Jumat, 16 Desember 2011

LAPORAN VIDEO CONVERENCE


LAPORAN VIDEO CONVERENCE
Disusun untuk  memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mikro Teaching
Dosen Pengampu : Drs. Agung Purwoko, M.Pd




JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2011
A.    Identitas
1.      Nama Praktikan                      : Isrowati
2.                                                                                                      Ketrampilan Mengajar            : Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
3.      Topik  Pembahasan                 : Organel Sel Tumbuhan
4.                                                                                                   Kompetensi Dasar                    : Mengidentifikasi Organel Sel Tumbuhan Dan Sel Hewan
5.      Indikator                                 : Menjelaskan organel-organel penyusun sel hewan
6.      Durasi Waktu                          : 19:26 menit

B.     Pendahuluan
Guru yang efektif adalah mereka yang mampu membimbing siswanya mencapai tujuan pembelajarannya dengan berhasil. Ada dua tolok ukur mengenai efektivitas mengajar, yakni tercapainya tujuan dan hasil belajar yang tinggi.
Untuk mencapai tingkat efektivitas mengajar yang tinggi guru harus menguasai perbuatan mengajar kompleks, dan perbuatan yang kompleks tidak dapat dikuasai secara langsung, dimana untuk menguasai ketrampilan mengajar yang kompleks, calon guru perlu menguasai teknik atau dasar keterampilan mengajar secara terpisah. Melalui latihan dengan pendekatan pembelajaran mikro, keterampilan-keterampilan yang sifatnya terbatas  dipahami dan dilatihkan.
Ada beberapa asumsi dasar yang melandasi pengajaran mikro, yaitu :
a.       Guru tidak dilahirkan, tetapi dibentuk terlabih dahulu
b.      Keberhasilan seseorang menguasai hal-hal yang kompleks sangat ditentukan oleh keberhasilannya dalam menguasai hal-hal yang lebih sederhana. Dengan menguasai terlebih dahulu komponen-komponen keterampilan mengajarnya, maka akan dapat dilaksanakan kegiatan mengajar secara keseluruhan yang bersifat kompleks.
c.       Dengan menyederhanakan situasi latihan, maka perhatian dapat dipusatkan sepenuhnya kepada pembinaan keterampilan tertentu (khusus) yang merupakan komponen dari kegiatan mengajar.
d.      Dalam latihan-latihan yang sangat terbatas, calon guru lebih mudah mengontrol tingkah lakunya jika dibandingkan dengan mengajar secara utuh yang bersifat kompleks.
e.       Dengan menyederhanakan situasi latihan, maka lebih dimungkinkan untuk mengadakan observasi yang sistematis, objektif, serta pencatatan yang lebih teliti. Hasilnya dapat digunakan sebagai balikan penampilan calon guru. Kesalahan-kesalahan dapat segera diketahui, dan diadakan perbaikan pada kesempatan latihan ulang.
Ada beberapa ketrampilan dasar yang harus dikuasai calon guru dalam melaksanakan pembelajaran yaitu :
1.      Terampil membuka dan menutup pelajaran
a.       Terampil membuka pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran perlu dimiliki calon guru agar mampu menyiapkan kondisi siswa supaya perhatian siswa terpusat kepada hal-hal yang akan dipelajari.
b.      Terampil menutup pelajaran
Setelah selesai calon guru menerangkan materi pelajaran, di akhir jam pelajaran perlu menutup pelajaran dengan cara yang menarik dan berkesan pula.
2.      Terampil menjelaskan
Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam keterampilan mengajar (teaching skill) adalah menjelaskan (explaining). Dengan teknik menjelaskan yang baik, apa yang harus disampaikan akan lebih mudah diterima siswa. Penjelasan yang baik akan membantu siswa dalam mengajar mengenal konsep-konsep dan prinsip-prinsip.
Penjelasan adalah penyajian informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, misalnya antara sebab dan akibat, atau antara yang diketahui dengan yang belum diketahui, antara hukum (dalil, definisi) yang berlaku umum dengan bukti/contoh sehari-hari.
3.      Terampil bertanya
Siswa bertanya untuk meningkatkan pengertian mereka. Guru mengajukan pertanyaan antara lain untuk melibatkan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga guru dapat memperluas, mengarahkan dan mengembangkan pelajaran tersebut. Pertanyaan yang menarik dapat membantu guru, sebagai salah satu jalan yang paling efektif untuk memulai atau mengakhiri pelajaran. Pertanyaan yang baik tidak dapat terjadi dengan sendirinya atau asal bertanya, tetapi harus mempunyai maksud edukatif dan tepat cara penyampaiannya.
Untuk dapat menggunakan teknik bertanya yang baik, maka guru perlu mengetahui tujuan, tingkat, dan jenis pertanyaan tersebut serta bagaimana mengajukannya.
4.      Terampil memberikan penguatan
Penguatan adalah pemberian respon (berupa penghargaan) terhadap suatu tingkah laku yang baik/benar sehingga dapat meningkatkan berulangnya kembali tingkah laku tersebut contohnya : memberikan anggukan, senyuman, kata-kata membenarkan, atau kata-kata pujian.
5.      Terampil mengadakan variasi mengajar
Kebosanan merupakan masalah besar di kelas. Oleh karena itu harus berusaha agar suasana di kelas menjadi menarik dan hidup, dengan cara harus terampil mengadakan variasi dalam mengajar. Akan tetapi, gunakanlah variasai secara lancar dan berkesinambungan, hingga tidak akan merusak perhatian siawa dan tidak mengganggu pelajaran.
6.      Terampil memimpin diskusi
Diskusi merupakan cara yang baik untuk melatih siswa menguasai konsep, memecahkan masalah melalui proses memberi kesempatan berpikir, berinteraksi social, serta dapat meningkatkan kreativitas, membina kemampuan berkomunikasi dan terampil berbahasa.
7.      Terampilan mengelola kelas
Terampil mengelola kelas adalah nafasnya pengajaran. Jika kondisi kelas ribut dan tidak terkendali, maka materi yang diajarkan menjadi sia-sia. Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, apabila terdapat gangguan kecil dan sementara maupun yang bersifat gangguan yang berkelanjuatan. Tujuan guru perlu terampil mengelola kelas supaya tercipta dan terpelihara kondisi belajar yang optimal.
8.      Ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Secara fisik, yang menandai bentuk pengajaran ini adalah terbatasnya jumlah siswa yang dihadapi guru, yaitu berkisar antara 5 samapi 9 orang untuk kelompok kecil, dan hanya seorang untuk perorangan.

Melalui latihan dengan pendekatan pembelajaran mikro, keterampilan-keterampilan diatas dapat dipahami dan dilatihkan. Dimana pembelajaran mikro adalah metode latihan penampilan yang dirancang secara jelas dengan jalan mengisolasi bagian-bagian komponen dari proses mengajar, sehingga guru (calon guru) dapat menguasai setiap komponen satu persatu dalam situasi mengajar yang disederhanakan. Pembelajaran mikro dirumuskan sebagai pembelajaran dalam skala kecil atau mikro yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan baru dan memperbaiki keterampilan yang lama.
Menurut Dwight Allen dalam Hasibuan dan Moedjiono, tujuan pembelajaran mikro adalah :
a.       Bagi mahasiswa calon guru :
Ø  Member pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah ketrampilan dasar mengajar secara terpisah
Ø  Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka terjuan ke kelas yang sebenarnya
Ø  Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam-macam keterampilan dasar mengajar seta memahami kapan dan bagaimana keterampilan itu diterapkan
b.      Bagi guru :
Ø  Memberikan penyegaran dalam program pendidikan
Ø  Guru mendapatkan pengalaman mengajar yang bersifat individual demi perkembangan profesinya
Ø  Mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap pembaharuan yang berlangsung di pranata pendidikan
Dengan membekali mahasiswanya melalui pembelajaran mikro ada beberapa manfaat yang diperoleh yakni :
Ø  Menimbulkan, mengembangkan, dan membian keterampilan-keterampilan tertentu calon guru dalam mengajar
Ø  Keterampilan mengajar yang ese3nsial secara terkontrol dapat dilatihkan
Ø  Balikan (feed back) yang cepat dan tepat dapat segera diperoleh
Ø  Latihan memungkinkan penguasaan komponen keterampilan mengajar secara lebih baik
Ø  Dalam situasi latihan, caloin guru atau guru dapat memusatkan perhatian secar khusus kepada kimponen keterampilan yang objektif
Ø  Menuntut dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.



C.    Laporan Video Conference
1.      Deskripsi strategi, model, metode pembelajaran
Strategi pembelajaran sebagai suatu pola umum pembelajaran subyek didik atau pembelajaran yang tersusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pendidik, psikologi dan komunikasi dengan mengintegrasikan struktur/urutan kegiatan atau langkah pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, alat peraga, pengelolaan kelas, evaluasi dan waktu yang diperlukan agar subyek didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
a.       Strategi
Dalam video conference guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada peserta didik, meminta peserta didik berdoa terlebih dahulu dan mempresensi siswa sebelum memulai pembelajaran. Kemudian guru memberikan aopersepsi kepada siswa berupa pertanyaan dengan menggunakan alat peraga berupa sapu tangan atau kain dimana siswa dimnta untuk menjelaskan penyusun kain terebut.
Dalam pembelajaran ini guru meminta siswa untuk berdiskusi terlebih dahulu sebelum guru menjelaskan materinya. Guru meminta siswa memperhatikan video tentang organel-organel sel hewan, kemudian guru membentuk kelompok menjadi 4 kelompok dan meminta siwa untuk mendiskusikan lembar diskusi yang sudah diberikan. Setelah selesai berdiskusi guru meminta salah satu perwakilan kelompok dengan cara menunjuk nomor yang sudah diberikan sebelum diskusi dimulai.
Setelah perwakilan kelompok selesai menjelaskan, guru mengulas kembali hasil diskusi yang sudah dipresentasikan siswa kedepan kelas. Kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang sifatnya kompetisi dimana siswa yang terlebih dahulu mengangkat tangannya maka siswa tersebutr yang menjawab pertanyaan yang diberikan guru tersebut. Setelah selesai guru memberikan penugasan kepada siswa berupa mencari artikel tentang materi yang akan dibahas pada pertemian berikutnya.
b.      Model Pembelajaran
Model merupakan bentuk utuh dari pembelajaran yang dilakukan dengan tahapan-tahapan yang sitematis sesuai dengan karakteristik konsep yang akan disampaikan.
Dalam pembelajaran ini seorang guru menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT). Dimana dalam pembelajaran ini setiap siswa memiliki nomor masing-masing sesuai dengan nomor yang sudah diberikan guru. Dalam pembelajaran ini langkah-langkah prmbelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu :
1.      Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2.      Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3.      Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.
4.      Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5.      Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru bertanya kepada siswa lain apakah hasil diskusinya sudah benar dan apakah hasilnya sama.
6.      Kesimpulan dengan cara menunjuk salah satu siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah diberikan.

c.       Metode pembelajaran
Metode merupakan teknik yang disusun secara terorganisis yang diterapkan dalam melakukan suatu tindakan agar tercapai tujuan yang diterapkan. Dalam pembelajaran ini guru menggunakan metode Tanya jawab, Cooperative Learning, dan Diskusi.
1.      Metode Tanya Jawab
Dalam metode ini guru memberikan pertanyaan dan perlu dijawab oleh anak didik. Dengan metode ini guru mengharapkan semua siswa aktif dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran ini pertanyaan dibetrikan krpada peserta didik pada saat awal pembelajaran dan akhir pembelajaran. Pertanyaan yang diberikan pada awal pembelajaran bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan. Sedangkan pertanyaan yang diberikan pada akhir pembelajaran bertujuan untuk mengetahui kepahaman siswa tentang materi yang sudah disampaikan guru.
2.      Metode Cooperativ Learning
Kooperatif lerning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Dalam pembelajaran ini guru memberikan penjelasan kepada siswa kemudian  meminta siswa melakukan diskusi berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk. Kemudian guru melakukan penilaian terhadap peserta didiknya.
3.      Metode Diskusi
Dalam metode ini guru membentuk kelompok untuk menyelesaikan lembar diskusi yang sudah diberikan kepada masing-masing kelompok. Dalam metode ini dapat menciptakan kerja sama, interaksi dan komunikasi antar siswa. Kemudian setelah selesai berdiskusi perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

2.      Deskripsi ketrampilan mengajar
Ketrampilan yang harus dikuasain guru pada pembelajaran kali ini yaitu keterampilan mengadakan variasai. Dimana keterampilan ini harus dikuasai oleh seorang guru dalam pembelajaran supaya anak didik tidak merasa bosan selama pembelajaran berlangsung. Variasi yang digunakan guru dalam pembelajaran ini sudah lancar dan berkesinambungan sehingga siswa tidak terganggu perhatiannya dan tidak menganggu pelajaran. Keterampilan mengadakan variasi terdapat beberapa komponen yaitu :
Variasai dalam gaya mengajar guru
a.       Suara
Pada variasi suara gurur sudah mengadakan variasi suara yaitu berupa perubahan intonasi, nada dan volume saat guru memberikan penjelasan kepada anak didik.
b.      Mimik dan gerak
Sudah terdapat variasai mimik dan gerak dimana mimik wajah guru saat menjelaskan misalnya saja tersenyum kepada seluruh siswa sehingga siswa tidak merasa takut ataupun tegang saat pelajaran berlangsung.
c.       Kesenyapan
Tedapat kesenyapan pada saat peserta didik melakukan diskusi kelompok. Disini guru memperhatikan jalannya diskusi.
d.      Kontak pandang
Guru sudah mengadakan kontak pandang dimana pandangan guru keseluruh kelas sehingga guru tersebut dapat mengetahui perhatian dan kepahaman anak didiknya selama proses belajar mengajar. Selain itu anak didik juga dapat merasakan bahwa gurunya memperhatikan mereka semua.
e.       Perubahan posisi
Guru sudah mengadakan perubahan posisi dengan berjalan dari muka ke bagian belakang, dari sisi kiri ke sisi kanan dan berjalan diantara anak didik. Sehingga pada saat menyajikan pelajaran di dalam kelas terdapat interaksi antara guru dengan peserta didik. Selainitu guru juga dapat mengetahui tingkah laku peserta didik pada saat pelajaran berlangsung.
f.       Memusatkan
Guru sudah memusatkan perhatian peserta didik yaitu pada saat akan menampilkan sebuah video tentang sel. Disini guru menggunakan kata-kata “perhatikan baik-baik video ini”. Sehingga semua siswa memusatkan perhatiannya pada video yang ditampilkan gurunya.
Variasai penggunaan Media dan Alat
g.      Variasi visual
Guru sudah mengadakan variasi visual yaitu dengan menggunakan slide pembelajaran, video tentang organel sel tumbuhan.
h.      Variasi oral
Guru belum mengadakan variasi oral yaitu variasi yang menirukan sesuatu dengan suara. Seharusnya guru mengadakan variasi oral supaya peserta didik lebih tertarik menerima mnateri pelajaran yang disampaikan oleh guru.
i.        Variasi alat bantu yang dapat dipegang dan dimanipulasi
Guru belum menggunakan alat bantu yang dapat dipegang dan dimanipulasi sehingga siswa tidak bisa mengetaui bentuk secara keseluruhan sel tumbuhan tersebut. Seharusnya guru menggunakan alat bantu yang dapat dipegang dan dimanipulasi, misalnya saja manipulasi bentuk sel yang terbuat dari sterofom. Sehingga akan dapat menarik perhatian peserta didik dan peserta didik tertarik untuk memperagakannya.
j.        Variasi pola interaksi dengan kegiatan siswa
Guru sudah menggunakan variasi pola interaksi dengan kegiatan siswa yaitu guru menggunakan metode tanya jawab, diskusi dan cooperative learning, sehingga siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran di dalam kelas. Pola interaksi yang dilakukan guru pada saat pelajaran ada beberapa jenis yaitu (1) pola guru-murid ini dilakukan pada saat guru berceramah atau pada saat guru menjelaskan pelajaran, (2) pola murid-murid ini dilakukan pada saat peserta didik melakukan diskusi.

3.      Deskripsi tentang respon siswa dalam pembelajaran
Respon siswa dalam pembelajaran dibagi menjadi 3 yaitu :
a.       Interaksi siwa-siswa
Pada saat diadakan diskusi kelompok terdapat interaksi antar siswa dan semua siswa aktif dalam melaksanakan diskusi kelompok.
b.      Interaksi siswa-guru
Pada saat guru menyampaikan materi pelajaran semua siswa memperhatikan materi yang sedang diajarkan oleh guru mereka.
c.       Interaksi siswa-bahan ajar
Siswa memperhatikan bahan ajar yang disampaikan guru melalui slide pembelajaran yang ditampilkan pada LCD.

D.    Pembahasan
1.      Pendapat para ahli – kajian teori
Sebelum melaksanakan pembelajaran soerang guru harus merancang pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam kelas nanti. Misalnya saja mertancang model, metode dan pendekatan yang akan diterapkan oada kelas tersebut. Selain itu guru harus menguasai keterampilan dasar mengajar 
Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas. Salah satu model pembelajaran yaitu Numbered Head Together (NHT). Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatui pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. (Trianto, 2007).
Numbered Head Together atau kepala bernomor  (SPENCER KAGAN, 1992)
Langkah-langkah :
1.      Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2.      Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3.      Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4.      Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5.      Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6.      Kesimpulan

Selain model pembelajaran juga terdapat pendekatan pembelajaran. Salah satunya yaitu pendekatan Kontekstual. Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru tidak hanya menyampaikna materi pembelajaran yang berupa hapalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar. Lingkungan bekarya yang kondusif sangat penting dan sangat menunjang pembelajaran kontekstual, dan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan.(Mulyasa, 2008).
Dalam pelaksanaanya pembelajaran kontekstual dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor yang sangat erat kaitannya. Faktor-faktor tersebut berasal dari dalam diri peserta didik (internal), dan dari luar dirinya atau dari lingkunghan sekitarnya (eksternal). Zahorik (1995) mengungkapkan lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual, yaitu :
·         Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik.
·         Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-bagiannya secara khusus (dari umum ke khusus)
·         Pembelajaran harus ditekankan pada upaya mempratekkan secara langsung apa-apa yang dipelajari
·         Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang dipelajari

Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan materi kepada peserta didik yaitu :
a.       Metode Tanya Jawab
Menurut Syaiful, 2005 metode tanya jawab ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik. Dengan metode ini, antara lain dapat dikembangkan keterampilan mengamati, menginterpretasi, mengklasifikasikan, membuat kesimpulan, menerapkan, dan mengkomunikasikan.
      Penggunaan metode tanya jawab bermaksud memotivasi anak didik untuk bertanya selama proses belajar mengajar, atau guru yang bertanya (mengajukan pertanyaan) dan anak didik menjawabnya. Isi pertanyaan tidak mesti harus mengenai pelajaran yang sedang diajarkan, tetapi bisa juga mengenai pertanyaan lebih luas yang verkaitan dengan pelajaran.
v  Kelebihan Metode Tanya Jawab
·         Lebih mengaktifkan anak didik dibandingkan dengan metode ceramah
·         Anak akan lebih cepat mengerti, karena memberi kesempatan kepada anak didik untuk menanyakan hal-hal yang belim jelas dimengerti sehingga guru dapat menjelaskan kembali.
·         Mengetahui perbedaan pendapat antara anak didik dan guru, dan akan membawa ke arah suatu diskusi.
·         Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian anak didik.
v  Kekurangan Metode Tanya Jawab
·         Mudah menyimpang dari pokok persoalan.
·         Dapat menimbilkan beberapa masalah baru.
·         Anak didik kadang merasa takut memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepadanya.
·         Sukar membuat pertanyaan yang sesuai denhan tingkatr berpikir dan pemahaman anak didik.

b.      Metode Diskusi
Menurut Moh. Uzer, 2011, diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Dalam diskusi selalu ada pokok permasalahan yang perlu dipecahkan. Agar proses pembelajaran dengan metode diskusi berjalan lancar, dan menghasilakan tujuan belajar secara efektif, perlu diperhatikan langkah-langkah berikut :
·         Rumuskanlah tujuan dan masalah yang akan dijadikan topic diskusi.
·         Siapkanlah sarana dan prasarana yang diperlukan untuk diskusi.
·         Susunlah peran-peran peserta didik dalam diskusi, sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilakukan.
·         Berilah pengarahan kepada peserta didik secukupnya agar melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan diskusi.
·         Ciptakanlah suasana yang kondusif sehingga peserta didik dapat mengemukakan pendapat secara bebas untuk memecahkan masalah yang didiskusikan.
·         Berikanlah kesempatan kepada peserta didik secara merata agar diskusi tidak didominasi oleh beberapa orang saja.
·         Sesuaikan penyelenggaraan diskusi dengan waktu yang tersedia.
·         Sadarlah akan peranan guru dalam diskusi, baik sebagai fasilitator, pengawaa, pembimbing, maupun sebagai evaluator jalannya diskusi.
·         Akhirilah diskusi dengan mengambil kesimpulan dari apa-apa yang telah dibicarakan. Kesimpulannya sebaiknya dilakukan oleh peserta didik, mungkin dibawah bimbingan guru. Kalu peserta didik sulit untuk mengambil kesimpulan, kesimpulan dapat dilakukan oleh guru, jangan sampai mengulur-ulur waktu.

c.       Metode Cooperativ Learning
Kooperatif lerning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan oembelajaran yang telah dirumuskan. (Sanjaya.2006:239 dalam buku Ruasman)
Menurut Nurul Hayati (2002:25-28) mengemukakan 5 unsur dasar model cooperative learning yaitu (1) ketergantungan yang positif, (2) pertanggung jawaban individual dalam kemampuan bersosialisasi, (4) tatap muka dan (5) evaluasi kelompok.
Prosedur pembelajaran cooperativ
·         Penjelasan materi, tahapan ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar kelompok.
·         Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru membertikan penjelasan materi siswa bekerja dalam kelompk yang sudah dibentuk sebelumnya.
·         Penilaian, penilaian dalam pembelajaran cooperativ bisa dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan kelompoknya.

2.      Pendapat observer – tentang kelebihan dan kekurangan
a.       Kelebihan
·         Suara guru sudah keras sehingga semua siswa bisa mendengar penjelasan guru. Selain itu guru sudah mengadakan variasai pada nada, intonasi dan volume.
·         Guru sudah mel;akukan kontak pandang kepada semua siswa secara keseluruhan sehingga siswa merasa diperhatikan oleh gurunya.
·         Guru menggunakan video yang bisa memusatkan perhatian semua siswa
·         Semua siswa dapat bekerja sama, berinteraksi dan berkomunikasi antara siswa satu dengan siswa lainnya.

b.      Kekurangan
·         Belum terdapat variasi oral.
·         Pada saat selesai berdiskusi siswa diminta preentasi ke depan kelas tetapi hanya satu kelompok saja yang di perintahkan untuk presentasi, sehingga dapat menimbulkan rasa kecewa pada kelompok lain. Seharusnya semua siswa diperintahkan untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas sehingga siswa merasa bangga terhadap hasil diskusi kelompok mereka masing-masing dan mereka tidak kecewa.
·         Guru belum menggunakan variasi alat bantu yang dapat dipegang dan dimanipulasikan sehingga siswa tidak dapat mengetahui organel sel tumbuhan secara keseluruhan, karena menggunakan gambar pada slide ataupun pada kertas hanya terlihat dari depan saja.

E.     Penutup
Dalam melaksanakan pembelajaran seorang guru harus merancang pembelajarannya terlebih dahulu. Dimana dalam rancangan tersebut berisi tentang strategi pembelajaran, model pembelajaran, dan metode pembelajaran. Selain itu dalam melaksanakan pem,belajran seorang guru harus menguasai keterampilan dasar mengajar,
Strategi pembelajaran sebagai suatu pola umum pembelajaran subyek didik atau pembelajaran yang tersusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pendidik, psikologi dan komunikasi dengan mengintegrasikan struktur/urutan kegiatan atau lankah pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, alat peraga, pengelolaan kelas, evaluasi dan waktu yang diperlukan agar subyek didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisian.
Model pembelajaran merupakan bentuk utuh dari pembelajaran yang dilakukan dengan tahapan-tahapan yang sitematis sesuai dengan karakteristik konsep yang akan disampaikan. Terdapat berbagai macam model pembalajaran yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang dipilih guru harus sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik.
Metode pembelajaran merupakan teknik yang disusun secara terorganisis yang diterapkan dalam melakukan suatu tindakan agar tercapai tujuan yang diterapkan. Terdapat berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran ini guru mengunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT), metode pembelajaran ceramah, diskusi dan cooperative learning. Sedangkan pendekatannya guru menggunanak pendekatan kontekstual. Model, metode, dan pendekatan pembelajaran dipilih guru sesuai dengan karakteristik materi pelajaran.

F.     Kepustakaan
·         Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta.
·         Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
·         Usman, Moh. Uzer. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar