Sabtu, 17 Desember 2011

Mengaitkan struktur, fungsi, proses, dan kelainan/ penyakit yang bisa terjadi pada sistem koordinasi (saraf, endokrin, indera) pada manusia


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah             : SMA Negeri 1 Purwodadi
Mata Pelajaran            : Biologi                                                                                  
Kelas / Semester          : XI / 1
Pertemuan ke-             : 1 sampai 3
Alokasi waktu             : 3 x 45 menit (6 jam pelajaran)
Standar Kompetensi   : Menginterpretasi organisasi seluler serta mengaitkan struktur jaringan dan fungsi pada sistem organ tumbuhan, hewan, dan manusia serta penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
Kompetensi Dasar      : Mengaitkan struktur, fungsi, proses, dan kelainan/ penyakit yang bisa terjadi pada sistem koordinasi (saraf, endokrin, indera) pada manusia   
Indikator                     : 
1.      Membandingkan struktur dan fungsi sistem koordinasi (sistem saraf, sistem endokrin, sistem indera) pada manusia.
2.      Menganalisis proses sistem saraf yang berfungsi untuk mengkoordinasi seluruh mekanisme pada tubuh manusia.
3.      Membandingkan sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi
4.      Mengaitkan hubungan sistem saraf dengan sistem endokrin
5.      Menentukan hormon yang dihasilkan pada setiap kelenjar yang ada pada tubuh manusia
6.      Menggambarkan struktur anatomi dan fisiologi alat indera (indera penglihatan, pembau, pengecap, pendengaran, peraba) pada manusia.
7.      Menganalisis hubungan struktur dan fungsi alat indera (penglihatan, pendengaran, pembau) pada manusia dengan gangguan yang bisa terjadi.
8.      Menganalisis gangguan-gangguan yang bisa terjadi pada sistem koordinasi pada manusia (sistem saraf, endokrin,indera)
9.      Merencanakan tindakan untuk meminimalkan ganggguan yang bisa terjadi pada sistem koordinasi manusia (sistem saraf, endokrin,indera)

I. Tujuan Pembelajaran
  1. Pertemuan pertama
·         Siswa mampu membandingkan struktur dan fungsi sistem endokrin pada manusia.
·         Siswa mampu menentukan hormon-hormon yang dihasilkan oleh setiap kelenjar yang ada pada tubuh manusia.
·         Siswa mampu menentukan gangguan-gangguan yang bisa terjadi pada sistem endokrin pada manusia.
  1. Pertemuan kedua
·         Siswa dapat menganalisis proses sistem saraf yang berfungsi untuk mengkoordinasi seluruh mekanisme pada tubuh manusia.
·         Siswa menentukan organ-organ yang terlibat dalam sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
·         Siswa mampu menyimpulkan keterkaitan hubungan antara sistem saraf dengan sistem endokrin
·         Siswa mampu menganalisis penyebab kelainan bisa terjadi pada sistem saraf pada manusia
  1. Pertemuan ketiga
·         Menggambarkan struktur anatomi dan fisiologi alat indera (hidung dan lidah) pada manusia.
·         Siswa mampu membandingkan struktur anatomi dan fisiologi alat indera (hidung dan lidah) pada manusia.
·         Siswa mampu menyimpulan proses sistem indera pembau dan pengecap
·         Siswa mengaitkan hubungan antara sistem saraf dengan sistem indera pembau ataupun pengecap.
  1. Pertemuan keempat
·         Menggambarkan struktur anatomi dan fisiologi alat indera (kulit dan mata) pada manusia.
·         Siswa mampu membandingkan struktur anatomi dan fisiologi alat indera (kulit dan mata) pada manusia.
·         Siswa mampu menyimpulan proses sistem indera penglihatan dan peraba
·         Siswa mampu mengaitkan hubungan sistem saraf dengan sistem indera penglihatan dan peraba.
·         Siswa mampu menentukan organ tubuh yang berperan dalam sistem indera penglihatan dan peraba.
·         Siswa mampu mengaplikasikan peranan sistem indera dalam kehidupan sehari-hari.

II. Materi Pokok
Sistem Endokrin
Sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi fisiologis tubuh, antara lain metabolisme tubuh, pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik dan regulasi ionik. Materi ini akan mengupas lebih dalam mengenai organ endokrin dan jenis hormon yang dihasilkan, serta mekanisme homeostasis hormon.
a.       Fungsi sistem endokrin secara umum.
Sistem endokrin disebut juga sistem kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin disebut hormon. Hormon berperan penting dalam mengatur berbagai aktifitas dalam tubuh, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh. Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem syaraf, namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh  berbeda. Perbedaan tersebut yaitu:
1.    Dibandingkan sistem syaraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja melalui transmisi kimia.
2.    Sistem endokrin memperlihatkan waktu respon lebih lambat dari pada sistem syaraf
b.      Macam-macam kelenjar endokrin.
1.         Kelenjar hipofisis (Pituitari)
Kelenjar pituitari dulunya disebut sebagai “master gland” karena begitu banyak hormon yang dihasilkannya mengatur fungsi endokrin lain. Akan tetapi, pituitari itu sendiri tunduk dan mengikuti perintah hormonal dari hipotalamus. Kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak dan dikelilingi oleh tulang, terdiri atas :
a.    Pituitari anterior (adenohipofisis)
Pituitari anterior terdiri atas sel-sel endokrin yang mensintesis dan mensekresi beberapa hormon secara langsung ke dalam darah. Hormon pembebas (releasing hormone) membuat pituitari anterior mensekresikan hormonnya. Hormon penghambat (inhibiting hormone) dari hipotalamus membuat pituitari anterior berhenti mensekresikan hormon.
b.    Pituitari posterior (neurohipofisis)
Pituitari posterior berkembang dari suatu tonjolan hipotalamus yang tumbuh ke arah bawah, ke arah lipatan mulut yang membentuk pituitari anterior. Kelenjar ini menyimpan dan mensekresikan dua hormon yang dibuat oleh sebuah kumpulan sel-sel neurosekresi di hipotalamus.
Hormon yang dihasilkan (a) pituitari posterior dan (b) pituitari anterior:
45

2.        Kelenjar tiroid (kelenjar gondok)
Kelenjar tiroid (thyroid gland) terdiri atas dua lobus yang terletak di permukaan ventral trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang sangat mirip yang diturunkan dari asam amino tirosin: triiodotironnin (T3) dan tetraiodotironin/ tiroksin (T4). Hormon tiroid berfungsi dalam perkembangan, bioenergetika, dan homeostasis. Kelenjar tiroid mamalia juga mengandung sel-sel endokrin yang mensekresikan kalsitonin. Hormon ini menurunkan kadar kalsium dalam darah sebagai dari homeostasis kalsium.
3.        Kelenjar paratiroid (kelenjar anak gondok)
Keempat kelenjar paratiroid yang menempel pada permukaan tiroid, berfungsi dalam homeostasis ion kalsium. Keempat kelenjar itu mensekresi hormon paratiroid (parathyroid hormone, PTH), yang menaikkan kadar kalsium dalam darah, dan demikian mempunyai pengaruh yang berlawanan dengan hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
Gambar 2. Kontrol hormonal homeostasis kalsium pada mamalia.
45

4.        Kelenjar timus
Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan, dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.

5.        Kelenjar adrenal (adrenal gland)
Kelenjar adrenal sebenarnya terbuat dari dua kelenjar dengan jenis sel, fungsi, dan asal-usul embrionik yang berlainan, yaitu korteks adrenal (adrenal cortex) atau bagian luar, dan medula adrenal (adrenal medulla) atau bagian tengah.
a.    Korteks adrenal
Korteks adrenal bereaksi terhadap stres. Akan tetapi korteks adrenal bereaksi terhadap sinyal endokrin, bukan terhadap masukan dari syaraf. Stimulus tersebut merangsang sekresi hormon tropik ACTH. Ketika mencapai target melalui aliran darah, ACTH merangsang sel-sel korteks adrenal untuk mensintesis dan mensekresi keluarga steroid yang disebut sebagai kortikosteroid.
Jenis kortikosteroid pada manusia adalah
1)   Glukokortikoid, seperti kortisol.
Glukokortikoid berperan pada metabolisme glukosa. Glukokortikoid memperbesar pengaruh mobilisasi bahan bakar oleh glukagon dari pankreas dan mendorong sintesis glukosa dari bahan non karbohidrat, seperti protein sehingga membuat lebih banyak glukosa tersedia sebagai bahan bakar.
2)   Mineralokortikoid, seperti aldosteron.
Mineralokortikoid mempunyai pengaruh utama pada keseimbangan garam dan air. Aldosteron, misalnya, merangsang sel-sel dalam ginjal untuk menyerap kembali ion natrium dan air dari filtrat, sehingga meningkatkan tekanan darah dan volume darah
b.    Medula adrenal
Terdiri dari hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (nonadrenalin). Hormon ini disekresikan sebagai respon terhadap stres negatif atau positif yaitu segala sesuatu mulai dari yang mengancam jiwa. Fungsi lain epinefrin dan norepinifrin yaitu;
       Meningkatkan laju metabolisme basal dan mempunyai pengaruh yang dramatis pada beberapa target.
       Meningkatkan laju perombakan glikogen dalam hati dan otot rangka dan pelepasan glukosa ke dalam darah oleh sel-sel hati.
       Merangsang pembebasan asam lemak dari sel-sel lemak
       Mempunyai pengaruh dalam sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi.
6.        Kelenjar endokrin pankreas
Jaringan eksokrin tersebar pada pulau-pulau langerhans (islets of Langerhans), suatu kumpulan sel-sel endokrin yang mensekresikan dua hormon secara langsung ke dalam sistem sirkulasi. Masing-masing pulau mempunyai populasisel-sel alfa (alpha cells), yang mensekresikan hormon peptida glukagon, dan populasi sel-sel beta (beta cells), yang mensekresikan hormon insulin. Insulin dan glukagon adalah hormon yang bekerja secara antagonis dalam mengatur konsentrasi glukosa dalam darah.
Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan sistem organ yang mengatur sistem-sistem organ tubuh yang lain. Sistem ini tersusun oleh sel – sel saraf yang disebut neuron. Pada neron terdiri atas badan sel , dendrit, dan akson, terdapat ganglion dan terpisahkan oleh pengubung berupa sinaps. Sinaps merupakan penghubung antara neuron dengan efektor dan terdiri atas 3 bagian yaitu : presinapsis, pascasinapsis dan celah sinaps. Berdasarkan impuls saraf, sinaps dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.      Sinapsis listrik, yaitu sinapsis yang dilalui oleh impuls arus listrik yang terdapat diantara sesama neuron. Terbentuk antara dendrit-dendrit, akson-dendrit, atau akson-akson.
2.      Sinapsis kimia, yaitu : sinapsis yang dilalui oleh impuls kimia berupa neurotransmitter. Terdapat diantara neuron dan efektor.
Berdasarkan strukturnya, neuron dibagi 3 yaitu :
1.      Sel saraf motorik, yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari otak atau sumsum tulang belakang ke saraf tepi dan mengaktifkan otot.
2.      Sel saraf sensorik, yang berfungsi untuk menyampaikan impuls dari saraf tepi menuju ke otak.
3.      Sel saraf asosiasi, yang berfungsi untuk menghubungkan pusat saraf otak dengan sumsum tulang belakang.
Sistem saraf dikelompokkan menjadi 2, yakni sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
1.      Sistem Saraf Pusat (SSP)
Pada sistem saraf pusat tersusun atas 2 bagian yaitu :
a.       Sumsum Tulang Belakang
Pada bagian ini terdapat 31 pasang saraf spinal. Pada setiap spinal mempunyai sebuah ganglion dibagian ujung posterior. Pada ganglion terdapat bagian badan sel saraf. Sumsum tulang belakang mempunyai fungsi :
-          Menyampaikan impuls sensorik dari system saraf tepi menuju ke otak
-          Menyampaikan impuls motorik dari otak ke berbagai efektor seperti otot rangkaa / lurik. Otot jantung, polos dan kelenjar
-          Sebagai pusat gerak refleks
b.      Otak
Otak dibungkus oleh lapisan pelidung bersama meninges. Meninges tediri atas 3 bagian yaitu: piameter, araknoid dan durameter. Pada otak terdiri atas dari 3 bagian :
1.      Otak Depan
Terdiri dari :
-          Otak besar ( Serebrum )
Pada permukaan luar berwarna au-abu disebut korteks. Bagian sebelah dalam berwarna putih disebut sumsum ( medulla ).
-          Otak Tengah
Otak berfungsi sebagai pembantu dan penyalur berbagai impuls dan berisi cairan serebrospinal.
-          Otak Belakang
Terdiri dari  3 bagian :
a.       Otak kecil ( serebelum )
Terdiri atas 2 hemisfer / 1 vermis ( pusat ) yang terletak di bagian bawah belakang serebrum. Otak kecil berfungsi sebagai pusat regulasi motorik yaitu membantu otak besar untuk mengkontrol aktivitas otot dan memperkuat pengiriman impuls ke otot
b.      Pons Varolli
Merupakan jembatan berbentuk kerubung pada batang otak diatas medulla oblongata yang berisi lintasan hantaran motori yang menghubungkan korteks otak besar dengan belahan otak kecil
c.       Medula Oblongata
Medulla oblongata berfungsi sebagai tempat persimpangan bagi serabut dan mengkontrol aktivitas berbagai organ dalam.
2.      Sistem Saraf Tepi ( SST )
Terdapat diluar system saraf pusat. Berdasarkan tempat asalnya dibedakan menjadi 2 :
a.       Saraf  Kranial
Berfungsi membawa impuls dari dan ke otak dan terdapat 12 pasang saraf kranial yang terdiri ke – 4 pasang pertama terikat pada otak besar dan ke-8 pasang terikat pada bagian otak belakang.
b.      Saraf Spinal
Berfungsi untuk membawa impuls dari dan ke sumsum  tulang belakang. Saraf spinal tersusun dari saraf servikal ( 8 pasang ), toraksik ( 12 pasang ), lumbar ( 5 pasang ), sacral ( 5 pasang ), dan koksigeal ( 1 pasang ).
Pada system saraf tepi dikelompokkan menjadi 2 :
a.       Sistem saraf somatik
Pada system saraf somatic terdapat gerak sadar dan gerak respon yang merupakan respon otomatis terhadap rangsang yang terjadi sangat cepat.
b.      Sistem saraf otonom
Melayani organ, otot polos dan sejumlah kelenjar yang bekerja tidak sadar. Pada system saraf otonom dibagi menjadi 2 :
-          Sistem saraf Simpatik
Terdiri atas dua tali saraf yang berada pada kedua sumsum tulang belakang yng meliputi saraf-saraf yang keluar pada daerah vertebra torak dan vertebra lumbar sehingga disebut system saraf torakolumbar. Neurotransmiternya adalah berupa norepin efrin.
-          System saraf parasimpatik
Disebut juga system saraf kraniosakral. Saraf-saraf muncul dari daerah cranial dan vertebra sacral ( paling bawah dari sumsum tulang belakang ). Neurotransmiternya adalah berupa asetilkolin.
v  Kelainan dan Gangguan pada Sistem Saraf
Beberapa penyakit akibat kelainan dan gangguan pada sistem saraf diantaranya :
a.       Penyakit Alzheimer
Penyakit ini ditandai dengan hilangnya kemampuan berfikir ( mengingat ) dan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari. Parkinson
Penyakit ini ditandai dengan mata melebar, pandangan kosong, jemari bergetar tak terkendali, otot kaku dan kaki terasa berat dilangkahkan.
b.      Penyakit Meningtis
Disebabkan oleh infeksi oleh bakteri Neisseria Meningtis dengan ditandai sakit kepala, demam, sakit pada leher. Namun, dapat dicegah dengan imunisasi MMR
c.       Penyakit Poliomeilitis
Disebabkan oleh infeksi yang menyerang system saraf atau substansi kelabu pada sumsum tulang belakang. Penyakit ini menyebabkan kelumpuhan dan termasuk penyakit menular.
d.      Penyakit Epilepsi
Disebabkan oleh gangguan saraf di otak dan penderita dapat mengalami kehilangan kesadaran yang disertai dengan kejang-kejang pada tubuh dan mulut berbuih. 

Sistem Indera
Manusia memperoleh informasi tentang lingkungannya melalui sistem indera yang dimilikinya. Pada hakekatnya indera merupakan sel-sel reseptor sensorik yang mampu mendeteksi berbagai rangsangan. Reseptor sensorik merupakan reseptor khusus yang mendeteksi beberapa macam rangsangan. Ada  dua macam reseptor seksorik yaitu interoreseptor yang bertugas menerima rangsangan dari dalam tubuh (misalnya tekanan darah,perubahan volume darah dan mendeteksi pH darah) dan eksoteroreseptor yang bertugas mendeteksi rangsangan dari luar tubuh (misalnya bau, rasa, suara dan cahaya).
Berikut ini macam-macam indera pada manusia dan beberapa gangguan yang terjadi pada sistem indera.
1.             Indera pengecap
Indera pengecap pada manusia berupa lidah yang memilki tonjolan-tonjolan yang sering dikenal dengan istilah papila. Macam – macam papila :
a.       Papila filiformis
Papila ini berbentuk seperti benang yang halus dan biasanya terdapat pada bagian depan lidah.
b.      Papila fungiformis
Berbentuk seperti kepala jamur dan terdapat pada bagian depan dan sisi atau samping lidah.
c.       Papila sirkumvalata
Berbentuk bulat, tersusun sepeti huruf V terbalik dan terdapat pada lidah bagian belakang.
Setiap papila terdapat banyak sekali tunas-tunas pengecap (taste bud) yang tersebar di seluruh permukaan lidah. Tunas pengecap didukung oleh sel-sel penyokong yang berfungsi untuk menopang dan sel pengecap. Tunas pengecap akan merespon secara maksimal hanya untuk satu rasa.   Tunas pengecap rasa pahit terdapat pada lidah bagian belakang, sedangkan lidah bagian ujung merupakan tunas pengecap rasa asin dan manis, untuk tunas pengecap rasa asam terdapat pada lidah bagian sisi atau samping.

2.             Indera pembau
Indera pembau pada manusia adalah hidung, yang lebih tepatnya rongga hidung.
a.       Struktur hidung
Hidung memilki sel penyokong yang didukung oleh sel – sel epitel dan sel pembau. Sel pembau ini berupa neuron yang berfungsi sebagai reseptor. Pada sel pembau ini juga memilki tonjolan seperti halnya pada lidah, tonjolan ini berupa rambut pada selaput lendir hidung dan tonjolan lain yang berupa tonjolan akson yang membentuk berkas saraf otak I (nervus olfaktoris/ saraf olfaktori). Saraf olfaktori ini menembus tulang tapis kemudian masuk ke dalam otak dan diteruskan ke neuron traktus olfaktori yang ada dalam bulbus olfaktorius. Uap atau gas yang dihirup oleh hidung akan larut dalam lendir pada selaput lendir hidung, sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit, kemudian impuls dijalarkan dari saraf olfaktori kemudian menuju traktus olfaktosius dan otak. Di dalam otak ada 3 bentuk tanggapan dari impuls yang diterima, yaitu diinterpretasikan di korteks atak pada daerah bau primer, dihubungkan dengan pusat saraf lainnya (misalnya pada hipotalamus mensekresikan ludah dan menimbulkan rasa lapar), dan akan disimpan dalam korteks otak sebagai memori.
b.      Gangguan yang dapat terjadi pada indera pembau
Gangguan ini misalnya kehilangan sensitifitas terhadap rasa bau atau yang lebih dikenal dengan penyakit “anosmia”. Gangguan tersebut disebabkan oleh adanya penyumbatan rongga hidung akibat flu, sel rambut rusak akibat infeksi kronis, dan gangguan saraf olfaktori dan bulbus olfaktori.

3.           Indera pendengaran
Indera pendengaran pada manusia berupa telinga. Struktur telinga meliputi bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.
a.       Telinga luar
Bagian paling luar dari telinga luar  adalah daun telinga (external pinna) dan saluran auditoris yang mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke membran timpani (gendang telinga)
b.      Telinga tengah
Apabila ada vibrasi atau getaran maka akan dihantarkan melalui 3 osikel (tulang kecil) yang meliputi tulang malcus/mortil, tulang incus/landasan, dan tulang sanggurdi/stape melalui jendela oval. Dan terdapat saluran eustachius yang berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada telinga luar dan tengah.
c.       Telinga dalam
Pada bagian ini terdiri dari labirin dan klokea.
1.      Labirin
Pada labirin ini dilapisi oleh membran dan mengandung cairan yang bergerak sebagai respon terhadap suara dan pergerakan kepala.
2.      Klokea
Klokea merupakan organ berpilin di bagian telinga dalam yang terdiri dari 2 bagian yaitu :
a)      Saluran vestibular
Saluran ini terletak pada bagian atas dan memiliki 2 ruangan, yakni utrikel dan sakulus. Utrikel ini membuka ke dalam 3 saluran semisirkularis yang melengkapi alat-alat untuk keseimbangan.
b)      Saluran timpanik
Saluran ini terletak pada bagian bawah. Diantara kedua saluran tersebut dipisahkan oleh ductus koklea. Pada ductus ini dipenuhi oleh cairan endolimfa dan pada badan dasar ductus terdapat organ corti. Organ corti mengandung sel reseptor telinga yang sesungguhnya, yaitu sel-sel rambut dengan rambut yang menjulur ke dalam ductus koklea. Ductus koklea memiliki fungsi untuk membedakan tinggi nada karena tidak seragamnya membran basiler disepanjang koklea. Telinga ini memliki fungsi ganda, yakni sebagai alat pendengaran dan juga sebagai alat keseimbangan. Ada beberapa gangguan pada sistem pendengaran, diantaranya :
a.       Tuli konduksi
Gangguan ini disebabkan oleh kerusakan pada bagian penghantar getaran, misalnya penyumbatan saluran telinga oleh minyak serumen, pecahnya gendang suara, dan pengapuran pada tulang pendengaran. 
b.      Tuli saraf
Disebabkan oleh rusaknya saraf pendengaran atau organ korti dan biasanya gangguan ini terjadi pada usia lanjut.

4.           Indera penglihatan
Indera penglihatan pada manusia adalah mata yang merupakan fotoreseptor.
a.       Struktur mata
Mata manusia berbentuk bulat lonjong dengan diameter kira-kira 2,5 cm. Bagian depan mata dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Konjungtiva berfungsi melindungi kornea mata dan menjaga kelembaban mata.  Bola mata memiliki beberapa lapisan yaitu sklera dan koroid.
1.      Sklera
Sklera merupakan lapisan paling luar yang tersusun oleh jaringan ikat yang berwarna putih dan kuat. Pada bagian depan sklera berubah menjadi kornea transparan yang berfungsi melewatkan cahaya ke dalam mata dan bertindak sebagai lensa yang tetap.
2.      Koroid
Merupakan pigmen tipis pada lapisan dalam bola mata. Koroid membentuk iris pada bagian anteriornya. Iris memiliki bentuk seperti donat, memberikan warna pada mata dan dapat mengatur jumlah cahaya yang memasuki pupil ( lubang pada pusat iris ) dengan mengubah ukurannya. Selain itu koroid juga membentuk retina pada bagian dalamnya. Pada retina membentuk lapisan paling dalam dari bola mata yang terdiri dari sel-sel fotoreseptor. Didalam retina terdapat sel batang dan sel kerucut.
a.       Sel batang
Sel batang tidak dapat membedakan warna, lebih sensitif terhadap cahaya dan memungkinan melihat pada malam hari namun hanya dalam warna hitam putih.
b.      Sel kerucut
Sel kerucut dapat membedakan warna pada siang hari, membutuhkan banyak rangsangan cahaya dan berfungasi pada penglihatan di  malam hari.
v Gangguan pada indra penglihatan
1.      Mata hipermetropi
Merupakan keadan bola mata yang lebih pendek dibandingkan ukuran bola mata normal, sehingga pada saat melihat objek dekat bayangan jatuh di belakang retina akibatnya objek tanpak kabur. Mata hipermetropi ini dapat diperbaiki menggunakan lensa cembung.
2.      Mata miopi
Merupakan keaadan bola mata yang lebih panjang atau lonjong dibanding ukuran bola mata normal. Pada saat melihat objek dekat bayangan jatuh di retina sehingga objek tampak jelas. Namun, ketika melihat objek jauh bayangan jatuh di dedpan retina sehingga objek tampak kabur. Mata miopi ini dapat diperbaiki menggunakan lensa cekung. 
3.      Mata presbiopi
Merupakan keaadan mata yang mengalami pengurangan daya akomodasi lensa. Akibatnya penderita tidak dapat melihat jelas objek yang terlalu dekat dan terlalu jauh. Gangguan ini biasanya terjadi pada lanjut usia dan bisa dibantu dengan kacamata negatif atau rangkap.
4.      Mata Astigmatisme
Merupakan kelainan pada kornea mata yang permukaannya tidak rata. Akibatnya penderita tidak dapat membedakan garis tegak dan horizontal secara bersamaan. Penderita ini dapat ditolong menggunakan kaca mata lensa silindris.
5.      Buta warna
Merupakan kealaian mata yang bersifat bawaan atau keturunan. Biasanya disebabkan oleh gangguan pada sel retina yang peka terhadap warna merah dan hijau. Akibatnya penderita tidak dapat membedakan warna merah, hijau atau biru. Hanya mampu membedakan warna hitam dan putih.
   
5.           Indera peraba
Indera peraba manusia berupa kulit. Kulit memiliki beberapa tipe reseptor sensorik, misalnya mekanoreseptor (sentuhan dan tekanan), termoreseptor (suhu panas dan dingin), dan nosiseptor atau rasa sakit. Apabila ada rangsangan yang bebeda-beda maka ditentukan oleh reseptor-reseptor khusus yang terdapat pada ujung-ujung saraf. Ada 2 ujung saraf pada reseptor, yakni reseptor saraf berujung bebas dan berujung selubung kapsul/selaput. Reseptor dengan ujung bebas terdapat pada seluruh permukaan tubuh dan berfungsi untuk mendeteksi rasa sakit. Sedangkan reseptor yang berujung kapsul/selaput dapat berupa Korpuskel Mieissner dan diskus merkel yang berfungsi untuk mendeteksi rangsangan sentuhan lunak, korpuskel paccini  yang berfungsi untuk mendeteksi rangsangan tekanan, sedangkan untuk mendeteksi rangsangan panas dan korpuskel krause untuk mendeteksi rangsangan dingin.
Tidak semua reseptor khusus didistribusikan secara merata pada kulit. Hanya wilayah – wilayah kulit tertentu yang lebih peka terhadap rangsangan. Misalnya ujung bibir dan ujung jari lebih peka terhadap sentuhan dibandingkan punggung tangan.


III.       Metode dan Media Pembelajaran
·         Metode
1.      Ceramah
2.      Cooperatif learning jigsaw (diskusi dan praktikum)
3.      Penugasan            
IV.  Kegiatan Pembelajaran
        Langkah langkah :
1)      Pertemuan pertama
a.       Kegiatan awal
·         Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa
·         Guru memberikan apersepsi, misalnya dengan menampilkan gambar penderita kretinisme dan gigantisme. Kemudian guru memberikan pertanyaan “apakah yang kalian dapat simpulkan dari kedua gambar tersebut? Dan kira-kira apa penyebabnya?”
b.      Kegiatan inti
1.  Eksplorasi
·         Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaiakn oleh guru
·         Siswa  menggarisbawah materi (sistem endokrin) yang ada pada buku referensi.
·         Siswa membentuk kelompok yang masing-masing beranggotakan 3 – 4 orang.
            2.  Elaborasi
·         Masing – masing kelompok berdiskusi (kelompok1 tentang kelenjar pituitari, kelompok2 tentang kelenjar tiroid, kelompok3 tentang kelenjar paratiroid, kelompok4 tentang kelenjar adrenal, kelompok5 tentang kelenjar timus, dan kelompok6 tentang kelenjar pankreas)
·         Masing – masing kelompok menuliskan hasil diskusinya dilembar yang telah disediakan oleh guru.
3.      Konfirmasi
·           Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan siswa dari kelompok lain menanggapinya.
·           Siswa mendengarkan pelurusan konsep tentang materi yang telah didiskusikan.
  1.  Kegiatan penutup
·           Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
·           Siswa diberi tugas untuk membuat tabel perbandingan kelenjar yang ada pada tubuh manusia beserta hormon yang disekresikan
·           Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
2)     Pertemuan kedua
a.       Kegiatan Pendahuluan
·         Guru mengucapkan  salam ketika masuk ke dalam kelas
·         Siswa dan guru berdoa sebelum belajar dan mengecek kehadiran serta kesiapan siswa
·         Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang dijelaskan dari guru.
·         Guru memberikan apersepsi misalnya : menampilkan video mengenai jalannya impuls pada neuron, kemudian guru memberikan pertanyaan kepada siswa, misalnya “ menurut kalian bagaimana impuls tersebut diproses? Dan siapakah yang menjalankan prosese tersebut? “
b.      KegiatanInti
1.      Eksplorasi
·         Siswa membentuk kelompok yang masing – masing kelompok beranggotakan 5-6 orang.
·         Siswa mendengarkan sedikit penjelasan tentang materi yang akan dipelajari.
2.      Elaborasi
·         Masing-masing kelompok melakukan diskusi mengenai video yang telah ditampilkan sebelumnya.
·         Masing – masing kelompok mencatat hasil diskusi mereka di lembar yang telah di sediakan.
3.      Konfirmasi
·         Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok yang lainnya menanggapinya.
·         Guru memberikan umpan balik dan memberikan pelurusan konsep yang telah didiskusikan.

c.       KegiatanPenutup
·         Siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan
·         Siswa diberi pertanyaan sebagai evaluasi keberhasilan dari pembelajaran yang telah diajarkan.
·         Siswa diberi tugas untuk mencari artikel mengenai kelainan-kelainan yang bisa terjadi pada sistem saraf manusia yang bersumber dari internet, majalah dan koran. 
·         Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam
3)     Pertemuan ketiga
a.       Kegiatan awal
·         Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa
·         Guru memberikan apersepsi, misalnya guru menyuruh salah satu siswa maju, kemudian disuruh menguyah permen. Kemudian guru bertanya “ apa yang kamu rasakan?  
b.      Kegiatan inti
1.  Eksplorasi
·         Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
·         Siswa membentuk kelompok yang masing-masing beranggotakan 4-5 orang.
            2.  Elaborasi
·         Masing – masing kelompok merancang percobaan sesuai dengan petunjuk kerja yang ada dalam LKS, untuk kelompok 1 sampai 3 merancang percobaan mengenai indera pembau dan kelompok 4 sampai 6 merancang percobaan tentang indera pengecap
·         Masing – masing kelompok menuliskan hasil hasil praktikumnya di dalam tabel yang telah disediakan.
4.      Konfirmasi
·           Setiap kelompok mempresentasikan hasil praktikumnya dan kelompok lainnya menanggapi.
·           Siswa mendengarkan pelurusan konsep dari guru tentang materi yang telah dipraktikumkan.
  1.  Kegiatan penutup
·           Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
·           Siswa diberi tugas untuk membuat gambar struktur dari alat indera pembau dan pengecap pada kertas karton.
·           Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
4)     Pertemuan keempat
a.       Kegiatan awal
·         Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa
·         Guru memberikan apersepsi, misalnya menyuruh 2 siswa untuk maju ke depan, kemudian salah satu siswa disuruh mencubit temannya. Guru bertanya kepada siswa yang dicubit, “ apa yang kamu rasakan saat dicubit teman kamu tadi?
b.      Kegiatan inti
1.  Eksplorasi
·         Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
·         Siswa membentuk kelompok yang masing-masing beranggotakan 4-5 orang.
            2.  Elaborasi
·         Masing – masing kelompok merancang percobaan sesuai dengan petunjuk kerja yang ada dalam LKS, untuk kelompok 1 sampai 3 merancang percobaan mengenai indera penglihatan dan kelompok 4 sampai 6 merancang percobaan tentang indera peraba.
·         Masing – masing kelompok menuliskan hasil hasil praktikumnya di dalam tabel yang telah disediakan.
3.      Konfirmasi
·         Setiap kelompok mempresentasikan hasil praktikumnya dan kelompok lainnya menanggapi.
·         Siswa mendengarkan pelurusan konsep dari guru tentang materi yang telah dipraktikumkan.
c.        Kegiatan penutup
·         Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
·         Siswa diberi tugas untuk membuat gambar struktur anatomi mata dan kulit pada kertas karton sesuai dengan kelompok.
·         Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
V. Sumber Belajar
  • Buku referensi yang mendukung
  • LKS
VI. Penilaian
1.      Tes Tertulis
a.       Pilihan ganda
b.      Essai
c.       Membagankan
d.      Menjodohkan
2.      Unjuk kerja

                                                                                                                  Mengetahui,
Kepala Sekolah                                                                                         Guru Biologi         
NIP : ...................                                                                                     NIP : ..................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar