Sabtu, 17 Desember 2011

TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN


TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN
Oleh :
SURYADI (0810483046)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN UNSUR HARA MIKRO TERHADAP PERTUMBUHAN JAGUNG PADA ULTISOL YANG DIKAPUR

Penelitian ini merupakan percobaan pot dengan rancangan acak lengkap faktorial yang terdiri dari 3 faktor, yaitu pupuk kandang (0, 15, 30 ton.ha-1), unsur hara mikro Cu, Fe, Zn dan Mn (dalam bentuk CuSO4.5H2O, Fe2(SO4)3.7H2O, ZnSO4.7H2O dan MnSO4.H2O dengan aras 0, 14, 28 kg ha-1) dan kapur (tanpa kapur dan dikapur sampai mencapai kejenuhan aluminium ± 10%)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
pengaruh kombinasi unsur hara mikro, pupuk kandang dan kapur terhadap pertumbuhan tanaman jagung
mendapatkan kombinasi yang terbaik antara pupuk kandang, unsur hara mikro dan kapur terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
Tanaman jagung umumnya tidak toleran terhadap kemasaman tanah yang tinggi. Hasil penelitian Fox (1979) disimpulkan bahwa kejenuhan Al merupakan parameter yang lebih tepat untuk memperkirakan pengurangan hasil jagung pada tanah masam. Tanaman jagung akan di bawah 90 % dari maksimum apabila kejenuhan Al melebihi 12 %. Bila kejenuhan Al > 40 % pertumbuhan tanaman jagung akan menurun secara tajam (Kamprath and Foy, 1997).
Dilihat dari luasannya, Ultisol memiliki potensi untuk pengusahaan pengembangan tanaman jagung. Namun pemanfaatan Ultisol untuk budidaya jagung menghadapi berbagai kendala, seperti rendahnya tingkat kesuburan dan pH serta tingginya kejenuhan Al. Tanah ini juga rendah dalam kandungan unsur hara makro seperti P, N, K, Mg dan kandungan unsur hara mikro seperti Zn, Mo dan Pb (Notohadiprawiro, 1990; Bell and Edwards, 1999).
Pengapuran untuk mengatasi pengaruh buruk oleh kemasaman tanah yang tinggi merupakan salah satu cara yang sudah lama dikenal dan diterapkan. Radjagukguk (1983) mengemukakan bahwa reaksi kapur di dalam tanah secara sederhana sebagai berikut :

3 CaCO3 + 3 H2O > 3 Ca++ + 3HCO3 - + 3 OH-
Al3+ + 3 OH- > Al(OH)3 (mengendap)

Al3+ yang berasal dari larutan Tanah akan bereaksi dengan OH- dari hasil reaksi bahan kapur sehingga membentuk endapan Al(OH)3. Dengan demikian pemberian bahan kapur mengakibatkan pengendapan Al dalam bentuk Al(OH)3 dan pada saat yang sama pH akan meningkat. Dengan demikian keracunan Al dapat teratasi sehingga pertumbuhan akar tanaman akan baik.
Bahan organik tanah merupakan suatu sistem yang komplek dan dinamis, berasal dari sisa tanaman dan hewan yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan yang dipengaruhi factor biologi, fisika dan kimia tanah (Kononova, 1966). Bahan organik dapat berasal dari sisa tanaman, hewan seperti dalam bentuk pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan sebagainya.
Pupuk kandang sebagai sumber bahan organik tanah mempunyai kandungan hara yang berbeda-beda tergantung dari macam hewan, umur hewan, macam makanan, perlakuan dan penyimpanan pupuk sebelum dipakai (Buckman and Brady, 1982). Penambahan bahan organik juga dapat meningkatkan kapasitas jerapan karena berbagai gugus fungsional yang dimilikinya.
Karakteristik Ultisol dan pupuk kandang

Parameter
Tanah ultisol
Pupuk
kandang
Fraksi (%)
- lempung
- debu
- pasir
Kelas tekstur
KPK (Cmol (+)Kg-1
pH H2O
pH KCl
Al-dd (Cmol (+)Kg-1
C organik (%)
Bahan organik
Kation basa tertukar
(Cmol (+)Kg-1
Ca
Mg
K
Na
Kejenuhan Al (%)
P tersedia (ppm)
Unsur mikro tersedia (ppm)
Fe
Mn
Zn
Cu
N total (%)
C/N

58
28
14
Lempung
17,88
4,3
3,6
10,66
2,64
4,55

2,38
1,17
0,23
0,51
75,02
2,07

9,10
0,21
0,19





58,12
7,1


23,45
40,43






8675,12
696,27
234,55
99,25
1,22
19

Rancangan percobaan
Percobaan menggunakan rancangan percobaan acak lengkap faktorial, terdiri atas 3 faktor. Faktor pertama adalah 3 aras pupuk kandang sapi yaitu 0 t/ha (B0), 15 t/ha (B1) dan 30 t/ha (B2). Faktor kedua adalah 3 aras unsur hara mikro yaitu tanpa unsur hara mikro (M0), 14 kg/ha unsur hara mikro (M1) dan 28 kg/ha unsur hara mikro (M2). Unsur hara mikro yang dipakai adalah Fe2(SO4)3 7H2O, MnSO4.H2O, ZnSO4.7H2O dan CuSO45H2O. Faktor ketiga adalah 2 aras takaran kapur (CaCO3) yaitu 0 t/ha (K0) dan 16,63 t/ha (K1). Perlakuan diulang 3 kali.

KESIMPULAN
Terjadi interaksi antara pupuk kandang, takaran kapur dan unsur hara mikro dalam mempengaruhi parameter-parameter yang diamati. Pemberian pupuk kandang dan kapur menurunkan ketersediaan maupun konsentrasi unsur hara mikro di jaringan, meningkatkan berat basah dan berat kering akar maupun trubus. Pengapuran menurunkan Al-dd dan kejenuhan Al tetapi meningkatkan KPK maupun pH tanah. Pemberian unsur hara mikro meningkatkan unsur hara mikro baik ketersediaan dalam tanah maupun konsentrasinya dalam jaringan tanaman
Hasilnya menunjukkan bahwa pengapuran yang dilakukan meningkatkan semua parameter pertumbuhan, yaitu tinggi tanaman, berat segar trubus, berat kering trubus, beratsegar akar dan berat kering akar. Pemberian pupuk kandang sampai dosis 30 ton ha-1 masih mampu meningkatkan berat segar trubus dan berat kering trubus. Pemberian unsur hara mikro 14 kg ha-1 memberikan berat segar trubus dan berat kering trubus yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian unsur hara mikro 28 kg ha-1. Kombinasi pemberian pupuk kandang 30 ton ha-1, unsur hara mikro 14 kg ha-1 dan kapur menghasilkan berat segar trubus dan berat kering trubus tertinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar