Sabtu, 17 Desember 2011

Memahami manfaat keanekaragaman hayati


Akhwan
Fatmala Dya Ning
Mulyanto
Novi Widyastuti
Nur Astuti
BIOLOGY
Sains dalam kehidupan


Kelas kk  kelas X SMA SMA/MASemester Genap
 
Kurikulum Berbasis Kompetensi
 
1B
Sains dalam kehidupan

Sains dalam kehidupan
              PLANTAE

Standar Kompetensi
Memahami manfaat keanekaragaman hayati

Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan ciri – ciri divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi   kelangsungan
hidup di bumi

Indikator
1.      Mendeskripsikan ciri – ciri umum masing – masing tumbuhan
2.      Mengklasifikasikan masing – masing divisio tumbuhan
3.      Membagankan daur hidup dari masing – masing divisio tumbuhan
4.      Mengaplikasikan peranan masing – masing divisio tumbuhan
















( Bryophyta )

I.      Ciri Ciri Umum Tumbuhan Lumut
Ciri – ciri umum tumbuhan lumut, yaitu sebagai berikut :
1.      Tumbuh di tempat – tempat yang lembab dan basah
2.      Merupakan tumbuhan yang belum memiliki pembuluh
3.      Pengangkutan zat dengan cara imbibisi
4.      Belum memiliki akar, batang, dan daun sejati
5.      Merupakan tumbuhan peralihan
6.      Dikenal sebagai tumbuhan perintis
7.      Reproduksi secara generatif membutuhkan medium air, yaitu dengan penyatuan anteridium (penghasil spermatozoid ) dan arkegonium ( penghasil ovum )
8.      Mengalami metagenesis yaitu antara fase vegetatif dan fase generatif. Fase generatif disebut fase gametofit ( peleburan anteridium dan arkegonium ). Serta fase vegetatif disebut fase sporofit ( menghasilkan spora ).


II.    Klasifikasi Lumut
Divisio Bryophyta dibedakan menjadi 3 kelas berdasarkan perbedaan bentuk tubuh dan perkembangan sporogonium, yaitu :
1.      Musci  ( Lumut Daun )
Lumut ini merupakan lumut yang selalu dapat dibedakan dalam bagian – bagian berupa batang dengan daun – daun serta rizoid yang melekat pada substrat seperti batu cadas, batang, cabang pohon serta tempat – tempat yang lembab. Dari lumut ini ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua. Contoh spesies dari kelas ini yaitu Sphagnum sp. , Pogonatum sp.
2.      Hepaticaceae  ( Lumut Hati )
Golongan dari lumut hati ini mempunyai tubuh yang berbentuk thallus. Kebanyakan berhabitat di tempat – tempat yang basah. Biasnya sebagai epifit pada pohon – pohon ataupun di atas tanah. Sebagian besar dari anggotanya, tubuh terdiri atas sel yang mengandung minyak. Contoh spesies dari kelas ini yaitu Marchantia plymorpha, Ricciocarpus natans.
3.      Anthocerotaceae  ( Lumut Tanduk )
Golongan lumut ini struktur tubuhnya tidak memiliki daun dan batang. Lumut ini memiliki sel – sel yang terkandung kloroplas yang besar dengan atau tanpa pyrenoid. Badan lumut melekat dengan bantuan rhizoid yang biasanya terdiri atas satu sel, organ reproduksi tenggelam di dalam talus. Kapsulnya tumbuh pada talus dan berbentuk memanjang silindris sehingga disebut lumut tanduk. Contoh spesies dari kelas ini yaitu  Anthoceros laevis.

III.   Daur Hidup Lumut


Sporangium                     Spora
                       Sporofit                                              Protonema
    Gametofit
 
Sporogonium                                                                                           
                                                                                                              Lumut
                                                     Spermatozoid           Anteridium
                                  Zigot
                                                              Ovum              Arkegonium

IV.     Peranan Lumut
 Peranan lumut dalam kehidupan :
a. Spagnum merupakan komponen pembentuk tanah gambut, pengganti kapas dan sebagai bahan bakar.
b. Lumut hati sebagai indikator daerah yang lembab dan dipakai obat penyakit hati (hepatitis).
c. Lumut bersama dengan algae membentuk liken (lumut kerak) yang merupakan tumbuhan pionir bagi tempat yang gersang.
d. Di hutan bantalan lumut berfungsi menyerap air hujan dan salju yang mencair, sehingga mengurangi kemungkinan adanya banjir dan kekeringan di musim panas.
e. Lumut gambut di rawa dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanah.



              PTERIDOPHYTA             


A. CIRI-CIRI UMUM

Merupakan tumbuhan tingkat rendah, karena belum mampu menghasilkan biji Merupakan tumbuhan kormofita sejati, karena sudah memiliki organ tubuh seperti akar, batang, dan daun yang sesungguhnya. Akar berupa akar serabut, ujungnya dilindungi oleh kaliptrayang tersusun oleh sel-sel yang bentuknya berbeda dengan sel akar yanga kemudian akan membentuk jaringan akar. Batang tumbuhan paku umumnya berupa akar tongkat atau rhizome, kecuali beberapa spesies yang memang telah memiliki batang sesungguhnya, seperti paku tiang.
Sorus yang masih muda dibungkus oleh selaput yang disebut indusium. Stiap sporangium dikelilingi oleh sel-sel yang berbentuk cincin yang disebut annulus yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran spora dari sporangium.
 
Daun tumbuhan paku berwana hijau, bersifat fototrop karena sel-selnya mengandung banyak klorofil. Bentuk daunnya bervariasi. Berdasarkan ukuran daunnya, tumbuhan paku dibagi menjadi dua, yaitu mikrofil dan makrofil. Sedangkan berdasarkan fungsinya, daun paku dibedakan menjadi sporofil (umtuk menghasilkan spora) dan tropofil (sebagai penyelenggara asimilasi). pada permukaan  sprofit dewasa ditemukan sporofil yang mempunyai sorus yaitu bintil-bintil yang berbentuk bulatan berwarna kuning, cokelat atau kehitam-hitaman yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya kotak spora atau sporangium.


 


http://www.ruangilmu.com/images/MORFOLOGI%20PAKU.BMP
( Struktur tubuh tumbuhan paku )
                                                                                                  

Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan mennjadi tiga yaitu:
a.       Paku homospor atau isospor, yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis spora yang sama besarnya. Contoh paku kawat atau Lycopodium
b.      Paku heterospor, yaitu paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda ukurannya. Makrospora berkelamin betina dan mikrospora berkelamin jantan. Contoh : paku rane (Selaginella)dan semanggi (Marsilea).
c.       Paku peralihan, pada paku ini spora yang dihasilkan mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, tetapi sebagian berkelamin jantan dan sebagian lagi berkelamin betina. Contoh : paku ekor kuda atau Equisetum

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan vascular, karena di dalam akar, batang dan daunnya sudah terdapat jaringan pengangkut baik floem dan xylem. Tumbuhan paku umumnya hidup di darat yang basah atau lembab, banyak dijumpai di daerah tropis hingga berdaerah beriklim sedang, karena proses reproduksi generatifnya hanya bisa berlangsung jika ada air. Mengalami pergiliran keturunan.
Di dalam hidupnya mengalami proses gametofit dan sporofit. Fase gametofitnya lebih pendek daripada fase sporofitnya. fase sporoitnya berupa tumbuhan paku sendiri. Tumbuhan paku dewasa yang dijumpai di alam merupakan fase sporofit yang menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan seksual.


A. KLASIFIKASI
Tumbuhan paku dibagi menjadi empat kelas, yaitu :
1.      Psilophytinae
Cirri-ciri :
a.       Merupakan paku yang paling primitive, karena belum ditemukan adanya daun dan akar, batangnya masih berbentuk rhizoma.
b.      Sporangia terdapat di batang yang berfungsi untuk fotosintesis.
c.       Merupakan paku telanjang, karena belum ditemukana adanya daun
d.      Sebagian dari kelas ini telah punah
e.       Conoh : Psilotum
2.      Lycopodinae
Ciri-ciri:
Sebagian besar tumbuhan paku ini mempunyai batang dan akar yang bercabang menggarpu dan memiliki daun yang sejati yang memiliki jaringan-jaringan pembuluh dan duduk daunnya tersebar.
3.      Equisetinae
Merupakan tumbuhan paku yang mempunyai daun menyerupai sisik dengan susunan berkarang, susunan batangnya beruas dengan sporangium yang tersusun dalam strobilus yang bentuknya menyerupai ekor kuda.
4.      Filicinae
Merupakan golongan tumbuhan paku yang mempunyai daun berukuran besar dengan duduk daun menyirip. Biasanya berhabitat di daratan dengan sporangium terdapat pada sorus sedangkan di perairan sporangium terdapat disporokarpium. Daun mudanya selalu menggulung dengan sporangium terbentuk di permukaan bawah air.


B. SISTEM REPRODUKSI
Tumbuhan paku berkembangbiak secara vegetative dan generatif. Perkembangbiakan vegetative terdiri dari:
1.      Fragmentasi
Fragmentasi merupakan pemisahan rizoma dari koloni induk. Biasanya pangkal rizoma yang sudah tua mati dan cabang-cabangnya akan tumbuh menjadi individu yang baru.
2.      Membentuk kuncup tunas
Dibentuk pada sisi bawah helaian daun atau disisi atas bagian helaian daun
3.      Membentuk tunas ujung daun
Dibentuk oleh tunas ujung daun yang bersifat embrional. Bila ujung daun menyentuh tanah yang lembab, akan segera membentuk tunas dengan akar – akar yang tumbuh ke dalam tanah. Selanjutnya tunas ini tumbuh menjadi individu baru.
4.      Membentuk umbi batang
Umbi yang dihasilkan dapat bertahan pada tanah yang kering.
5.      Membentuk tunas akar
Perkembangbiakan tumbuhan paku secara generatif dapat terjadi dengan pembuahan sel telur









C.    DAUR HIDUP
http://www.ruangilmu.com/images/BIOLOGI/Kelas%20X/pterydophyta/pteridophyte-life-cycle.gif

   Daur hidup tumbuhan paku

http://ruangilmu.com/images/BIOLOGI/Kelas%20X/pterydophyta/1%20paku%20homo%20peralihan.JPG

                  Paku homospor
http://www.ruangilmu.com/images/BIOLOGI/Kelas%20X/pterydophyta/2%20paku%20homo%20peralihan.JPG 



       Paku heterospor











Paku homosfor


http://www.ruangilmu.com/images/BIOLOGI/Kelas%20X/pterydophyta/3%20paku%20homo%20peralihan.JPG
 









        




  Paku peralihan
D.    PERANAN
Peranan tumbuhan paku, antara lain :
1.      dipelihara sebagai tanaman hias
2.      penghasil bahan obat-obatan
3.      sebagai sayuran dan bahan pupuk hijau
4.      sebagai salah satu bahan dalam membuat kerangka bunga

























Tumbuhan Biji ( Spermatophyta )

I.         Ciri – ciri umum :
1.      Merupakan tumbuhan dengan tingkat filogenik paling tinggi
2.      Ciri khas yaitu adanya organ berupa biji. Di dalam biji terdapat lembaga atau embrio.
3.      Sudah memiliki akar, batang, dan daun yang lengkap
4.      Dalam perkembangbiakan secara generatif menghasilkan biji
5.    Di dalam biji terdapat lembaga atau embrio. Bila biji berkecambah, embrio akan tumbuh menjadi individu baru
6.    Alat perkembangbiakannya telah tampak jelas, yaitu berupa bunga atau strobilus. Alat kelamin jantan dan betinanya terpisah


Berdasakan letak bakal bijinya, tumbuhan berbiji dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

1.      Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
Ciri – ciri :
a.       Memiliki akar dan batang yang berkambium, selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Berkas pembuluh pengangkut kolateral terbuka. Xylem terdiri atas trakeida saja. Floem tanpa sel-sel pengiring
b.      Memiliki habitus semak, perdu, atau pohon
c.       System perakaranya akar tunggang
d.      Batang tegak dan bercabang
e.       Memiliki daun yang lebar, daunya jarang bersifat majemuk dan system pertulanganya tidak banyak ragamnya.
f.       Bunga sesungguhnya belum ada,sporofil terpisah-pisah atau membentuk strobilus jantan dan betina.makrosporofil (daun buah) dengan bakal biji yang tampak menempel padanya. Makrosporofil dan mikrosporofil terpisah.
g.      Penyerbukannya hampir selalu dengan cara anemogami (serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji). Jarak antara penyerbukan sampai pembuahan relatif  lama.
h.      Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif.
Klasifikasi
Gymnospermae terdiri dari beberapa kelas yaitu :
a.       Ginkyoinae
-        Tumbuh-tumbuhan ginkyo merupakan pohon-pohonan yang besar, dengan ketinggian mencapai 100 kaki, mempunyai sirungb panjang dan sirung pendek.
-        Daun-daunnya bertangkai panjang melebar berbentuk kipas, dan biasanya dibagi oleh suatu lekukkan yang dalam. Tulang daunnya bercabang menggarpu, daun-daunnya rontok pada musim rontok.
-        Merupakan tumbuhan berumah dua
-        Bunga betinanya tidak jelas susunanya
-        Bakal bijinya dua buah terletak pada suatu tangkai yang panjang.
-        Biji mempunyai kulit luar berdaging dan kulit dalamnya keras. Lembaganya mempunyai dua   kotiledon.
b.      Coniferinae
-        Tumbuhan yang termasuk tumbuh-tumbuhan yang selalu hijau pada umumnya.
-        Ciri khasnya terbentuknya strobili yang berbentukj conus.
-        Ada yang bverumah dua dan ada yang brumah satu
-        Kebanyakan berupa pohon-pohon yang besar dan berkayu.
c.       Cycadinae
-        Batangnya berkayu dengan sedikit percabangan atau tidak bercabang sama sekali. Batangnya menunjukkan adanya pertumbuhan sekunde.
-        Daun-daun tersusun dalam bentuk rozet batang,berbagi menyirip, dan yang masih muda menggulung.
-        Memiliki strobili yang berkelamin tunggal dan berumah dua.
-        Penyerbukan dibantu oleh angin.

d.      Gnetinae
-        Merupakan tumbuhan berkayu
-        Batangnya bercabang atau tidak , atau hanya terdiri dari hipokotil yang menebal.
-        Daun-daunnya tunggal dan berhadap-hadapan
-        Bunganya majemuk, berkelamin satu tumbuh dalam ketiak bractea yang besar. Bunga betina mempunyai bakal biji tegak.
-        Pembuahan dengan melalaui buluh serbuk, dengan dua inti generatif yang tisak sama besarnya. Lembaganya memiliki dua daun lembaga.

Manfaat tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae)
Banyak manfaat tumbuhan berbiji terbuka bagi kehidupan manusia diantaranya adalah :
-        Sebagai bahan industri kertas, misalnya piunus
-        Sebagai bahan obat-obatan misalnya pinus, jupiniperus
-        Sumber bahan makanan, misalnya Gnetum gnenemon
-        Sebagai tanaman hias, misalnya Cycas sp, dan Cupressus

2.      Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
a.       Batangnya ada yang berkambium ada yang tidak. Ada yang menebal sekunder da nada yang tidak. Berkas pembuluh pengangkut ada yang kolateral terbuka, kolateral tertutup dan bikolateral. Xylem terdiri dari trakea dan trakeida. Floem dengan sel-sel pengiring.
b.      Habitusnya adalah terna, semak, perdu, atau pohon
c.       System perakaranya serabut dan tunggang
d.      Batangnya ada yang bercabang dan ada yang tidak.
e.       Daunya lebar, tunggal atau majemuk dengan komposisi beraneka ragam.
f.       Memiliki bunga yang tersusun dari sporofit dan bagian yang lain. Makrosporofil dan mikrosporofil (benang sari) terpisah atau terkumpul pada satu bunga
g.      Penyerbukanya dengan cara autogami, anemogami, huidrogami, dan lain-lain. Serbuk sari jatuh pada kepala putik. Jarak waktu antara penyerbukan dan pembuahan relative lebi8h pendek.
h.      Sel kelamin jantan berupa inti sperma (inti generatif) yang tidak bergerak aktif.

Klasifikasi tumbuhan angiospermae menjadi:
a.       Monokotil
Ciri-ciri:
-        Susunan akarnya adalah akar serabut. Ujung akarnya terlindungi oleh kaliptra atau tudung akar.
-        Batangnya tampak jelas dengan ruas-ruas amg jelas pula. Umumnya batang monokotil jarang bercabang. Pada umunya batang dan akar monokotil tidak berkambium, jaringan pengangkutnya tersebar.
-        Bentuk daunya beranekaragam dengan urat daun sejajar atau melengkung,  daun-daun itu biasanya mempunyai pelepah.
-        Bunganya mempunyai mahkota bu8nga yang berjumlah tiga atau kelipatanya.
-        Bijinya hanya memiliki satu kotiledon.
b.      Dikotil
-        Akar, batang dan daun sudah sempurna. Akarnya tersusun atas akar tunggang. Ujung akar dan pucuk batangnya tidak diselubungi oleh suatu pelindung
-        Batangnya sangat bervariasi ada yang kertas, ada yang berair dengan ruas-ruas yang tidak jelas. Batang dan akarnya memiliki cambium sehingga dapat tumbuh membesar.
-        Daunya beraneka ragam dengan urat daun yang tersusun menyirip atau menjari.
-        Perkembangbiakan secara generatif. Alat perkembangbiakanya terdapat pada bunga, terdapat pada bunga terdiri atas benangsari dan putik. Hasil pembuahannya adalah lembaga yang tersimpan dalam biji. Pada waktu berkecambah kotiledon terbelah menjadi dua.
-        Bagian bunga berjumlah lima atau kelipatan lima

Klasifikasi dikotil
Tumbuhan dikotil dapat dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
a.       Sub kelas apetale
Ciri-ciri ;
·         Tidak memiliki perhiasan bunga, bila ada sangat kecil
·         Contoh : cemara, lada
b.      Sub kelas dialypetale
Cirri-ciri :
·         Mempunyai dua macam perhiasan bunga, yaitu kelopak dan mahkota, mahkota bunganya saling lepas tidak berlekatan.
·         Contoh : srikaya, sirsak, mawar
c.       Sub kelas sympetale
·         Memiliki perhiasan bunga yang terdiridari kelopak dan mahkota bunga, daun-daun mahkotanya berlekatan.
·         Contoh ; kamboja, ubi jalar, kangkung, kemangi
Perbedaan antara dilotil dan monokotil :


http://www.ruangilmu.com/images/BIOLOGI/Kelas%20XI/reproduksi/BEDA%20MONO%20DAN%20DIKO.jpg
 





                                   









http://www.ruangilmu.com/images/BIOLOGI/Kelas%20XI/reproduksi/MONOKOTIL%20DIKOTIL.jpg
 















                        













Daftar Pustaka

Champbell. 2002. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Tjitrosoepomo, G. 1998. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta :Gadjah Mada Uneversity Press.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar