaran yang menarik.
Strategi pembelajaran sebagai suatu pola umum pembelajaran subyek didik atau pembelajar yang tersusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, psikologi, dan komunikasi dengan mengintegrasikan stuktur (urutan kegiatan / langkah) pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran /alat peraga, pengelolaan kelas, evaluasi dan waktu yang dipelukan agar subyek didik / pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Pendekatan merupakan suatu perencanaan dalam merancang pembelajaran yang terpola atau terorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, yang terarah secara sistematis pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai.Metode pembelajaran adalah teknik yang disusun secara terorganisir yang diterapkan dalam melakukan suatu tindakan agar tercapai tujuan yang diharapkan.Sedangkan model pembelajaran merupakan bentuk utuh dari pembelajaran yang dilakukan dengan tahapan-tahapan yang sistematis sesuai dengan karakteristik konsep yang akan disampaikan. Model memiliki sintaks (tahapan).Tidak ada model pembelajaran yang paling efekif untuk semua mata pelajaran atau untuk semua materi.Pemilihan model pembelajaran untuk diterapkan guru didalam kelas harus mempetimbangkan beberapa hal, yaitu :
1. Tujuan pembelajaran
2. Sifat materi pelajaran
3. Ketersediaan fasilitas
4. Kondisi peserta didik
5. Alokasi waktu yang tersedia
Ciri model pembelajaran yang baik :
- Adanya keterlibatan intelektual-emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap
- Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran
- Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar peserta didik
- Penggunaan berbagai metode, alat, dan media pembelajaran.
Pembelajaran yang kreatif dan inovatif tersebut hendaknya sinergis dengan paradigma baru dalam dunia pendidikan yang berorientasi pencapaian kompetensi.Dalam hal ini, tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, tetapi guru tetap bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat (Depdiknas, 2006).Oleh karena itu peranan guru lebih bertindak sebagai mediator, fasilitator, dan motivator.Pembelajaran yang dirancang tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolahnya, sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan kontekstual, artinya menyentuh langsung dalam kehidupan nyata sehari-hari.
C. Laporan Video Conference
1. Deskripsi strategi, model, metode pembelajaran
a. Strategi pembelajaran
· Pendekatan
Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan konstektualyang sering disingkat dengan CTL.CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para pesera didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini terlihat saat guru memberikan gambaran tentang penyusun tubuh makhluk hidup dan penyusun sapu tangan.Masing-masing memiliki unit terkecil sebagai penyusunnya. Guru juga memberikan gambaran tentang nukleus yang memiliki fungsi sama dengan otak sebagai pusat pengatur aktivitas.
b. Model pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan yaitu model Numbered Head Together (NHT). NHT atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.NHT pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tesebut.(Trianto, 2007)
Langkah-langkah dalam pembelajaran model NHT yang diterapkan oleh guru sebagai berikut :
· Siswa membagi dalam 4 kelompok, tiap kelompok beranggotakan 4 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomer 1 sampai 4
· Guru memberikan LKS dan masing-masing kelompok mengerjakannya
· Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
· Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
· Guru meminta siswa yang lain memberi tanggapan, apakah setuju atau tidak setuju dengan jempol ke atas atau ke bawah
· Guru memberikan kesimpulan
c. Metode pembelajaran
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode dengan penyampaian bahan pelajaran secara lisan.Guru menjelaskan tentang gambar struktur dan fungsi penyusun sel hewan dengan kalimat- kalimat yang sederhana sehingga mudah dipahami anak didik.
2. Metode Cooperative Learning
Cooperative Learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara kelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Menurut Nurul Hayati (2002) mengemukakan lima unsur dasar model Cooperative Learning yaitu ketergantungan yang positif, pertanggungjawaban individual, kemampuan bersosialisasi, tatap muka, dan evaluasi kelompok.
Guru menggunakan metode Cooperative Learning dalam bentuk model pembelajaran NHT. Siswa saling bekerja sama mendiskusikan jawaban dari LKS yang diberikan oleh guru. Masing-masing anggota dalam setiap kelompok harus mengeahui jawaban dari pertanyaan agar bisa menjawab saat guru memanggil secara acak satu nomor dari kelompok tertentu.
3. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Tanya jawab menjadi unsur pokok/penting dalam menyampaikan suatu konsep.
Metode ini muncul saat apersepsi dan akhir diskusi. Ketika apersepsi guru menunjukkan sapu tangan dan bertanya apakah kalian tahu sapu tangan tersusun dari apa? Kita uraikan, sapu tangan tersusun dari kain, Kain jika diurai tersusun dari benang, benang dari kapas.Bagaimana dengan tubuh kita?
Pada akhir diskusi, guru memberikan pos tes berupa pertanyaan lisan untuk memastikan pemahaman siswa seperti soal berikut :Siapakah aku?
Aku merupakan salah satu organel yang berbentuk bulat seperti tongkat,
Aku mempunyai fungsi untuk melakukan respirasi sel
Aku adalah?
a. Mitokondria
b. Ribosom
c. Lisosom
d. Plastida
2. Deskripsi keterampilan mengajar
Keterampilan yang dinilai adalah keterampilan mengadakan variasi.Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi.Variasi dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. (Mulyasa,2008)
Komponen-komponen dalam keterampilan mengadakan variasi mengajar ada 3 hal, yaitu sebagai berikut:
a. Variasi dalam gaya mengajar
· Variasi suara. Sudah terdapat variasi suara dari nada rendah ke tinggi dan pemberian tekanan pada kata-kata tertentu seperti membran sel, inti sel (nukleus), sitoplasma, dan organel-organel sel.
· Memusatkan perhatian. Sudah ada saat guru menunjukkan sapu tangan dan bertanya apakah kalian tahu sapu tangan tersusun dari apa?Kita uraikan, sapu tangan tersusun dari kain,Kain jika diurai tersusun dari benang, benang dari kapas. Bagaimana dengan tubuh kita?
Guru menggunakan penekanan secara verbal pada saat akan menonton video, “Perhatikan baik-baik!”, “ini adalah video yang menjelaskan tentang penyusun sel tumbuhan.”
· Kesenyapan. Sudah terdapat kesenyapan saat siswa menonton video penyusun sel hewan dan saat diskusi.
· Guru mengadakan kontak pandang dengan para siswa. Guru sudah mengadakan kontak pandang dimana pandangan guru keseluruh kelas sehingga guru tersebut dapat mengetahui perhatian dan kepahaman anak didiknya selama proses belajar mengajar. Guru juga mengadakan kontak pandang untuk mengetahui pemahaman siswa dengan bertanya, “apakah jawaban sudah benar ?” Siswa yang jawabannya sama dan setuju mengangkat jempol ke atas
· Variasi gerakan badan dan mimik muka. Sudah ada variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, anggota badan secara wajar. Guru tersenyum saat mengucapkan salam dan mempresensi siswa.
· Variasi dalam posisi guru. Guru sudah mengubah posisi dari depan kelas, berkeliiling saat diskusi, dan ke belakang kelas tanpa mengganggu suasana pembelajaran
b. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaran
Guru menggunakan berbagai media dan bahan pengajaran seperti power point, video penyusun sel hewan, buku paket, dan sapu tangan sebagai pendekatan kontekstual.
c. Variasi dalam kegiatan interaksi siswa
Guru menggunakan berbagai metode seperti ceramah, Cooperative Learning, tanya jawab untuk menarik interaksi siswa agar lebih antusias.Pola interaksi yang dilakukan guru pada saat pelajaran ada beberapa jenis yaitu (1) pola guru-murid ini dilakukan pada saat guru berceramah atau pada saat guru menjelaskan pelajaran, (2) pola murid-murid ini dilakukan pada saat peserta didik melakukan diskusi.
3. Deskripsi tentang respon siswa dalam pembelajaran
a. Interaksi antara siswa – siswa:
Guru menggunakan berbagai metode seperti ceramah, diskusi, tanya jawabsehingga pembelajaran tidak terpusat pada guru yang hanya memberikan penjelasan materi, Disini antar siswa berdiskusi dengan kelompok mereka masing-masing untuk menjawab pertanyaan dari LKS yang diberikan oleh guru.
b. Interaksi antara siswa – guru :
Dalam proses pembelajaran, terjadi adanya interaksi antara guru dengan siswa, dari awal guru berinteraksi dengan siswa. Guru memberi salam dan bertanya yang tidak masuk hari ini. Memasuki pembelajaran guru menggunakan sapu tangan sebagai pendekatan kontekstual.
Guru memberi kesimpulan diskusi dengan menjelaskan materi menggunakan metode ceramah. Dalam pembelajaran guru menggunakan buku paket dan LKS namun disini guru tidak hanya mengacu pada itu saja, pengalaman dan berbagai fakta yang ada dilingkungan sekitar yang terkait dengan materi juga disampaikan sehingga siswa tertarik dan antusias dalam pembelajaran.Guru juga interaktif melibatkan siswa dengan memberikan pertanyaan pada akhir diskusi untuk memastikan pemahaman siswa.
c. Interaksi Siswa dengan bahan ajar.
Dalam proses pembelajaran interaksi siswa terhadap bahan ajar sangat membantu siswa dalam menyerap materi pembelajaran..Siswa berinteraksi dengan media dengan membaca buku paket dan mengerjakan LKS, menonton video penyusun sel hewan, memperhatikan penjelasan dari guru dengan melihat PPT.
D. Pembahasan
1. Pendapat para ahli – kajian teori
Sebelum melaksanakan pembelajaran seorang guru harus merancang pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam kelas nanti. Misalnya saja merancang model, metode dan pendekatan yang akan diterapkan pada kelas tersebut. Selain itu guru harus menguasai keterampilan dasar mengajar.
Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hapalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar. Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting dan sangat menunjang pembelajaran kontekstual, dan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan. (Moh Uzer, 2011 )
Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas. Salah satu model pembelajaran yaitu Numbered Head Together (NHT). Langkah-langkah pembelajaran menurut Spencer Kagan (1993)yaitu :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan
Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan materi kepada peserta didik yaitu :
1. Metode ceramah
Pada metode ini, guru menyajikan bahan melalui penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap peserta didik.(Moh Uzer, 2011 )
a. Kelebihan metode ceramah
· Guru mudah menguasai kelas
· Mudah dilaksanakan
· Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar
· Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
b. Kekurangan metode ceramah
· Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
· Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya
· Bila terlalu lama membosankan
· Sukar mengontrol sejauh mana pemrolehan belajar anak didik
· Menyebabkan anak didik pasif
2. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. (Moh Uzer, 2011 )
a. Kelebihan Metode Tanya Jawab
· Lebih mengaktifkan anak didik dibandingkan dengan metode ceramah
· Anak akan lebih cepat mengerti, karena memberi kesempatan kepada anak didik untuk menanyakan hal-hal yang belim jelas dimengerti sehingga guru dapat menjelaskan kembali.
· Mengetahui perbedaan pendapat antara anak didik dan guru, dan akan membawa ke arah suatu diskusi.
· Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian anak didik.
b. Kekurangan Metode Tanya Jawab
· Mudah menyimpang dari pokok persoalan.
· Dapat menimbilkan beberapa masalah baru.
· Anak didik kadang merasa takut memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepadanya.
· Sukar membuat pertanyaan yang sesuai denhan tingkatr berpikir dan pemahaman anak didik.
c. Metode Cooperative learning
Cooperatif lerning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan oembelajaran yang telah dirumuskan. (Sanjaya.2006:239 dalam buku Ruasman). Prosedur pembelajaran cooperative :
1. Penjelasan materi, tahapan ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar kelompok
2. Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru membertikan penjelasan materi siswa bekerja dalam kelompk yang sudah dibentuk sebelumnya.
3. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran cooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan kelompoknya.
2. Pendapat observer – tentang kelebihan dan kekurangan
a. Kelebihan
· Suara guru sudah keras sehingga semua siswa bisa mendengar penjelasan guru. Selain itu guru sudah mengadakan variasi pada nada, intonasi dan volume.
· Guru sudah melakukan kontak pandang kepada semua siswa secara keseluruhan sehingga siswa merasa diperhatikan oleh gurunya.
· Guru menggunakan video yang bisa memusatkan perhatian semua siswa
· Semua siswa dapat bekerja sama, berinteraksi dan berkomunikasi antara siswa satu dengan siswa lainnya.
b. Kekurangan
· Guru belum mengadakan variasi oral yaitu variasi yang menirukan sesuatu dengan suara. Seharusnya guru mengadakan variasi oral supaya peserta didik lebih tertarik menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
· Pada saat selesai berdiskusi siswa diminta presentasi ke depan kelas tetapi hanya satu kelompok saja yang di perintahkan untuk presentasi, sehingga dapat menimbulkan rasa kecewa pada kelompok lain. Seharusnya semua siswa diperintahkan untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas sehingga siswa merasa bangga terhadap hasil diskusi kelompok mereka masing-masing dan mereka tidak kecewa.
· Guru belum menggunakan variasi alat bantu yang dapat dipegang dan dimanipulasikan sehingga siswa tidak dapat mengetahui organel sel tumbuhan secara keseluruhan. Seharusnya guru menggunakan alat bantu yang dapat dipegang dan dimanipulasi, misalnya saja manipulasi bentuk sel yang terbuat dari sterofom. Sehingga akan dapat menarik perhatian peserta didik dan peserta didik tertarik untuk menyentuh dan memperagakannya.
E. Penutup
1. Kesimpulan
· Dalam melaksanakan pembelajaran seorang guru harus merancang pembelajarannya terlebih dahulu
· Proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik dengan menggunakan strategi pembelajaran yang efektif meliputi pendekatan konstektual, model pembelajaranNHT, serta berbagai metode seperti ceramah, Cooperative learning, dan Tanya jawab.
· Dalam pembelajaran guru sudah mampu menerapkan keterampilan-keterampilan mengajar terutama keterampilan mengadakan variasi.
· Dalam proses pembelajaran terjadi adanya interaksi baik siswa dengan guru, siswa dengan siswa dan siswa dengan bahan ajar.
2. Saran
· Dalam pembelajaran seorang guru selain menggunakan pendekatan, metode, model pembelajaran yang sesuai dengan materi juga harus bisa menanamkan sikap jujur, bertanggungjawab dan kerjasama kepada siswa.
· Dalam pembelajaran guru juga harus bisa menerapkan ketrampilan-ketrampilan mengajar yang baik.
· Pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan siswa secara aktif akan membuat siswa lebih mengena pada pembelajaran.
Ø Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Ø Mulyasa. 2008. Menjadi guru profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Ø Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Ø Usman, Moh Uzer. 2011. Menjadi guru profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar