BIOLOGI SEL
Januari 24, 2010- 1. Pengertian Mitosis
Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan yang menghasilkan sel gamet. Mitosis hanya terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan organ tubuh mahluk hidup.
- Tahapan Mitosis
- Profase
1) Benang- benang kromatin di nukleus yang semula berbentur jala berubah semakin menebal dan memendek, menjadi kromoson. Pada fase ini kita dapat menghitung jumlah pasangan kromoson di dalam sel. Benang- benang kromosom tersebut berpasangan. tiap-tiap benang kromoson menggandakan diri sehingga membentuk struktur simetris yang disebut sebagai kromatid. Jadi, jumlah benang kromoson menjadi dua kali lipat. kromatid tersebut saling berhubungan melalui suatu bentukan yang bulat yang disebut sentromer.
2) Membran nukleus melebur sehingga sel tidak memiliki membran intinukleous (anak inti) tidak tampak lagi, yang berarti kegiatan transkripsi (DNA mengkopi diri membentuk RNA) tidak berlangsung lagi.
3) Pada sel hewan terdapat sentriol yang membelah diri, kemudian masing- masing menuju ke kutub, dari kutub sentriol membentuk banang- benang spindel yang menghubungkan kedua kutub sel. Melalui kutub spindel inilah nantinya tiap- tiap kromoson berjalan menuju kutub masing- masing.
- Matafase
1) Kromatid terletak dibidang ekuator, menggantung pada benang spondel melalui sentromer. Pada metafase tampak adanya dua kromatid hasil penggandaan profase (satu kromatid mengandung satu sel kromosom), yang sedang mengalami pembagian menjadi dua tiap- tiap sel anak akan mendapatkan satu kromatid. Sentromer juga dapat disebut kinetokor.
2) Benang- benang spindel tampak semakin jelas
- Anafase
- Telofase
1) Benang- benang kromosom sudah berada didaerah kutub msing- masing yang semakin lama semakin menipis, kemudian berubah menjadi benang- benang kromatin yang tipis.
2) Membran nukleus mulai terbentuk
3) Nukleus mulia muncul kembali
4) Pada bidang ekuator terbentuk penebalan plasma, yang selanjutnya akan membagi sel anak yang identik stu sama lain dan identik dengan sel induknya
- Interfase
1) Fase Pertumbuhan Primer (G1)
Sel yang baru terbentuk mengalami pertumbuhan tahap pertama organel – organel yang ada didalam sel seperti mitokondri, retikulum endoplasma, kompleks Golgi, dan organel yang lainnya memperbanyak diri guna menunjang kehidupan sel.
2) Fase Sintesis (S)
Pada tahap ini, sel melakukan sintesis terutama sintesis materi genetik. materi genetik adalah bahan- bahan yang akan dwariskan kepada keturunannya. materi genetik yang disentosis adalah DNA.
3) Fase Peertummbuhan Sekunder (G2)
Menjelang mitosis berikutnya, sel melakukan pertumbuhan kedua dengan memperbanyak organel- organel yang dimilikinya. hal ini dimaksudkan agar organel- organel tu dapat diwariskan kepada setiap sel keturunannya.
- Fungsi Mitosis Bagi Mahluk Hidup
Pada beberapa jenis tumbuhan, mitosis menghasilkan suatu organisme baru yang utuh melalu reproduksi seksual dan memiliki gen- gen yang sama persis dengan induknya.
2. Pengertian Meiosis
Pembelahan meiosis adalah pembelahan satu sel induk yang menghasilkan empat sel anak. Setiap sel anak hasil meiosis mewarisi setengah set kromosom sel induk. Mula-mula sel induk memilki 2n kromosom (sel diploid) dan akhirnya terbentuk empat sel anak yang masing-masing memiliki n kromosom (sel haploid).
Baik sel sperma maupun sel ovum mewarisi setengah set kromosom sel induk. Jadi, masing-masing merupakan sel haploid. Jika terjadi fertilisasi, ovum dan sperma melebur menjadi satu sel zigot. Sel zigot mengandung 2n kromosom (sel haploid). Jadi, di dalam sel zigot terkandumg setengah set kromosom induk jantan dan separuh sifat induk betina.
- Tahapan Meiosis I
- Profase I
- Leptoten dengan ciri kromosom memanjang, dan tampak tunggal.
- Zigoten dengan ciri pasangan kromosom homolog membentuk n bivalen.
- Pakiten dengan ciri bivalen memendek
- Diploten dengan ciri homolog sedikit tertarik berpisahan sehingga tampak kromatid dan hia mata yang tepisah.
- Diakinesis dengan ciri sentromer homolog bergerak menjauh, kromatid terus memendek.
Kemudian (diploten), kedua homolog ini semakin menjauh. Pada saat ini fakta bahwa masing-masing mengandung sepasang kromatid seasal pada akhirnya mulai kelihatan. Jadi, setiap bivalen mengandung empat utasan kromatid. Akan tetapi, keempat utasan itu tetap berkaitan dengan dua mekanisme, yaitu:
- Kromatid seasal setiap homolog tetap menempel pada satu sentromernya.
- Pada satu titik atau lebih dua kromatid tidak seasal terikat bersama.
- Metafase I
- Anafase I
Menuju ke kutub sel itu masih mengandung dua kromatid atau masih berpasangan. Dengan dimulainya anafase I, kedua sentromer setiap bevalen berpindah ke kutubnya masing-masing hal ini memisahkan bevalen tersebut menjadi setengah bevalen.
- Telofase
- Meiosis II
1). Profase II
Pada fase awal benang kromatin menebal dan memendek membentuk kromosom. Pada fase ini tidak terjadi proses penggandaan kromosom sehingga jumlah set kromosom tetap.
2). Metafase II
Kromosom mengumpul di daerah ekuator. Setengah kromosom mengarah ke kutub masing-masing. Sentromer terbagi dua, masing-masing mengarah ke kutub, sebagai tempat melekatnya kromosom pada benang-benang spindel.
3). Anafase II
Kromosom bergerak menuju ke kutub masing-masing.
4). Telofase II
Setelah kromosom terbentuk di kutub masing-masing, terbentuklah membran inti. Tiap-tiap inti mengandung n kromosom (sel haploid). Akhirnya diikuti oleh proses sitokinesis sehingga seluruhnya terbentuk empat sel anak haploid.
- A. Siklus sel
Siklus Sel :
Go = Sel sedang diam
G1 = RNA dan protein dibuat
S = DNA dibuat
G2 = Perlengkapan untuk pembelahan ( mitosis ) di bangun/dibuat
M = Mitosis ( Sel membelah menjadi dua )
- 1. Phase Go ( resting stage ) :
- 2. Phase G1:
- 3. Phase S :
- 4. Phase G2 :
- 5. Phase M :
Mitosis dan meiosis merupakan bagian dari siklus sel dan hanya mencakup 5-10% dari siklus sel. Persentase waktu yang besar dalam siklus sel terjadi pada interfase. Interfase terdiri dari periode G1, S, dan G2. Pada periode G1 selain terjadi pembentukan senyawa-senyawa untuk replikasi DNA, juga terjadi replikasi organel sitoplasma sehingga sel tumbuh membesar, dan kemudian sel memasuki periode S yaitu fase terjadinya proses replikasi DNA. Setelah DNA bereplikasi, sel tumbuh (G2) mempersiapkan segala keperluan untuk pemisahan kromosom, dan selanjutnya diikuti oleh proses pembelahan inti (M) serta pembelahan sitoplasma (C). Selanjutnya sel hasil pembelahan memasuki pertumbuhan sel baru (G1).
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan reduksi). Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.
Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:
- Profase:
Pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin
menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi
kromatid. - Metafase:
Pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom
/kromatid mudah diamati dan dipelajari. - Anafase:
Pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju ke kutub-kutub pembelahan sel. - Telofase:
Pada tahap ini terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi dua bagian) dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian).
Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II baik meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :
Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.
Perbedaan Antara Mitosis Dengan Meiosis
Aspek yang dibedakan | Mitosis | Meiosis |
Tujuan | Untuk pertumbuhan | Sifat mempertahan-kan diploid |
Hasil pembelahan | 2 sel anak | 4 sel anak |
Sifat sel anak | diploid (2n) | haploid (n) |
Tempat terjadinya | sel somatis | sel gonad |
- B. Diferensiasi Sel
Terjadinya diferensisasi, berlangsung saat embrio. Dengan adanya diferensisasi terjadi pembagian pekerjaan atau aktivitas tubuh sehingga lebih efektif. Dengan adanya diferensisasi maka akan terjadi spesialisai bagi berbagai populasi sel anak. Spesialisasi itu terjadi baik intra maupun ekstra seluler.
Spesisalisasi ekstra ialah seperti pembentukan serat ekstra seluler oleh sel-sel fibroblas pada jaringan pengikan dan penunjang, lalu pembentukan bahan metriks, bagi sejenis jaringan dan populasi sel adalah khas.
- Sel otak banyak mengandung mikrofilamen aktin dan miosin yang tersusun berjejer rapat, juga banyak mengandung mitokondria sebagai sumber energi bagi proses berkerut mengendur.
- 2. Sel kelenjar penghasil enzim banyak mengandung retikulum endoplasma dan alat golgi yang besar.
- Sel efitel kulit banyak mengadung retikulum endoplasma dan giat meproduksi serat keratin.
- Sel saraf memiliki bentuk khas panjang halus seperti serat dan mampu
mengalirkan rangsangan listrik maupun kimia, pada ujung serabut
menghasilkan cairan kimia yang disebut neurotransmitter.
- C. Tahap diferensiasi
- Zigot
- Blastula
- Gastrula
- Tubulasi
- Organogenesis
Bumbung mengalalami diferensiasi lagi berbentuk berbagai alat. Bumbung saraf membentuk bagian-bagian otak dengan kuncup indera. Bumbung endoterm berdiferensiasi membentuk saluran pencernaan dan saluran pernapasaan termasuk kelenjar hati dan pankreas. Bumbung mesoderm berdiferensiasi membentuk otot , tulang, ginjal, gonad, jaringa pengikat, serta darah bersama pembuluh dan jantung.
TEMPAT DIFERENSIASI DAN FAKTOR-FAKTOR DIFERENSIASI
- A. TEMPAT DIFERENSIASI
Diferensiasi terjadi pada tiga tempat, yaitu intra dan ekstrasel, populasi sel serta jaringan dan alat.
- Diferensiasi intrasel dan ekstrasel
- Diferensiasi populasi sel, diferensiasi jaringan dan alat.
Sel embrio dan sel induk mampu berdifernsiasi. Sel embrio artinya masih pluripoten, sel dewasa unipoten. Sel induk selalu bersifat muda dan umurnya yang terbatas diperbaharui pada sel anak. Sel embrio yang terdapat pada seluruh bagian tubuh embrio, sel induk terkandung dalam berbagai jaringan atau alat/organ sejak embrio sampai dewasa. Pada tumbuhan, sel induk terdapat pada jaringan meristem, yaitu pada pucuk akar, pucuk batang, cambium. Pada hewan terdapat dalam gonad, disebut epitel germinal, lapisna benih epidermis/kulit luar, sumsum tulang kelenjar, lapisan lender saluran pencernaan, saluran pernapasan, kelamin dan saluran kemih; juga tersebar pada jaringan pengikat di berbagai daerah tubuh.
Sel yang sudah berdiferensiasi tidak mampu lagi bermitosis, namun akan menua. Hal ini disebabkan Karena sifat kehidupan memiliki umur terbatas, fana, tidak kekal. Pada suatu ketika sel menua pun akan mati.
- B. FAKTOR DIFERENSIASI
- Faktor Ekstrinsik
Protoplasma, merupakan bahan sel anak, sebagian besar terdiri dari protein dan lemak. Lemak membina membrane bersama protein, sedngkan protein sendiri membina sebagian besar organel dan bahan produksi. Oleh sebab itu dalam pertumbuhan dan diferensiasi, sintesa protein memegang peran utama. Arah diferensiasi ditentukan pada arah atau bentuk sintesa protein. Factor intrinsic dan ekstrinsik diferensiasi di atas berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sintesa protein.
Contoh diferensiasi sel embrio jadi sel pigmen melanosit. Sel pigmen mengandung pigmen melamin. Melanin dibentuk dari bahan mentah asam amino fenilalanin, maka diperlukan enzim tironase. Enzim ini disintesa dalam reticulum endoplasma, lalu disekresi berupa granula berisi pigmen melanin oleh badan golgi. Enzim tersebut disintesa melalui proses transkripsi (pencetakan ARN) dan tranlasi (menerjemahkan informasi genetis yang dibawa ARN-m menjadi untaian asam amino dalam ribosom). Trnskripsi dan translasi ditentukan oleh kromatin dalam inti. Kadar fenilalanin dalam sitoplasma juga ikut menentukan diferensiasi sel induk menjadi melanosit.
Diferensiasi sel embrio menjadi sel otot dipengaruhi oleh banyak factor dan melalui proses yang panjang serta menempuh sintesa protein. Mikrofilamen aktin dan myosin adalah protein. Untuk terbentuknya mikrofilamen diperlukan enzim dan enzim terbentuk melaluisintesa protein. Pada sel otot banyak mengandung mitokondria yang terdiri dari lemak dan protein. Diferensiasi sel embrio menjadi sel epidermis melalui tahapan sintesa protein karena serat keratin yang membina sel tersebut adalah protein.
Diferensiasi untuk menjadi sel kelenjar akan menghasilkan lender, enzim, hormone dan antibody harus melewati sintesa protein. Bahan-bahan sel yang telah berdifernsiasi mengandung gabungan protein, lemak atau karbohidrat, diproses dalam mitokondria dan badan golgi.
Jika berbeda jumlah, komposisi dan keisomeran asam amino, maka proteinnya pun akan berbeda pula. Untuk terbentuknya sejenis protein yang dibina atas beratus-ratus asam amino, walaupun jenis asam amino hanya sekitar 20 macam, diperlukan banyak enzim. Setiap tingkat reaksi kimia dalam sel, memerlukan enzim khusus. Jenis protein atau bahan protoplasma yang terbentuk dalam diferensiasi dapat beribu-ribu jenis, maka jenis enzim yang diperlukan untuk pembentukannya pun berlipat ganda banyaknya, mungkin sampai ratusan ribu jenis.
Setiap enzim dikode oleh sejenis gen. jika suatu protein atau bahan protoplasma disintesa dengan memerlukan lima tahap reaksi, berarti lima jenis enzim maka untuk satu jenis protein itu perlu ada lima jenis gen.
Pada faktor ekstrinsik kadar dan komposisi bahan yang masuk sel melalui membrane dapat menjadi faktor difernsiasi. Sampai saat ini belum dapat ditelusuri bentuk kadar dan komposisi bahan yang tepat untuk mengarahkan pertumbuhan suatu sel. Misalnya pada sel otot dapat menerima dan mengalirkan rangsang berupa arus listrik serta zat cairan, terutama karena membrane selnya peka akan perubahan konsentrasinya ion Na+ dan K+. semua itu hanya faktor genetislah yang memprogram.
Dalam diferensiasi, O2 menentukan arah dan jalan diferensiasi. Sel yang berada di sebelah luar akan mendapat lebih banyak gas pernafasan daripada sel yang berada di sebelah dalam tubuh embrio. Oleh sebab itu terjadi perbedaan dalam kadar ATP juga segala aktivitas sel.
Gravitasi berpengaruh pada distribusi bahan dalam sitosol, terutama berpengaruh pada ovum yang mengandung banyak makanan cadangan yagn disebut deutoplasma atau yolk. Deutoplasma menumpuk di daerah kutub vegetal, sedangkan di daerah kutub animal sedikit sekali. Hal ini berakibat pada daerah kutub animal lebih mudah dan lebih sering membelah diri; sedangkan di daerah kutub vegetal lebih besar-besar selnya dan lebih banyak mengandung deutoplasma. Dengan adanya dua perbedaan tersebut, maka terjadilah diferensiasi sel. Sel-sel daerah kutub animal, ovum biasanya akan menjadi jaringan epidermis dan saraf, sedangkan daerah kutub vegetal akan menjadi lapisan lender, saluran pencernaan yang banyak mengandung kelenjar sedngkan daerah antara kutub animal dan vegetal akan menjadi sel-sel membina lapisan mesoderm yang akan menjadi jaringan penunjang, jaringan pengikat dan jaringan otot.
Suhu dapat mempengaruhi arah dan jalan diferensiasi. Diferensiasi bias terjadi melalui difernsiasi dalam sintesa protein. Proses sintesa protein memerlukan banyak enzim dan enzim memerlukan suhu media yang optimum, maka mudah dimengerti bahwa variasi pada suhu lingkugan dapat mempengaruhi arah dan jalan difernsiasi. Faktor pH juga mempengaruhi diferensiasi. Enzim bekerja optimal pada pH media yang cocok, jika pH naik-turun akan menyebabkan difernsiasi.
Sinar terutama berpengaruh pada pertumbuhan sel berpigmen, baik pada hewan maupun tumbuhan. Jika sinar matahari kurang atau tidak ada, pertumbuhan sel pigmen akan tertahan. Letak sel dalam tubuh embrio dapat menjadi factor difernsiasi. Sel yang letaknya sebelah luar akan lebih banyak mendapat O2 , namun akan lebih banyak menerima tekanan fisik dan perubahan suasana lingkungan. Embrio yang sudah menempuh tahap gastrula dan tubulasi mengandung zat inductor, yang dihasilkan oleh sel-sel lapisan mesoderm. Zat ini menginduksi pertumbuhan dan difernsiasi jaringan sekitarnya, termasuk jaringan mesoderm sendiri. Jika lapisan ectoderm yang bakal jadi jaringan saraf dilepaskan dari lapisan mesoderm yang berada di bawahnya, ternyata ectoderm itu tidak berdiferensiasi jadi jaringan saraf.
- Faktor Intrinsik
Hormone menjadi factor diferensiasi ketika embrio sudah menempuh tahap organogenesis. Hormon mungkin dihasilkan oleh tubuh embrio sendiri, atau dihasilkan oleh tubuh induk, yang mengalirkannya ke tubuh embrio melalui plasenta (pada mamalia). Hormone steroid dapat merembes masuk sel, terus ke dalam inti dan merangsang ADN untuk melakukan transkripsi atau replikasi untuk persiapan bermitosis. Hormone non-steroid merangsang zat reseptor pada plamalemma, dan secara estafet menyampaikan rangsangan kepada ADN inti untuk aktif bertranskripsi atau replikasi.
Disini pengaruh hormone jelas sekali tampak pada perubahan yang terjadi di daerah gembungan pada kromatin. Gembungan merupakan daerah gen yang aktif melakukan transkripsi, mengandung banyak ARN-m dan protein non-histon. Jika gen di daerah gembungan sedang aktif, berarti ADN-nya dalam keadaan longgar dan pilihannya terbuka (despiralisasi). Ternyata jika ke dalam sel dimasukkan hormon tertentu maka gembungan itu muncul dan besar. Terbentuknya gembungan pada daerah tertentu kromatin bergantung pada jenis hormone yang merembes masuk sel.
Pada keluarga lalat buah (Drosophila) terkenal adanya kromosom raksasa, yang panjangnya beberapa mm, di bawah mikroskop cahaya tampak jelas mengandung pita-pia vertical pada kromatin. Pita-pita tersebut merupakan daerah gen. apabila gen sedang aktif bertranskripsi maka pada suatu daerah pita-pita tersebut akan menjadi gembungan. Apabila ulat serangga diberi suntikan hormone pertumbuhan tingkat larva (juvenile hormone), maka akan tampak gembungan pada daearah tertentu kromatin.
Gambar Gembungan di daerah tertentu kromatin
Factor intrinsic beroperasi dalam tingkat transkripsi dan translasi. Dalam tingkat transkripsi diferensiasi terjadi oleh pembedaan pada jenis daerah kromatin yang sedang melakukan transkripsi. Saat interfase kromatin inti berada dalam 2 fase heterokromatin dan eukromatin. Jika dalam fase hetero, pilinana ADN rapat dan padat , dan non-aktif. Jika dalam fase eu-pilinan ADN longgar lepas, maka aktif melakukan transkripsi. Menurut pengamatan hanya sekitar 5% And kromatin dalam suatu sel yang eu pada suatu pertumbuhan. 95% lagi dalam status hetero. Walau semua sel dalam tubuh embrio mengandung bahan genetis dan susunan gen yang sama, namun dapat terjadi diferensiasi pada daerah kromatin atau ADN mana yang yang sedang bertranskripsi.
Dalam proses transkripsi diperlukan enzim ARN-polimerase, nukleosida, fosfat, ATP dan beberapa elektrolit seperti Na+, Ca+2 dan Mg+2. Difernsiasi dalam tingkat transkripsi mungkin terjadi karena pembedaan dalam salah satu atau beberapa bahan.
Diferensiasi terjadi pula pada transkripsi karena pembedaan dalam enzim proteinsae yang melepaskan protein histon dan non-histon dari belitan ADN. Supaya pilinan ADN longgar dan kedua molekul yang sepasang merenggang, maka perlu kiranya terlebih dahulu histon dan non-histon yang dililit serta tempatnya membenam terurai. Wilayah mana kromatin dan pada kromatin mana yang menjadi onggar dapat nerdiferensiasi menurut perbedaan pada penguraian histon non-histon tadi. Perbedaan supali bahan yang masuk ke dalam inti terutama enzim-enzim, maka akan berbeda pula kodon pada ARN-m dan pada translasi akan berbeda pula asam amino yang diuntaikan untuk jadi peptide. Pada suatu protain, beda satu asam amino saja akan beda pula perilaku dan sifatnya. Contoh dalam sintesa hemoglobin yang mengandung protein globulin. Hb normal yang umum pada orang disebut Hb A. dalam Hb terjadi variasi orang yang memiliki Hb C, Hb S, Hb 0. Masing-masing Hb hanya mempunyai perbedaan satu asam amino dari Hb A., lihat tabel 5.1 Hb abnormal. Artinya hanya berbeda pada satu kodogen pada ADN eukromatin, dari ratusan kodogen lain yang melakukan transkripsi pada bagian eukromatin tersebut. Perbedaan pada kodogen umumnya terjadi karena mutasi. Mutasi adalah perubahan pada susunan nukleotida AND terjadi karena gangguan pada suasana lingkungan sel, intra maupun interseluler.
Gen dan ADN banyak yang rangkap dalam sel suatu organism. Artinya ganda dalam komponen nukleotida maupun dalam transkripsi dan translasi. Jadi gen A yang akan mensintesa protein A, banyak terdapat dalam suatu inti sel. Hal ini perlu jika suatu ketika sel harus memproduksi protein yang banyak dalam waktu singkat. Seperti pada sel plasma, harus menghasilkan anti bodi (imunoglobulin) yang banyak, diperlukan untuk menyerang benda asing yang masuk tubuh. Gen ganda ini berfungsi sebagai tindakan pengamanan, jika suatu ketika gen A rusak atau bermutasi dan mutant (hasil mutasi) itu berakibat sangat buruk sehingga dapat mematikan sel. Jika masih ada cadangan duplikatnya maka transkripsi akan berlangsung normal.
Pembagian kerja antara gen rangkap, sampai saat ini belum diketahui, namun dapat dibayangkan bahwa perubahan dalam komposisi bahan yang masuk ke dalam inti dapat membuat diferensiasi dalam transkripsi. Hal ini mungkin jumlah ARN-m dari berbagai gen yang berbeda, mungkin pula dalam jumlah ARN-m dari atu gen. eksperimen menemukan bahwa jika sel diberi ARN-polimerase yang diambil dari kromatin sel dewasa yang sudah berdifernsiasi, maka sel itu hanya mampu mensintesa enzim tertentu, sesuai dengan jenis enzim yang diproduksi oleh sel dari mana enzim itu diambil.
Transkripsi harus bekerja sama dan berinteraksi antara sitoplasma dan inti/kromatin. Makin dewasa umur sel makin terspesialisasi bentuk transkripsi untuk sintesa sejenis protein. Namun potnsi kromatin tetap pluripoten. Oleh sebab itu potensi kromatin untuk diferensiasi dipengaruhi oleh umur sitoplasma sel bersangkutan.
Jika dilakukan pencangkokan inti blastomer atau inti sel epitel lapisan lender usus ke ovum yang intinya sudah diangkat atau dibunuh dengan sinar ultraviolet, maka akan tumbuh embrio normal. Hal ini menunjukkan bahwa kromatin aktif, berarti pluripoten. Namun jika yang dicangkokkan ke dalam ovum adalah inti gastromer (sel gastrula), maka terjadi berbagai macam embrio yang abnormal dan tidak dapat melanjutkan pertumbuhan (mati)
Table 2.1 Hb Abnormal
No. | Nama Hb Abnormal | Perubahan asam amino dari I ke |
1. | Hb J Toronto | Alanin à aspartat |
2. | Hb I Texas | Lisin à glutamate |
3. | Hb G Honolulu | Glutamate à glutamine |
4. | Hb M boston | Histidin à tirosin |
5. | Hb M Indonesia | Glutamate à lisin (rantai) |
6. | Hb S | Glutamate à valin |
7. | Hb C | Glutamate à lisin (rantai) |
Hetero- atau eu-kromatinnnya bahan genetis dalam sel berdiferensiasi menurut umur embrio. Embrio orang mengandung Hb F (f= fetus, janin) dan setelah alhir digantikan oleh Hb A. berarti gen Hb berubah keaktifannya setelah embrio lahir. Alat tubuh masa embrio banyak perbedaannya dengan masa anak dan dewasa. Katak, waktu berudu bernafas dengan insang, berekor dan tidak berkaki, ampas metabolisme protein berupa NH4OH2 pemakan tumbuhan vegetarian, sedangkan saat dewasa bernafa dengan paru dan kulit, tak berekor, berkaki, ampas metabolisme (eksresi) berupa urea dan karnivora. Maka dengan melihat kenyataan, anatomi tubuhnya berbeda saat berudu dan dewasa. Artinya gen yang aktif saat embrio berbeda dengan yang aktif saat dewasa. Jadi, diferensiasi transkripsi terjadi sesuai dengan umur sel.
Dalam translasi dapat terjadi diferensiasi. Terjadinya translasi diperlukan berbagai enzim, seperti ATP, asam amino lenih kurang 20 jenis, ribosom, elektrolit, ARN-m dan ARN-t yang cukup. Variasi dalam komposisi bahan-bahan tersebut terutama pada kadar dan macam asam amino yang ada dalam sitosol, dapat menimbulkan diferensiasi.
- POPULASI SEL
- Populasi Statis
- Populasi Ekspansi
- Populasi Pembaruan
Pada sumsum tulang, mengandung sel induk darah (hemositoblast), yang terus menerus bermitosis dan berdiferensiasi membentuk eritrosit, juga leukosit suatu saat seperti sel plasma yang menghasilkan antibody. Umur eritrosit pada orang, pendek hanya sekitar 120 hari. Oleh karena itu harus dibuat yang baru. Tubuh orang dibina sekitar 60 x 1012 dan diantaranya terdapat 250 x 109 eritrosit, yang harus diperbaharui sebanyak 2x 109 tiap hari.
Epidermis memiliki lapisan sel induk yang terus menerus bermitosis, dan sel anak makin dewasa makin bergerak ke sebelah luar kulit lalu menua,akhirnya mati. Sel epidermis yang mati terkelupas pada permukaan kulit, atau berupa bulu yang gugur. Pada testis lapisan epitel germinalnya mengandung sel induk benih (spermatogonia) yang terus menerus tiap hari bermitosis, disusul dengan meiosis. Oleh sebab itu tiap hari spermatozoa yang dihasilkan akan dikeluarkan dari testis lalu disalurkan ke luar tubuh jantan atau ke dalam tubuh betina saat kawin.
Satu populasi sel mengandung:
- Matriks yang sama merendam semua anggota populasi
- Beradhesi sesama melalui membran sel
- Junctional complex
- Jembaran interseluler, pada tumbuhan: plasmodesma.
- Contact inhibition
- Khalon
- Matriks yang sama merendam semua anggota populasi
- Beradhesi sesama melalui membran sel
- Junction complex
- Jembatan interseluler pada tumbuhan (plasmodesma)
- Contact inhibition
- Khalon
Fungsi khalon yang lain adalah menjaga agar besar suatu alat yang seimbang dengan berhenti jika alat tersebut dengan volume tubuh. Jika alat tersebut disayat dan diangkat, khalon merangsang sel untuk berdediferensiasi,dan terjadi mitosis secara terus menerus, sampai suatu saat berhenti jika alat tersebut sudah mencapai volume normal. Jadi kadar khalon berbanding terbalik dengan daya dediferensiasi. Artinya kadar rendah, daya dediferensiasi menjadi naik.
- MENUA DAN KEMATIAN
Perhatikan gambar bagan sebelah kiri, sel muda sudah 10x, sedangkan gambar bagan sebelah kanan, sel tua yang sudah membelah 30x. A dari keduajenis sel, sebagai control tanpa perlakuan, sedangkan B merupakan sel yang diberi perlakuan, yaitu pencangkokan inti. Percobaan ini membuktikan bahwa umur sel atau kemampuan sel dalam membelah terus terbatas juga ditentukan oleh bahan genetis dalam inti, serta tidak bisa dimanipulasi walaupun dicangkokkan sitoplasma muda.
Jika strain sel muda sudah mengalami mitosis 10x dikultur populasinya akan dapat bertahan hidup sampai membelah ke 40x. Tapi jika yang dikultur itu sel tua yang sudah membelah 30x populasinya hanya dapat bertahan sampai pembelahan sekitar 20x. Tampaknya dari berbagai kemampuan sel untuk membelah hanya sampai sekitar 50x. setelah itu populasinya secarapelan menyusuut, akhirnya habis. Jika sitoplasma sel muda dicangkoki dengan inti sel tua, sel-sel hasil cangkokkan akan tetap bertahan hidup sampai pembelahan 20x saja. Sedangkan jika sel sitoplasma sel tua yang dicangkokin sel muda, sel hasil cangkokan dapat bertahan membelah sampai 40x. percobaan ini menunjukan bahwa inti sel atau kromatin lah yang mengandung batas umur sel. Ada yang berpendapat bahwa kromatin mengandung seperangkat gen penua dan kematian, yang akan bekerja menurut pemrograman. Namun belum dapat ditelusuri zat apa yang menjadi saklar yang mengaktifkan gen penua atau kematian. Berikut ini beberapa pendapat tentang sel menua. Ada dua teori yang menyebabkan sel menua yaitu: teori galat dan teori gen rangkap.
- 1. Teori galat (error theory)
- 2. Teori gen rangkap (gene redundancy theory)
Menurut teori gen rangkap panjang umur suatu spesies makhluk dapat dihubungkan dengan banyak rangkap gen-gen yang ada dalam sel tubuhnya. Makin banyak jumlah rangkap gen, maka umursel individu cukup panjang, akibatnya umur individunya cukup panjang pula. Contohnya lalat buah Drosophila rata-rata gennya memiliki seratus sampai seratus tiga puluh rangkap, sedangkan vertebrata memiliki dua ratus lima puluh rangkap sampai enam ratus kali maka menurut teori ini umur individu vertebrata berlipat ganda lebih panjang daripada umur lalat buah.
- UMUR SEL UMUR MAKHLUK
Pada individu dewasa harus ada perimbangan antara angka kelahiran dengan angka kematian sel-sel disetiap jaringan. Perimbangan itu harus terpelihara agar tubuh tetap bertahan hidup dan sehat. Maka harus seimbang antara jumlah sel yang mati atau dikelupaskan dengan jumlah sel baru yang menggantikannya. Beberapa hal yang membuat umur sel terbatas diantaranya adalah :
- 1. Makin tinggi proses metabolisme makin pendek umur sel
- 2. Ampas metabolism dapat mengganggu berbagai proses.
- 3. Makin tinggi umur sel makin banyak bagian yang aus.
- 4. Makin tinggi umur sel makin banyak kemungkinan menerima radiasi sinar gelombang pendek sehinnga memendekan umur sel.
- 5. Makin tinggi umur sel maka kemampuan kelenjar endokrin menggetarkan hormon semakin menurun.
- 6. Makin banyak kekeliruan yang terjadi dalam proses biokemis sel
- 7. Makin tinggi umur sel makin banyak timbul auto anti body dalam sel.
Pada sel kelenjar yang tua banyak mengandung Kristal, yang berasal juga dari ampas metabolisme atau karena menumpuk dan memadatnyya bahan sekresi yang semuanya tidak sempat disekresi lagi, mungkin karena kemampuan sitoskelet sudah menurun, atau karena suplai ATP sebagai energy untuk melakukan sekresi menyusut. Pada testis dan kelenjar prostat hewan jantan sering ditemukan kristal sebagai tanda proses menua. Berikut ini adalah beberapa jenis contoh umur berbagai jenis sel dalam tubuh orang.
- a. Sel epidemis 2 minggu
- b. Sel kornea beberapa hari
- c. Sel epitel usus 2 hari
- d. Sel epitel lambung 3 hari
- e. Eritrosit 120 hari
- f. Sel hati 18 bulan
- g. Sel tulang dan tulang rawan berbulan-bulan
- h. Sel otot dan sel syaraf seumur hidup (60-90 tahun)
Manfaat kematian sel
Pada berbagai daerah dalam tubuh kematian sel banyak berperan dalam proses lain. Contoh utama kematian sel, berperan dalam kematian sel, berperan dalam metamorfosa, perupaan, pembuangan metamorfosa.
- 1. Metamorphosis
Antara bentuk transisidan bentuk yang tetap banyak perbedaan sususnan anatomi dan fisiologinya, sel terjadi metamorphosis bentuk lama dibuang diganti dengan bentuk yang baru.
Contohnya bentuk ulat serangga menjadi bentuk-bentukyang tetap dengan adanya sayap, rangka luar yang mengandung lapisan khitin tebal serta tubuh dan anggota tubuh yang beruas-ruas, maka terjadi kematian sel secara besar-besaran artinya pemusnahan suatu populasi sel, bahkan alat pada individu yang bersangkutan.
Banyak sekali perbedaan antara kecebong dengan katak dewasa. Saat selesai metamorphosis pada kecebong, maka terjadi pemusnahan sel diberbagai daerah dan alat tubuh, seperti: daerah ekor, insang, mulut, saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya, dan ginjal. Semua sel yang musnah, dimakan oleh makrofag dan dicernakan dalam lisosom masing-masing, kemudian bahan cernaan digunakan jaringan untuk membentuk alat baru.
- 2. Perupaan
Perhatikan gambar paling atas angka-angka di atas menunjukan urutan pertumbuhan anggota depan pada embrio burung. Garis-garis pada gambar merupakan daerah yang populasi ssel nya menua dan mati. Maka terbentuk anggota depan yang normal. Pada gambar bagan bawah, menunjukan bahwa kaki orang yang berjari dempet yakni kaki kiri, karena penuaan dan kematian populasi sel antara jari tidak normal. Pada selaput tipis antara lidah dan dasar mulut serat gusi dihancurkan agar lidah dapat lepas dan dapat digerakan. Uuntuk penghancuran didaerah sel-sel tersebut lebih dulu mengalami kematian. Pada kelopak dan kornea mata ada lapisan tipis yang sel-selnya banyak yang mati, lalu diabsorpsi. Terjadinya perupaan, tidak hanya dibagian tubuh, terjadi juga pada alat dalam. Pada orang dan mamalia lain terjadi kematian sel pada pembuluh darah ked an dari plasenta. Jika terjadi kematian sel-sel sebelum kelahiran maka dapat mengakibatkan kelainan atau cacat badan, seperti bisul dan buta, dempetnya 1-2 jari tangan atau kaki.
- 3. Pembuangan
- REGENERASI
Organisasi yang terkenal tinggi daya regenerasinya adalah platyhelminthes, anelida, dan echinodermata, yaitu sekian perseratus bagian potongan tubuh mereka, tidak bergantung bagian mana, mampu beregenerasi menjadi individu yang utuh. Jika regenerasi itu untuk pembiakan seperti pada platyhelminthes dan nereis atau anelida laut disebut autotomi. Cara itu berlangsung dalam keadaan istimewa. Terjadi regenerasi umumnya hanya saat-saat masa gawat. Contohnya pada bintang laut dapat dipotong-potong sampai butiran kecil dan tiap butiran ini jika dilemparkan kembali ke laut dapat tumbuh kembali menjadi bintang laut utuh. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari luar saja, namun secara normal bintang laut tidak mampu melakukan pemotongan diri.
Reinert-blacks (1968) menemukan, bahwa satu sel somatis tumbuhan dapat ditumbuhkan dalam kultur menjadi individu utuh. Hal ini menunjukan bahwa daya regenerasi pada tumbuhan besar sekali. Pada hewan tinggi regenerasi terbatas pada daerah jaringan tubuh saja, seperti pada penyembuhan luka ddan mengganti bagian yang lepas atau putus didaerah kulit atau otot. Untuk regenerasi diperlukan urat syaraf itu menghasilkan suatu zat untuk beregenerasi.
Bullough (1965) menemukan kulit normal orang mengandung khalon. Zat yang menghalangi mitosis dan meiosis pada gonad. Tahun 1972 mulai dikembangkan pemikiran Bullough ini. Dikira zat ini terdapat dalam seluruh jaringan dan daerah tubuh dan ada harapan untuk mempergunakannya sebagai metode anti fertilitas pada pihak pria.
Bullough beranggapan jika terjadi luka, khalon terbawa oleh luka dan terbuang. Karena itu tempat luka tersebut terjadi mitosis. Mungkin khalon itu membebaskan sel bertetangga untuk memiliki sifat contact inhibition dan adeisi, jadi muda (dediferensiasi) sehingga mampu bermitosis.
Bruch Bumel (1967) menemukan, pertumbuhan diatur oleh nodulus limphatikus (kelenjar limpa) yang spesifik menghasilkan mitotic control protein (protein pengontrol mitosis).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar