PENGARUH LKS BERORIENTASI KEWIRAUSAHAAN
TERHADAP MINAT WIRAUSAHA, MOTIVASI
DAN HASIL BELAJAR SISWA
Prodi Pendidikan
Biologi IKIP PGRI Semarang
Jl. Sidodadi
Timur No. 24 Dr. Cipto Semarang 50125
ABSTRACT
High rate of unemployment is dominated
by high school graduates due to the efforts made in high school learning is
not optimal. Therefore it needs to be optimized by learning that emphasizes the
learning in the life-skill competencies, particularly in entrepreneurship; by
developing entrepreneurship oriented LKS. The problems in this study is how the
validity and effectiveness of the entrepreneurship oriented LKS?, aimed to be
able to develop the valid and effective entrepreneurship oriented LKS. This
type of this research is the R & D by one-group-posttest-only design. The
results showed that: (1) developed LKS declared valid. (2) Effectiveness,
namely the interest of entrepreneurship and students' motivation in learning is
high, as well as students learning outcomes are medium. The conclusion is, entrepreneurship
oriented LKS is valid and effective.
Key
words: LKS, interests, motivation, learning outcomes, entrepreneurship.
ABSTRAK
Tingginya
angka pengangguran didominasi oleh lulusan SMA yang disebabkan
belum optimalnya upaya pembelajaran yang dilakukan di SMA. Oleh karena itu perlu dioptimalkan dengan pembelajaran yang
memberikan penekanan pembelajaran ke arah
kompetensi life-skill khususnya
kewirausahaan yaitu dengan
mengembangkan LKS
berorientasi kewirausahaan. Permasalahan
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kevalidan dan keefektifan LKS berorientasi ke-wirausahaan?, dengan tujuan dapat mengembangkan LKS
berorientasi ke-wirausahaan yang
valid dan efektif. Jenis penelitian
adalah R&D dengan desain one-group-posttest-only. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
(1) LKS yang dikembangkan dinyatakan valid. (2) keefektifan,
yaitu minat wirausaha dan motivasi
belajar siswa
tergolong tinggi, serta hasil belajar
siswa tergolong sedang. Kesimpulannya ialah, LKS berorientasi kewirausahaan termasuk valid
dan efektif.
Kata-kata Kunci: LKS,
minat, motivasi, hasil belajar, kewirausahaan.
PENDAHULUAN
Menurut Agusnuramin (2011),
jumlah pengganguran di Indonesia mencapai 9, 39 juta jiwa. Sesuai survei,
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Arizal Ahnaf di Jakarta, Senin (5/1/2011), menjelaskan,
pengangguran terdidik di-dominasi lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan sebesar 17,26 persen dari jumlah penganggur. Kemudian disusul lulusan
Sekolah Menengah Atas (14,31 persen), lulusan universitas 12,59 persen, diploma
11,21 persen, baru lulusan SMP 9,39 persen dan SD ke bawah 4,57 persen (Tempo
interaktif, 2011). Hal ini membukti-kan
bahwa pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah rata-rata berbasis isi, dimana pembelajaran bersifat konvensional
yaitu pembelajaran yang pola pengajarannya berpusat pada guru (Teacher Centered), yang pembelajarannya
terjadi interaksi satu arah, dimana siswa hanya bisa mendengar, mencatat, dan
mematuhi semua perintah guru yang mengakibatkan siswa menjadi bosan, tidak
termotivasi dan tidak ada kemauan untuk belajar, sehingga akan berdampak
negatif pada hasil belajar siswa, selain itu kompetensi dan skill siswa juga
tidak berkembang.
Permasalahan di atas
perlu mendapatkan perhatian yang serius yaitu di- perlukan penanganan suatu
pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang menekan-kan pembelajarannya ke arah
kompetensi seperti pengembangan kemampuan intelektual, keterampilan,
kreativitas, sikap dan kepribadian yang mengarah kepada kemauan belajar dan
kemauan berwirausaha. Menurut Sailah (2008) kompetensi berwirausaha dapat
diberikan melalui beberapa cara, antara lain dapat diberikan dalam mata
pelajaran tersendiri atau diselipkan di semua mata pelajaran yang relevan
dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran yang membangun spirit
kewirausahaan.
Mewujudkan hal tersebut
perlu adanya teknik yang khusus. Menurut Darmojo dan Kaligis (1992) dalam
Senam, dkk (2008) menjelaskan bahwa
penggunaan LKS dalam pembelajaran dapat mengubah pola pembelajaran dari
pola pembelajaran yang berpusat dari guru menjadi pola pembelajaran yang
berpusat pada siswa (Student Centered),
selain itu dapat memotivasi siswa, memudahkan dalam mengarahkan siswa untuk
menemukan konsep diri, serta dapat digunakan
untuk
mengembangkan keterampilan proses. Dengan keterampil-an proses, siswa akan terbiasa
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan
kata lain, peggunaan LKS dalam pembelajaran berpengaruh terhadap minat
berwirausaha, motivasi dan hasil belajar siswa. Namun LKS sains Biologi yang
beredar untuk SMA belum memberikan penekanan ke arah kompetensi khususnya
kewirausahaan dan menurut Widjajanti, dkk (2008) kualitas LKS SMA yang beredar
belum semua baik. Oleh karena
itu perlu adanya pengembangan LKS biologi yang berkualitas baik, yang bisa
memberikan penekanan pembelajaran ke arah kompetensi seperti pengembangan kemampuan intelektual,
keterampilan, kreativitas, sikap dan kepribadian yang mengarah kepada kemauan
belajar dan kemauan berwirausaha.
Berdasarkan latar
belakang di atas, permasalahan yang
akan dicari pemecahannya dalam
penelitian ini adalah: (1) bagaimana kevalidan LKS ber-orientasi kewirausahaan?, (2) bagaimanakah keefektifan
LKS berorientasi ke-wirausahaan
terhadap minat wirausaha, motivasi dan hasil belajar siswa.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengembangkan LKS
berorientasi kewirausahaan yang valid, (2) mengembangkan LKS berorientasi kewirausahaan yang efektif terhadap minat wirausaha, motivasi dan hasil
belajar siswa.
MATERIAL
DAN METODE PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai dengan September 2011 di SMA Negeri 09
Semarang, yang berlokasi di Jalan Cemara Raya, Padangsari, Kecamatan
Banyumanik, Kota Semarang.
B.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Negeri 09 Semarang Tahun Pelajaran
2011/2012 sebanyak 10 kelas, dengan sampel penelitian adalah kelas X-8,
berjumlah 36 siswa.
C. Teknik
Sampling
Teknik sampling yang
digunakan adalah sampling
probabilita, yaitu sampling
acak kelompok (cluster random
sampling). Dari 10 kelas, diambil satu
kelas sebagai sampel untuk diberi perlakuan.
D. Instrumen
Penelitian
Instrumen yang
dipergunakan dalam penelitian ini antara lain:
a.
Lembar validasi untuk mengukur kevalidan LKS berorientasi kewirausahaan
b.
Lembar angket minat kewirausahaan dan
wawancara untuk mengukur minat kewirausahaan
c.
Lembar angket motivasi belajar, lembar
observasi dan wawancara untuk mengukur
motivasi belajar
d.
Tes formatif untuk mengukur hasil
belajar kognitif
E.
Jenis dan Desain Eksperimen
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D),
dengan desain pra-eksperimental, yaitu one-group-possstest-only.
Metode pengujian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Kelompok Eksperimen X T
Gambar 1. Metode Pengujian Pengembangan
LKS Berorientasi Kewirausahaan
Keterangan:
X : perlakuan
dalam pembelajaran dengan menggunakan LKS berorientasi kewirausahaan
T : postes untuk mengetahui pengaruh LKS
berorentasi kewirausahaan terhadap minat wirausaha, motivasi, dan hasil belajar
siswa.
F. Prosedur
Langkah-langkah dalam menggunakan desain ini adalah sebagai berikut:
a.
Memberikan perlakuan
pada subjek dengan
X, yaitu LKS berorientasi kewirausahaan
b.
Makukan
T, yaitu posttest untuk
mengetahui sikap wirausaha
siswa setelah mendapatkan
perlakuan X.
G.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Metode
Pengumpulan Data.
Data
|
Teknik pengambilan data
|
Instrumen
|
Waktu pengambilan
|
Hasil belajar
kognitif
|
Tes tertulis
|
Soal pilihan ganda
|
sesudah pelaksanaan
pembelajaran
|
Minat kewirausahaan
|
Triangulasi data
|
Lembar angket dan
wawancara
|
sesudah pelaksanaan
pembelajaran
|
Motivasi belajar
|
Triangulasi data
|
Lembar angket,
lembar observasi dan wawancara
|
sesudah pelaksanaan
pembelajaran
|
lembar kerja siswa
berorientasi kewirausahaan
|
Validasi pakar
|
Lembar validasi
|
Sebelum pelaksanaan
pembelajaran uji coba terbatas
|
H.
Analisis dan Interpretasi Data
1.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a.
Validitas
Validitas angket minat wirausaha, motivasi belajar, dan tes kognitif,
dengan rumus:
Keterangan :
= koefisisen korelasi antara x
dan y
n =
jumlah siswa
X = skor
butir skor
Y = skor
total butir soal
(Arikunto, 2002).
Harga rxy yang
diperoleh dibandingkan dengan rtabel. Apabila rxy > rtabel
maka soal dikatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat penelitian.
b.
Reliabilitas
Analisis
reliabilitas angket minat wirausaha, motivasi belajar dan tes kognitif, dengan
Rumus :
Keterangan :
=
reliabilitas instrumen
K =
banyaknya butir soal
M =
rata-rata skor total
Vt =
varians total
(Arikunto, 2002).
Harga r11 yang
diperoleh dibandingkan dengan rtabel. Apabila r11 >
r tabel maka item soal tes dikatakan
reliable dan dapat digunakan sebagai alat penelitian
2.
Validitas dan keefektifan LKS Berorientasi
Kewirausahaan
a.
Validitas
Lembar Kerja Siswa Berorientasi Kewirausahaan
Validasi LKS
Berorientasi Kewirausahaan dalam penelitian ini, dilakukan analisis dengan
rumus (Hobri, 2009), sebagai berikut:
Va =
Keterangan:
Va : nilai
rerata soal untuk semua aspek
Ai :
rerata nilai untuk aspek ke-i
n :
banyaknya aspek
Tolok ukur
validitas dari model yang dikembangkan
menurut Hobri (2009) adalah sebagai berikut.
1 ≤ Va < 2 tidak valid
2 ≤ Va < 3 kurang valid
3 ≤ Va < 4 cukup valid
4 ≤ Va < 5 valid
Namun, dalam
penelitian ini kriteria dimodifikasi menjadi seperti berikut:
1 ≤ Va < 2 tidak valid
2 ≤ Va < 3 kurang valid
3 ≤ Va < 4 valid
Keterangan : Va
= rata-rata penilaian ahli
b.
Keefektifan
Lembar Kerja Siswa Berorientasi Kewirausahaan
Keefektifan LKS berorientasi kewirausahaan dapat dilihat dari:
1)
Data
Angket Minat Wirausaha dan Motivasi Belajar
Data
angket wirausaha dan motivasi belajar siswa digunakan untuk
melihat keefektifan LKS berorientasi kewirausahaan yang akan
diperkuat dengan hasil observasi dan wawancara siswa. Data angket diperoleh
dengan cara menghitung skor siswa yang menjawab
masing-masing item sebagaimana
terdapat pada angket.
Data tersebut dianalisis dengan
teknik persentase yang
dinyatakan oleh Riduwan (2010)
sebagai berikut:
2)
Data
Hasil Belajar
Mengukur Nilai Akhir (hasil belajar peserta didik)
menggunakan rumus sebagai berikut:
NA = QUOTE
Keterangan :
NA : Nilai Akhir
(hasil belajar peserta didik) pada konsep bakteri
Analisis keefektifan LKS berorientasi kewirausahaan
terhadap hasil belajar siswa berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang
ditentukan pada mata pelajaran biologi di SMA Negeri 09 Semarang, yaitu ≥ 70.
Menentukan presentase ketuntasan secara klasikal (Tim, 2004) dengan rumus
sebagai berikut:
P = QUOTE
Keterangan:
P : ketuntasan
belajar secara klasikal
:
jumlah peserta didik yang tuntas secara individual (≥ 70)
:
jumlah peserta didik
Tolok
ukur keberhasilan keefektifan lembar Kerja Siswa berorientasi kewirausahaan
terhadap minat wirausaha, motivasi dan hasil belajar siswa menggunakan kriteria
(Riduwan, 2010)
sebagai berikut:
0 <
X ≤ 20 sangat
rendah
20
<
X ≤ 40 rendah
40
<
X ≤ 60 sedang
81
<
X
≤ 80 tinggi
81 < X ≤ 100
sangat
tinggi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian pada
penelitian ini adalah (1) validasi LKS berorientasi kewirausahaan dan (2) hasil uji keefektifan LKS berorientsai
kewirausahaan terhadap minat wirausaha, motivsi dan hasil belajar siswa.
A. Validasi
LKS Berorientasi Kewirausahaan
Kevalidan LKS
berorientasi kewirausahaan
dapat
dilihat dari hasil validasi. Selaku validator adalah Prof. Drs. Anton Sukarno,
M. Pd. dan Drs. Agung Purwoko, M.Pd. Berdasarkan hasil analisis yang
diperoleh bahwa nilai Va untuk LKS berorientasi kewirausahaan adalah 3 masuk
dalam kriteria valid.
B. Keefektifan
LKS Berorientasi Kewirausahaan
Keefektifan LKS berorientasi kewirausahaan dapat dilihat dari hasil
analisis data minat wirausaha, motivasi belajar dan hasil belajar siswa.
1. Minat
Wirausaha Siswa
Hasil analisis data
tentang pengaruh LKS berorientasi kewirausahaan terhadap minat kewirausahaan
siswa kelas X-8 di SMA N 09 Semarang pada pokok materi bakteri dapat
diperhatikan pada Gambar 2
berikut:
Gambar
2.
Persentase Minat Berwirausaha Siswa Kelas X-8
Gambar 2 menunjukkan
bahwa siswa SMA N 09 Semarang Kelas X-8
memiliki karakteristik minat kewirausahaan yang sangat tinggi dengan
persentase nilai rata-rata minat kewirausahaan sebesar 85,8%. Sangat tingginya nilai aspek-aspek
kewirausahaan ini disebabkan karena kegiatan-kegitan yang ada dalam LKS
berorientasi kewirausahaan mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan
nyata, yaitu memunculkan permasalahan berbasis proyek ataupun produk yang
berkaitan dengan materi, menyusun rancangan produk dan membuat produk yang
berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam LKS tersebut. Dengan adanya
kegiatan-kegiatan tersebut, maka siswa akan lebih tertantang, sehingga
nilai-nilai karakter wirausaha
dapat diinternalisasikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sudarmiatin
(2009) metode pembelajaran yang sangat sesuai dengan pembelajaran kewirausahaan
adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran
dengan kehidupan nyata.
Tingginya
persentase nilai minat berwirausaha siswa juga disebabkan karena
kegiatan-kegiatan dalam LKS berorientasi kewirausahaan memberikan pembelajaran
berorientasi kepada siswa yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencari informasi dari berbagai sumber untuk memecahkan permasalahan yang ada
dalam LKS, mendiskusikan dan menyampaikan hasil diskusi. Dengan memberikan
kesempatan siswa untuk menyelesaikan per- masalahan yang berorientasi dengan
fakta kehidupan, dan
mengkomunikasi-kan
hasil pemecahan masalah kepada orang lain, tentunya hal semacam ini dapat
berpengaruh dalam menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter wirausaha pada diri
siswa. Hal tersebut terjadi karena dalam proses diskusi terdapat pemodelan,
yaitu pembentukan sikap melalui proses mencontoh. Siswa akan berani
mengemukakan pendapat, saran, tanggapan karena melihat temannya berani
melakukan hal tersebut. Sehingga siswa tersebut mempunyai keyakinan untuk
melakukan hal yang sama.
2. Motivasi
Belajar Siswa
Hasil analisis data
tentang pengaruh LKS berorientasi kewirausahaan terhadap motivasi belajar siswa kelas X-8 di SMA
N 09 Semarang pada pokok materi bakteri dapat diperhatikan pada Gambar 3 berikut:
Gambar 3. Persentase Nilai Motivasi Belajar Siswa Kelas X-8
Gambar 3 menunjukkan
bahwa siswa SMA N 09 Semarang Kelas X-8 memiliki karakteristik motivasi belajar
yang tinggi
dengan persentase nilai rata-rata motivasi belajar sebesar 75%. Tingginya nilai aspek-aspek
motivasi belajar siswa ini disebabkan karena kegiatan-kegitan yang ada dalam
LKS berorientasi kewirausahaan berisikan permasalahan yang menantang, menarik
dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi, dimana kegiatan-kegiatan dalam LKS
berisi tentang permasalahan yang membutuhkan ide-ide baru yaitu untuk merancang
dan membuat produk jasa bakteri. Sehingga mengharuskan siswa untuk mencari
informasi yang lebih banyak dari berbagai sumber. Menurut Uno (2010) menyatakan
bahwa rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
dan rasa ingin tahu ini dapat ditimbulkan oleh suasana yang dapat mengejutkan,
keragu-raguan, ketidaktentuan, adanya kontradiksi, menghadapi masalah yang
sulit dipecah-kan,
menemukan suatu hal yang baru, menghadapi teka-teki. Hal tersebut menimbulkan
semacam konflik konseptual yang membuat siswa merasa penasaran, dengan
sendirinya menyebabkan siswa berupaya keras untuk memecahkannya. Dalam upaya
yang keras itulah motivasi belajar siswa bertambah.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari tujuh aspek-aspek motivasi belajar, ada satu
aspek motivasi belajar yang tergolong dalam kriteria sedang dengan persentase
skor yang diperoleh sebesar 50,7%, yaitu aspek jumlah waktu
yang disediakan untuk belajar. Hal tersebut juga didukung oleh peryataan siswa
yang memperoleh skor motivasi belajar rendah menyatakan bahwa: “belajar jika
ada ulangan saja, dan waktu untuk mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) di sekolah
pada pagi harinya”.
Perilaku siswa yang demikian disebabkan karena
kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya belajar, siswa kurang dapat
mengarahkan dan mengendalikan perilakunya sehingga menunjukkan perilaku yang
menyimpang dari kegiatan belajar. Hal ini dapat diartikan dalam diri siswa kedisiplinan belajar masih kurang, siswa yang
disiplin dalam belajar akan mampu mengarahkan diri dan mengendalikan
perilakunya sehingga menunjukkan keteraturannya dalam kegiatan belajar. Menurut
Imelda (2002) dalam Prasti (2005) siswa yang disiplin belajar akan terlihat
memiliki waktu belajar yang teratur, belajar sedikit demi sedikit,
menyelesaikan tugas pada waktunya dan belajar dalam suasana yang mendukung.
Siswa yang kurang disiplin dalam belajar merupakan dampak dari motivasi belajar siswa kurang khususnya dalam
aspek jumlah waktu yang disediakan untuk belajar.
3. Hasil
Belajar Siswa
Hasil analisis data tentang pengaruh LKS
berorientasi kewirausahaan terhadap hasil belajar siswa kelas X-8 di SMA N 09 Semarang
pada pokok materi bakteri dapat diperhatikan pada Gambar 4 berikut:
Gambar
4.
Persentase Ketuntasan Siswa Kelas X-8
Gambar 4 menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa SMA N 09 Semarang Kelas X-8 masuk dalam kriteria
sedang, dengan persentase sebesar 41,7 % siswa mencapai ketuntasan belajar. Hasil ini belum sesuai target penelitian yaitu 85% siswa yang
memperoleh nilai tuntas. Menurut Mulyasa (2004) menyatakan bahwa keberhasilan
kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan, menguasai
kompetensi atau tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan
pembelajaran, dan sekurang-kurangnya 85% jumlah peserta didik yang mencapai
ketuntasan dari keseluruhan jumlah siswa yang ada di kelas.
Hasil
tersebut disebabkan kecerdasan dan kemampuan
kognitif dari siswa kelas X-8 masih rendah, dimana kurangnya kemampuan siswa
untuk memahami dan menganalisis konsep. Hal ini terlihat dari banyak jawaban
siswa yang salah pada soal-soal
pemahanan dan analisis. Selain itu, disebabkan kondisi sosial dari siswa
kelas X-8 masih bersifat individual, yaitu siswa lebih senang dengan kerja mandiri daripada kerja kelompok karena setiap
kerja kelompok sebagian siswa tidak aktif dan kreatif dalam kerja kelompok. Hal
ini sesuai dengan pernyataan siswa kelas X-8 yang menyatakan bahwa: “setiap
tugas kelompok banyak siswa yang tidak ikut mengerjakan tugas kelompok, hanya
sebagian siswa saja yang benar-benar mengerjakan”. Dengan perilaku siswa yang
demikian, maka siswa yang tidak ikut aktif dan kreatif dalam kerja kelompok
tidak akan memperoleh ilmu atau informasi dari guru dengan perantara tugas yang
diberikan itu. Sehingga persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya
mencapai 41,7% dan belum mencapai target penelitian yaitu 85% siswa yang
mencapai ketuntasan. Sebagaimana Purwanto (2002) menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, kemampuan kognitif dan
kondisi sosial dari siswa.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian,
dapat disimpulkan bahwa:
1. LKS
berorientasi kewirausahaan yang dikembangkan dinyatakan valid dengan skor Va
adalah 3.
2. LKS
berorientasi kewirausahaan yang dikembangkan efektif, hal ini dapat terlihat
dari:
a. Minat
wirausaha siswa tergolong dalam kriteria sangat tinggi, yaitu dengan persentase
nilai rata-rata minat wirausaha sebesar 85,5%.
b. Motivasi
belajar siswa tergolong dalam kriteria tingggi, yaitu dengan persentase nilai
rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 75%.
c. Hasil
belajar siswa tergolong sedang, yaitu dengan persentase jumlah siswa yang
mencapai KKM sebesar 41,7%.
UCAPAN
TERIMA KASIH
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya yang senantiasa menyertai penulis hingga
akhirnya naskah hasil penelitian ini dapat terselesaikan.
Penulis sampaikan juga terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada berbagai pihak
sehingga naskah hasil penelitian ini tersusun dan terselesaikan dengan baik,
diantaranya:
1. Endah
Rita S. D, S. Si.,M. Si. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi yang telah
menyetujui usulan topik skripsi peneliti dan sebagai Pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga
kesulitan dan hambatan dapat teratasi.
2. Prasetiyo,
S. Pd., M. Pd. Pembimbing II yang telah mengarahkan peneliti dengan penuh
ketelitian dan kecermatan serta telah membimbing peneliti dengan penuh dedikasi
yang tinggi.
3. Kepala
Sekolah SMAN 09 Semarang yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian
di instansi yang dipimpinnya.
Semoga naskah hasil penelitian ini
dapat berguna dan memberikan manfaat bagi semua. Amin.
DAFTAR
PUSTAKA
Agusnuramin.
2011. Jumlah pengangguran di Indonesia 9,43 juta
orang dan dampaknya pengangguran. Jakarta,
5 Mei.
Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar
evaluasi pendidikan (Ed. Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Hobri.
2009. Metode penelitian pengembangan
(Developmental Research) (aplikasi pada penelitian pendidikan matematika).
Jember. Universitas Jember.
Mulyasa,
E. 2003. Kurikulum berbasis kompetensi.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Prasti.
2005. Hubungan antara motivasi belajar dengan disiplin belajar siswa pada
saat layanan pembelajaran di kelas II SMU Negeri 1 Limbangan Kabupaten Kendal
tahun 2004/2005. Semarang: Unnes.
Purwanto, N. 2002. Psikologi
pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Riduwan. 2010. Skala pengukuran variabel-variabel penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sailah, I. 2008. Pengembangan
soft skills di Perguruan Tinggi. Makalah disampaikan pada Pelatihan Model
Pengembangan Soft Skill di Perguruan Tinggi UNNES.
Sudarmiatin. 2009. Entrepreneurship
dan metode pembelajarannya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Malang: LP3
Universitas Negeri Malang.
Sugiyono. 2010. Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dan Research and Development.
Bandung: Alfabeta.
Tim. 2004. Pedoman umum pengembangan penilaian. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press.
Uno,
H. 2010. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Widjajanti, E. 2008. pelatihan
penyusunan lks mata pelajaran kimia berdasarkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan bagi guru smk/mak. Makalah disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian
pada Masyarakat di Perguruan Tinggi UNY.