Rabu, 14 Desember 2011

KINGDOM PROTISTA






TOKOH

Tahun 1830an, Protista pertama kali diusulkan  untuk dipisah dari makhluk hidup lain, oleh pakar biologi Jerman, Georg A. Goldfuss yang
memperkenalkan istilah Protozoa yang meliputi Ciliata dan Coral. Tahun 1845, penganut Goldfuss mengembangkannya agar meliputi semua hewan bersel satu seperti Foraminifera dan Amoeba.
Pada satu miliar tahun sebelum munculnya tumbuhan, fungi, dan hewan, terdapat protista yang termasuk turunan dari eukariotik paling awal dari prokariotik. Protista berasal dari bahasa yunani “protos“ yang berarti sesuatu yang sangat tua. Protista termasuk makhluk hidup eukariota yang paling beragam diantara eukariota lainnya. Sebagian besar spesies dari protista bersifat uniseluler, dan ada beberapa spesies yang hidup berkoloni dan bersifat multiseluler. Sebagian besar protista bersifat motil, memiliki flagel dan silia dalam siklus hidupnya. Sebagian besar spesiesnya bereproduksi secara aseksual dan ada sebagian kecil organismenya yang bereproduksi secara seksual. Namun, pada satu waktu tertentu dalam siklus hidupnya, kebanyakan protista membentuk sel resisten yang disebut “sista“ (cyst) yang dapat bertahan dalam kondisi yang ekstrim seperti panas, dingin, asin, asam, maupun kondisi basa.
Protista ditemukan hampir di setiap tempat dimana terdapat air. Protista biasanya lebih suka menempati tanah yang basah, sampah, dedaunan, dan habitat darat lainnya yang cukup lembab. Di lautan, kolam, dan danau, banyak protista yang menempati di bagian dasar, menempelkan dirinya pada batu atau lainnya, ataupun merayap melalui pasir dan endapan lumpur. Selain itu, ada juga protista yang hidup sebagai parasit ataupun simbion di dalam tubuh hewan dan manusia. Protista yang simbion biasanya melakukan suatu hubungan yang mutualisme dengan inangnya. Sedangkan protista parasitik merupakan patogen penting pada hewan, termasuk yang menyebabkan penyakit dan yang dapat menyebabkan kematian bagi manusia. Protista memiliki spesies-spesies dengan bentuk atau struktur tubuh yang beranekaragam seperti berbentuk bulat, oval, basil, spiral ataupun menyerupai tumbuhan ataupun fungi. Oleh karena itu, berdasarkan bentuk atau struktur tubuhnya kingdom protista dapat dibedakan menjadi 3 filum, yaitu protista mirip hewan (Protozoa), protista mirip tumbuhan (Algae atau ganggang), dan protista mirip jamur.

1.  Protista Mirip Hewan (Protozoa)
Mengapa Protozoa dikategorikan dalam Protista mirip hewan?
 


Ingatlah!


Protista jenis ini dimasukkan dalam protista mirip hewan karena protista jenis ini memiliki suatu alat gerak tertentu sehingga mampu berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Protista mirip hewan ini lebih dikenal dengan istilah “Protozoa“ atau Protozoan (tunggal).
Ciri-ciri protozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau flagel, memiliki membran sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Oleh karena itu, Protozoa dibedakan dari Algae karena tidak berklorofil, dan Protozoa dibedakan dari jamur karena Protozoa dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.


a.    Ciri-ciri umum Protozoa
Protozoa biasanya berukuran sekitar 10-50 μm, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm dan mudah dilihat di bawah mikroskop. Protozoa termasuk organisme uniseluler (bersel tunggal). Protozoa merupakan eukariotik (memiliki membran nukleus). Protozoa hidup secara soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok). Umumnya protozoa tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof). Protozoa hidup bebas, sebagai saprofit atau parasit. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatif.





1)   Struktur tubuh protozoa
Protozoa termasuk kelompok bersel satu (uniseluler). Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau kitin seperti pada jamur dan Algae. Kebanyakan Protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan fleksibilita sitoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis Protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. 

2)   Habitat protozoa
Semua Protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Namun, beberapa spesies diantaranya bersifat parasitik, yang hidup pada organisme inang. Beberapa spesies juga dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Selain itu, ada pula Protozoa yang tidak bersifat parasit melainkan hidup bersimbiosis dengan organisme lainnya.

3)   Alat gerak
Protozoa mempunyai alat gerak berupa silia, flagel, dan kaki semu (pseudopodia), serta ada yang tidak memiliki alat gerak.

4)   Reproduksi Protozoa
Kebanyakan Protozoa bereproduksi secara aseksual (vegetatif) yaitu dengan cara membelah diri,  misalnya pada Amoeba proteus  (dapat dilihat pada gambar 1.1), tetapi ada beberapa Protozoa tertentu yang bereproduksi secara seksual (generatif) yaitu dengan cara konjugasi, misalnya pada Paramecium caudatum (dapat dilihat pada gambar 1.8).




b.   Klasifikasi Protozoa
Gambar 1.1 Skema klasifikasi Protozoa

Berdasarkan alat geraknya, Protozoa dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu:
1)   Rhizopoda (Sarcodina)
Ciri-ciri Rhizopoda :
v  Rhizopoda termasuk organisme bersel satu (uniseluler)
v  Rhizopoda belum memiliki bentuk yang tetap karena bentuk sel tubuhnya selalu berubah-ubah 
v  Alat geraknya berupa pseudopodia (kaki semu). Kaki semu (pseudopodia) merupakan penjuluran dari protoplasma.
v  Biasa hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia sebagai parasit.
v  Jenis spesies Rhizopoda yang paling mudah diamati adalah Amoeba.
Ciri-ciri dari Amoeba meliputi : 
§  hidup di air tawar, dan ukuran tubuhnya berkisar antara 200–300 mikron,
§  bentuk tidak tetap karena memiliki bentuk sel tubuh yang senantiasa berubah-ubah. Memiliki kaki semu (pseudopodia) yang dibentuk dari tonjolan plasma. Kaki semu ini terbentuk saat akan mendekati atau menjauhi mangsanya. Pada saat makan, Amoeba menggunakan kaki semu untuk menangkap mangsa, kemudian akan membentuk suatu rongga makanan (vakuola makanan) untuk mencerna makanan secara intra sel. Untuk mengeluarkan zat sisa (ekskresinya), Amoeba menggunakan suatu rongga berdenyut (vakuola kontraktil).
§  memiliki inti sel (nukleus)
§  Amoeba berkembangbiak secara aseksual dengan membelah diri. Proses pembelahan diri diawali dengan pembelahan inti menjadi dua (kariokinesis) dan diikuti dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Dua sel hasil pembelahan tersebut bersifat sama dengan sama dengan induknya. 

Gambar1.2 Struktur tubuh Amoeba sp.

Gambar 1.3 Reproduksi aseksual Amoeba sp. secara membelah diri

Berdasarkan tempat hidupnya, Amoeba dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a.    Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya:

a)   Amoeba proteus
Memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil. Memiliki pseodopodia untuk bergerak.
b)   Foraminifera sp.
Foraminifera hidup di laut. Memiliki sel yang dilengkapi dengan kerangka pelindung yang terdiri atas zat kapur dan zat kersik. Fosil Foraminifera dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil Foraminifera disebut tanah globigerina.
c)    Radiolaria sp.
Hidup di perairan laut. Sel tubuhnya dilengkapi dengan kerangka pelindung yang tersusun atas zat kapur dan zat kersik. Endapan tanah yang mengandung Radiolaria dipergunakan untuk bahan penggosok.
(a)                                                                                 
BIO INFO
Diare adalah suatu penyakit dengan gejala mencret serta perut mulas. Diare disebabkan oleh bakteri Shigella atau jenis Protozoa Entamoeba histolytica. Entamoeba ini hidup di dalam usus besar manusia sehingga bisa menyebabkan luka pada dinding usus besar. Itulah sebabnya pada penderita diare, tinjanya sering kali bercampur nanah dan darah. Selain rasa mulas, penderita diare juga mengalami rasa sakit pada anusnya. Pengobatan penyakit diare dapat dilakukan dengan mengganti cairan yang keluar dan pemberian antibiotik.
(b)                             (c)
Gambar 1.4 Ektoamoeba (a) Amoeba proteus
(b) Foraminifera sp. (c) Radiolaria sp.

b.    Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme sebagai parasit. Contohnya:
a)      Entamoeba histolityca menyebabkan disentri Amoeba.
b)      Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut radang gusi (Gingivitis).
2)   Flagellata
Ciri–ciri Flagellata meliputi :
v
BIO INFO
Rayap adalah golongan serangga penghancur kayu. Mengapa rayap dapat mencerna kayu?
Rayap dapat mencerna kayu bukan karena mempunyai enzim yang dapat mencerna kayu, melainkan karena di dalam usus rayap terdapat Flagellata yang dapat mencerna kayu, karena Flagellata ini mampu menghasilkan enzim selulosa.
Memiliki bentuk tubuh yang sudah tetap.
v Tidak memiliki dinding sel sehingga bergerak seperti gelombang pada tubuh sel beberapa spesies.
v Sebagian besar hidup bebas di laut dan air tawar dan ada beberapa hidup sebagai parasit pada hewan, manusia dan saprofit pada organisme mati
v Memiliki alat gerak berupa flagel (bulu cambuk). Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.

Berdasarkan alat geraknya, Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok,  yaitu :
a.    Fitoflagellata
Merupakan Flagellata autotrofik karena memiliki kloroplas, sehingga dapat berfotosintesis. Itulah sebabnya Fitoflagellata ini disebut sebagai makhluk hidup peralihan antara Protozoa dan ganggang atau algae. Contoh :
a)      Euglena viridis
-   Euglena memiliki kloroplas (mengandung zat hijau daun) sehingga mampu berfotosintesis.
-       Biasanya hidup di air kolam yang keruh.
-   Memiliki satu flagel yang berbentuk seperti cambuk untuk bergerak di dalam air.
-       Memiliki bintik mata yang berfungsi sebagai pelindung dari cahaya.
-   Tidak memiliki dinding sel tetapi memiliki lempengan fleksibel kuat yang tersusun dari protein di bawah membran plasmanya. Mencari mangsa atau makanan dengan menggunakan vakuola makanan.
-   Euglena bersifat miksotrofik artinya jika ditempatkan di tempat yang gelap, dapat hidup secara heterotrof dengan menyerap nutrien dari lingkungannya. Euglena juga memiliki vakuola kontraktil (rongga berdenyut) sebagai alat pengeluran zat sisa.

Gambar 1.5 Struktur tubuh Euglena viridis

b)      Noctiluca millaris
Hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan mekanik.
Gambar 1.6 Noctiluca millaris
(Sumber: www.enotes.com)

b.    Zooflagellata
Memiliki flagel sebagai alat gerak sehingga menyerupai hewan. Zooflagellata bersifat heterotrofik (tidak berkloroplas) sehingga tidak bisa melakukan fotosintesis. Sebagian besar bersifat parasit. Reproduksi secara aseksual dengan cara pembelahan biner.
Contoh :
-       Trypanosomagambiense & Trypanosoma, menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor (pembawa) lalat Tsetse (Glossina sp. dan Trypanosoma gambiense vektornya Glossina palpalis tsetse sungai. Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans tsetse semak.
-       Trypanosoma cruzl penyakit chagas
-       Trypanosoma evansi penyakit surra, pada hewan ternak (sapi).
-       Leishmaniadonovani penyakit kalanzar
-       Trichomonas vaginalis penyakit keputihan.

Gambar 1.7 Tryponosoma gambiensi

3)   Ciliata
Ciri-ciri Ciliata:
§  Memiliki alat gerak berupa silia (rambut getar) yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Rambut getar ini berukuran pendek (lebih pendek dari flagel).
§  Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensintesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang digunakan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual.
§  Memiliki  vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya.
§  Banyak ditemukan di air tawar yang mengandung zat organik dan terdapat juga di sawah yang airnya mengandung jerami.

Contoh Ciliata :
(1)     Paramaecium caudatum
Paramaecium caudatum disebut juga sebagai hewan sandal karena bentuknya yang menyerupai sandal yang bergerak dengan menggunakan silia. Memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator). Paramaecium caudatum sudah memiliki mulut dan anus. Memiliki dua jenis inti yaitu, makronukleus dan mikronukleus (inti reproduktif). Cara reproduksinya secara aseksual dengan membelah diri, seksual dengan konjugasi.
Diskusi

Benarkah jika Ciliata semacam Paramecium lebih maju atau lebih tinggi evolusinya daripada Amoeba? Jelaskan alasannya!



(a)    
(b)    
Gambar 1.8 (a) Struktur tubuh Paramecium sp. (b) Paramecium sp.






Konjugasi Paramecium caudatum
Gambar 1.9 Skema konjugasi pada Paramecium caudatum
(Sumber power point Lectures for Biologi, Seventh Edition)
Keterangan
 



(1) Dua individu dari strain yang cocok untuk perkawinan saling berdampingan dan menyatu sebagian (kedua sel itu berbeda susunan genetiknya). (2) Mikronukleus dalam masing-masing individu mengalami meiosis untuk menghasilkan 4 mikronukleus haploid. (3) Salah satu mikronukleus ini akan membelah secara mitosis, dan tiga yang lainnya akan hancur. (4) Pasangan tersebut kemudian menukarkan satu mikronukleus. (5) Singami akan terjadi ketika mikronukleus yang didapatkan oleh sel dari pasangannya menyatu dengan sisa mikronukleus lainnya, yang membentuk suatu nukleus diploid baru dengan campuran kromosom yang berasal dari kedua individu tersebut. (6) Hanya ada satu pasangan yang ditunjukkan. Dari sebuah mikronukleus baru dalam setiap individu, tiga pembelahan mitosis yang berurutan menghasilkan delapan mikronukleus yang identik.  (7) Selanjutnya, pada masing-masing sel makronukleus yang asli akan hancur. Empat mikronukleus berkembang menjadi makronukleus baru dengan cara replikasi DNA berulang-ulang tanpa pembelahan nukleus. Empat lainnya yang tersisa masih tetap sebagai mikronukleus. (8) Setelah pembelahan dua sel (tanpa pembelahan nukleus),  makronukleus dan mikronukleus yang baru dibagi-bagikan ke dalam masing-masing empat individu sel baru untuk berkonjugasi seperti semula. (hanya satu individu yang ditunjukkan di sini). Perhatikan bahwa kedelapan individu yang akhirnya dihasilkan dari satu konjugasi adalah identik secara genetik. Tetapi kedelapan individu itu memiliki susunan genetik berbeda dari kedua sel awal yang berkonjugasi.
(2)     Balantidium coli
Hidup sebagai parasit. Organisme ini dapat menyebabkan suatu penyakit yaitu penyakit diare.
(3)     Stentor
Stentor termasuk spesies Ciliata yang hidup air tawar. Bergerak dengan bantuan silia. Stentor bentuk tubuhnya seperti terompet dan sering menautkan ujung tubuh posteriornya (ujung sempit) pada substrat dengan cara mendenyutkan membran anteriornya. Stentor memasukkan makanan melalui mulutnya pada bagian anterior.
(4)     Stylonychia
Stylonychia termasuk kelompok Ciliata yang memiliki rambut getar yang berkelompok berbeda dengan rambut getar pada spesies lainnya. Bentuk tubuhnya menyerupai siput. Hidupnya di permukaan yang terendam air atau di dasar perairan. Stylonychia bergerak dengan cara memutar tubuhnya pada sedimen sambil memperoleh makan.
 






                                                         (a)                                             (b)           
 





(c)
Gambar 1.10 (a) Balantidium coli (b) Stentor sp. (c) Stylonychia




4)   Sporozoa
Sporozoa termasuk satu-satunya kelas dari Protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak Sporozoa dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya dengan cara meluncur. Sporozoa hidup sebagai parasit pada hewan maupun manusia. Sporozoa memperoleh makanan dengan cara menyerap nutrisi dari tubuh inangnya. Sporozoa merupakan organisme bersel satu yang menghasilkan spora (sporozoid) yang dapat menginfeksi inangnya. Sporozoid ini memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang khusus untuk menembus sel dan jaringan inang. Spora ini berperan sebagai alat perkembangbiakkan generatif.
BIO INFO
Gejala-gejala penyakit malaria yaitu: masa tunas/inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan yang kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat/ anemis, hati serta limpa membesar, air kencing tampak keruh/ pekat karena mengandung hemoglobin (Hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan.
Contoh:
Spesies dari Sporozoa yang menghasilkan spora dan bersifat parasit pada tubuh manusia yaitu Plasmodium sp. yang menyebabkan penyakit malaria. Beberapa spesies Plasmodium yang menyebabkan malaria yaitu Plasmodium falciparum malaria tropika  sporulasi tiap hari. Plasmodium vivax  malaria tertiana  sporulasi tiap hari ke-3 (48 jam). Plasmodium malariae malaria kuartana sporulasi tiap hari ke-4 (72 jam).


Gambar 1.11 Plasmodium malaria

Berikut ini siklus terjadinya penyakit malaria yang diakibatkan oleh Plasmodium: 

Gambar 1.12 Siklus hidup Plasmodiummalaria
Keterangan
 


 
Nyamuk Anopeles betina menggigit orang yang terinfeksi malaria dan mengambil gametosit Plasmodium bersama dengan darah. Gamet akan terbentuk dari gametosit jantan dan betina. Fertilisasi terjadi dalam saluran pencernaan nyamuk tersebut, dan kemudian terbentuk sebuah zigot. Zigot adalah satu-satunya tahapan diploid dalam siklus hidupnya. Oosista yang berasal dari zigot berkembang dalam dinding perut nyamuk. Ribuan sporozoit berkembang dalam oosista dan kemudian bermigrasi ke kelenjar ludah nyamuk tersebut. Nyamuk yang terinfeksi menggigit orang yang lainnya, menginfeksi korban dengan sporozoit Plasmodium. Sporozoit masuk ke dalam sel hati korban. Setelah beberapa hari, sporozoit mengalami pembelahan berkali-kali untuk merozoit yang kemudian menggunakan kompleks apikalnya itu untuk menembus sel darah merah korban. Merozoit tumbuh dan membelah secara aseksual sehingga menghasilkan banyak sekali merozoit baru, yang secara berulang-ulang memecahkan sel-sel darah merah dengan interfal 48 atau 72 jam (tergantung pada spesiesnya). Hal ini akan menyebabkan penderita mengalami demam dan menggigil secara periodik. Beberapa merozoit menginfeksi sel darah merah baru. Beberapa merozoit membelah membentuk gametosit, yang menyelesaikan siklus kehidupannya dalam seekor nyamuk betina baru.



BIO INFO
Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat Chloroquinebila mengunjungi daerah endemik malaria.
Pencegahan penyakit malaria secara tradisional dapat menggunakan kina atau sambiroto.

c.    Peranan Protozoa
Kebanyakan Protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius dengan cara hidup sebagai parasit di dalam jaringan tubuh manusia,tetapi ada beberapa Protozoa yang  menguntungkan karena mereka mampu memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya. Selain itu, di dalam ekosistem air Protozoa berperan sebagai zooplankton. Jadi dapat dikatakan bahwa selain Protozoa itu bersifat patogen juga memiliki peranan baik sebagai herbivora dan konsumen, serta decomposer dalam rantai makanan.
2.  Protista Mirip Tumbuhan (Algae)
Mengapa Algae dikategorikan protista mirip tumbuhan?

 


Ingatlah!


           Protista mirip tumbuhan ini disebut dengan istilah “ganggang atau Algae”. Ganggang ini tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati sehingga disebut tumbuhan bertallus. Itulah sebabnya ganggang tidak dapat digolongkan sebagai tumbuhan (plantae) sejati dan hanya dikatakan mirip tumbuhan saja.
           Di dalam sel ganggang terdapat berbagai plastida yaitu organel sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastida yang terdapat pada ganggang terutama kloroplas mengandung pigmen klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis seperti halnya pada tumbuhan, sehingga ganggang bersifat autrotof karena dapat menyusun sendiri makanannya berupa zat organik dan zat anorganik.




a.    Ciri –ciri ganggang :
1) Morfologi
§  Ganggang merupakan tumbuhan yang belum mempunyai akar, batang, dan daun yang sebenarnya sehingga disebut tumbuhan bertallus. Tetapi ganggang ini  sudah memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof.
§  Ganggang  termasuk organisme eukariotik yang mengandung nukleus yang dibatasi membran. Setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas yang berbentuk pita atau cakram-cakram diskrit. Di dalam kloroplas ini terdapat pigmen-pigmen yang mana pigmen ini menandakan ciri khas dari masing-masing kelas ganggang
§  Tubuh ganggang terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada pula yang banyak sel (multiseluler). Jenis yang uniseluler umumnya sebagai fitoplankton sedang yang multiseluler dapat hidup sebagai Nekton, Bentos atau Perifiton.
§  Ganggang  merupakan kelompok organisme yang bervariasi baik bentuk, ukuran, maupun komposisi senyawa kimianya. Ganggang  ini ada yang berbentuk uniseluler, koloni, benang (filamen) serta bercabang atau pipih.
§  Ganggang berkembangbiak secara vegetatif dan generatif

2) Habitat
Ganggang hidup di air tawar, air laut, atau di tempat basah seperti batang kayu maupun dinding yang lembab. Ada juga yang hidup sebagai plankton dan bentos di perairan.

b.   Klasifikasi
Berdasarkan pigmen yang terkandung di dalam tubuhnya, ganggang dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu :
(1) Chlorophyta (ganggang hijau)

Gambar 2.1 Chlorophyta
(Sumber: www.upr.edu)
Ciri-ciri Chlorophyta :
§  Ganggang hijau merupakan suatu organisme autotrof fotosintetik (fotoautrof). Ganggang ini mengandung pigmen hijau, yaitu klorofil. Ganggang hijau fotoautotrof uniseluler, berkoloni, dan multiseluler. Gangang hijau memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa.  
§  Ganggang hijau hidup bebas di tempat-tempat yang lembab, sebagian besar hidup di air tawar, beberapa hidup di laut dan ada juga yang hidup di tanah lembab.
§  Ganggang hijau berkembang biak secara seksual dan aseksual.

Chlorophyta dikelompokkan menjadi 6 kelompok yaitu :

1. Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak


a)  
BIO INFO
Beberapa jenis alga hijau, seperti Chlorella sp. bersimbiosis dengan organisme lainnya yaitu hidup bersama Paramecium sp., Hydra sp., alga Platymonas sp., serta hidup bersama cacing pipih Convoluta roscoffensis.
Chlorella
Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuh mikroskopis, bentuk bulat, berkembangbiak dengan pembelahan sel. Peranannya bagi kehidupan manusia antara lain digunakan dalam penyelidikan metabolisme di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat-obatan, bahan kosmetik dan bahan makanan. Serbuk Chlorella dalam industri obat-obatan dimasukkan dalam kapsul dan dijual sebagai suplemen makanan dikenal dengan “Sun Chlorella”. Pengembangannya saat ini di kolam-kolam (contohnya di Pasuruan).


b)   Chlorococcum
Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat telur, setiap sel memiliki satu kloroplas bentuk mangkuk. Reproduksi dengan membentuk zoospora (secara aseksual).


 
(a)                                                                                                    (b)
Gambar 2.2 (a) Chlorella sp. (b) Chlorococcum sp.
Gambar 2.3 Siklus hidup
 Chlamydomonas sp.


2. Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak
a) Chlamydomonas
Chlamydomonas termasuk ganggang hijau yang bersel satu (uniseluler). Bentuk selnya bulat telur dan memiliki 2 flagel sebagai alat gerak. Selain itu Chlamydomonas juga memiliki 1 vakuola, nukleus, serta kloroplas. Pada kloroplas yang bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata) dan terdapat pirenoid sebagai tempat pembentukan zat tepung dari hasil fotosintesisnya. Chlamydomonas berkembangbiak secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara seksual dipicu oleh adanya kekurangan makanan, kekurangan air, dan beberapa tekanan lainnya. Gamet Chlamydomonas secara struktural tidak dapat dibedakan (menyatu satu sama lain), sehingga dikenal sebagai “isogami”. Reproduksi aseksual dengan cara membentuk zoospora dan reproduksi seksual dengan cara konjugasi (perhatikan gambar siklus hidup Chlamydomonas).









Gambar 2.4 Chlamydomonas sp.

3. Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak
Hydrodictyon
Hydrodictyon banyak ditemukan di dalam air tawar dan koloninya berbentuk seperti jala. Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan fragmentasi. Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan membentuk koloni baru. Sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.

Gambar 2.5 Hydrodiction sp.
(Sumber: www.upr.edu)

4. Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak
a) Volvox sp.
Volvox hidup di perairan tawar dengan cara berkoloni membentuk bola dengan jumlah koloninya 500-5000 buah. Tiap sel memiliki 2 flagel sebagai alat gerak dan sebuah bintik mata sebagai penerang. Koloni merupakan bola berlubang, yang dindingnya terdiri atas ratusan atau ribuan sel-sel biflagelata yang terjalin dalam suatu matriks bergelatin. Sel-sel itu umumnya dihubungkan oleh untaian sitoplasma; jika diisolasi, sel-sel ini tidak dapat bereproduksi. Koloni besar yang terlihat di sini akhirnya akan melepaskan koloni “anak” berukuran kecil di dalamnya.  Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan reproduksi seksual dengan konjugasi sel-sel gamet.

Gambar 2.6 Koloni pada Volvox sp.
(Sumber: bib18.ulb.ac.be)

Gambar 2.7 Siklus hidup pada Volvox sp.
(Sumber: www.apsnet.org)

5. Chlorophyta berbentuk benang
a)      Spyrogyra
Spyrogyra hidup di perairan air tawar. Spyrogyra mampu berfotosintesis, karena memiliki kloroplas di dalam tubuhnya. Pigmen utama yang dikandung tubuh Spyrogyra adalah klorofil. Tubuhnya berbentuk filamen yang tidak bercabang seperti benang. Panjang tubuhnya mencapai 1 kaki (30,48 cm). Benang tersusun oleh protoplasma yang transparan dan setiap sel memiliki satu atau lebih kloroplas yang memanjang dari ujung ke ujung berbentuk spiral. Pada kloroplas yang berbentuk pita terdapat pirenoid. Pirenoid tersebut dikelilingi oleh butiran tepung. Sel Spyrogyra memiliki inti yang terletak di tengah, sitoplasmanya terbungkus oleh dinding sel, serta memiliki vakuola yang besar. Lapisan gelatin yang tipis melindungi seluruh sel sehingga memberikan karakter tertentu pada Spyrogyra. Pada siang hari, fotosintesis berlangsung cepat dan oksigen yang dihasilkan disimpan di antara filamen. Pada saat itu, Spyrogyra akan naik ke permukaan air. Pada malam hari, oksigen dilarutkan kembali ke dalam air.
Spyrogyra bereproduksi secara vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi. Konjugasi pada Spyrogyra diawali dengan dua benang berbentuk spiral dalam tubuh Spyrogyra saling berdekatan, kemudian sel yang berdekatan tersebut saling membentuk tonjolan. Ujung kedua tonjolan yang bersentuhan saling melebur membentuk saluran konjugasi. Lewat saluran itu terjadilah aliran protoplasma dari satu sel ke sel yang lain. Kedua plasma melebur, disebut peristiwa plasmogami dan segera diikuti oleh peleburan inti yang disebut kariogami. Hasil peleburan membentuk zigospora diploid. Zigospora mengalami meiosis dan ditempat yang sesuai berkembang menjadi benang Spyrogyra baru yang haploid.
 
(a)                                                    (b)
(c)
Gambar 2.8  (a) Spyrogyra sp. (b) Struktur tubuh Spyrogyra sp.
(c) Konjugasi Spyrogyra sp.

b)      Oegodonium
Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air tawar dan melekat di dasar perairan. Reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel, menghasilkan sebuah zoospora yang berflagela banyak. Reproduksi generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan (anteridium) dan menghasilkan gamet jantan (spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat kelamin betina yang disebut Oogonium. Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum). Spermatozoid membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk individu baru.


Gambar 2.10 Siklus hidup Ulva lactuca
(Sumber: www.uri.edu)
6. Chlorophyta berbentuk lembaran   
a)      Ulva lactuca
Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut, menempel di dasar dan menempel di bebatuan, bentuk seperti lembaran daun yang terdiri atas dua sel.

Gambar 2.9 Ulva lactuca
(Sumber: www.uri.edu)

Ulva lactuca berkembang biak secara vegetatif dengan menghasilkan spora dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n), Ulva haploid disebut gametofit haploid. Kemudian secara generatif menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Pertemuan gamet jantan dan gamet betina akan menghasilkan zigot (2n). Zigot berkembang menjadi Ulva yang diploid, disebut sporofit. Selanjutnya sporofit membentuk spora yang haploid setelah mengalami meiosis. Kemudian mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid. Berikut ini gambar siklus hidup pada Ulva lactuca.








b)      Chara sp.
Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Memiliki talus yang berbentuk seperti tumbuhan tingkat tinggi, menyerupai batang yang beruas-ruas dan bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula dan globula. Di dalam nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan ovum. Di dalam globula terdapat anteridium yang memproduksi spermatozoid. Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang berdinding sel. Pada reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi.

Gambar 2.11 Chara sp.

(2) Chrysophyta (ganggang keemasan)

Gambar 2.12 Chrysophyta
(Sumber: www.uwm.edu)
Ciri-ciri :
§ Semua spesies ganggang keemasan hidup di air tawar dan laut
§ Sebagian besar merupakan uniseluler air tawar, sedangkan beberapa hidup berkoloni
§ Sebagian besar sebagai organisme fotoaututrof dan beberapa miksotrofik.
§ Sel-selnya berciri khas sebagai biflagelata (berflagel ganda), dimana kedua flagelanya terpaut dekat salah satu ujung sel tersebut
§ Memiliki pigmen karoten, disamping adanya pigmen klorofil.
§ Memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa, dan pektin.

Contoh spesies Chysophyta yang paling mudah dijumpai yaitu Navicula sp. (Ganggang kresik = Diatomae), ganggang ini mengandung zat kersik yaitu silikat. Tanah yang mengandung ganggang ini disebut Tanah Diatom, baik sekali sebagai bahan lapisan pada dinamit, dapat pula digunakan sebagai bahan penggosok, saringan, dan lain-lain.

Gambar 2.13 Navicula sp.

(3) Phaeophyta (ganggang coklat)
Gambar 2.14 Phaeophyta (gangang coklat)
Ciri-ciri :
§  Semua spesiesnya merupakan organisme multiseluler yang hidup di sepanjang perairan pantai yang beriklim sedang dan keadaan airnya sejuk
§  Semua spesiesnya merupakan organisme fotoautotrof
§  Memiliki pigmen fikosantin, disamping adanya pigmen klorofil.
§  Memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa, pektin, dan algin
§  Beberapa spesies ganggang coklat ini menghasilkan Asam Alginat yang berguna bagi industri tekstil.

Contoh : Turbinaria australis, Sargassum siliquosum, Fucus vesiculosus (bahan pewarna alami).
BIO INFO
Macrocystis  sp. termasuk jenis alga coklat yang memiliki tallus terbesar di antara jenis alga lainnya. Pada kondisi yang sesuai, alga coklat ini dapat tumbuh dengan kecepatan 15 cm/hari, dan panjangnya dapat mencapai 100 m. Alga coklat ini sering ditemukan di tepi pantai.


Mengapa Rhodophyta hidup di lautan yang lebih dalam dari pada jenis alga yang lainnya?
Diskusi
(4) Rhodophyta (ganggang merah)
Gambar 2.15 Rhodophyta

Ciri-ciri :
§  Sebagian besar merupakan fotoaututrof multiseluler yang hidup di laut dan beberapa merupakan heterotrof.
§  Memiliki pigmen fikoeritrin, disamping adanya pigmen klorofil.
§  Memiliki dinding sel yang terbuat dari bahan selulosa
§  Tidak memiliki flagel sehingga ganggang ini tidak dapat bergerak bebas hanya menautkan substratnya di dasar perairan yang dalam.

Contoh spesies pada Rhodophyta yaitu :
§  Euchema spinosum yang merupakan bahan pembuat agar-agar.
§  Gracillaria sp. yang merupakan bahan pembuatan kosmetik.

(a)                                                                                 (b)
Gambar 2.16 (a) Gracillaria sp. (b) Euchema spinosum
(Sumber: www.geog.ubc.ca)
3.  Protista Mirip Jamur
Mengapa jamur lendir dan jamur air dikategorikan Protista mirip jamur?

 


Ingatlah!


Protista jenis ini memiliki filamen-filamen yang strukturnya hampir sama dengan jamur sejati. Tetapi protista jenis ini siklus hidup atau cara reproduksinya berbeda dengan jamur sejati. Protista jenis ini memiliki siklus hidup yang kompleks yang selalu beradaptasi dengan habitat yang berubah-ubah, berbeda dengan jamur sejati yang siklus hidupnya tetap meskipun habitatnya berubah-ubah. Itulah sebabnya Protista jenis ini tidak dikelompokkan dalam jamur sejati hanya dikatakan mirip jamur saja. Protista ini memiliki ciri-ciri aktif seperti Amoeba yang akan berkembang menjadi fase multiseluler dan akan menghasilkan spora.

Protista mirip jamur ini dibagi dalam dua filum, yaitu: jamur lendir dan jamur air. Jamur lendir ini mempunyai dua tipe, yaitu jamur lendir tidak bersekat atau jamur lendir Plasmodial (Myxomycota) dan jamur lendir bersekat atau jamur lendir seluler (Acrasiomycota).
Jamur lendir terdapat banyak di hutan basah, batang kayu yang membusuk, tanah lembab, sampah basah, dan kayu lapuk. Jamur lendir merupakan organisme heterotrof. Jamur lendir memperoleh makan dengan cara fagosit. Jamur lendir memiliki sel berflagella pada suatu waktu dalam siklus hidupnya. Jamur lendir berkembang biak dengan cara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Fase vegetatif dengan cara plasmodium, dan fase generatif dengan cara membentuk spora yang akan menghasilkan sel gamet.

1.    Jamur lendir tak bersekat atau jamur lendir Plasmodial (Myxomycota)
Jamur lendir Plasmodial memiliki tahapan memperoleh makanan dalam siklus hidupnya, merupakan suatu masa amoeboid yang disebut plasmodium, sehingga disebut dengan jamur lendir plasmodial. Plasmodium merupakan fase menelan partikel makanan melalui fagositosis, sambil tumbuh dengan cara menjulurkan pseudopodia melalui tanah yang lembab, busukan daun-daunan, atau kayu yang membusuk. Jika habitat jamur lendir mulai mengering atau tidak ada makanan yang tersisa, plasmodium akan berhenti tumbuh dan berdiferensiasi menjadi suatu tahapan siklus hidup yang berfungsi dalam reproduksi seksual (generatif). Pada kondisi yang esktrim ini, jamur lendir plasmodial akan membentuk banyak sporangium (tubuh buah) penghasil spora. Spora akan tumbuh menjadi gamet berflagella saat kelembaban lingkungan telah sesuai.
Jamur lendir plasmodial dapat berkembang biak dengan cara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Fase vegetatif, plasmodium bergerak amoeboid mengelilingi dan menelan makanan berupa bahan organik atau yang disebut dengan fagosit. Makanan dicerna dalam vakuola makanan, sisa yang tidak dicerna ditinggal sewaktu plasmodium bergerak. Jika telah dewasa dengan kondisi lingkungan yng lembab, plasmodium ini akan membentuk sporangium. Terbentuknya sporangium inilah yang merupakan awal fase generatif berlangsung. Sporangium yang masak akan pecah dan spora tersebar dengan bantuan angin. Spora yang berkecambah akan membentuk sel gamet yang bersifat haploid dan sel gamet ini melakukan singami. Hasil peleburan berupa zigot dan zigot ini akan tumbuh dewasa.

Gambar 3.1 Jamur lendir Plasmodial
(Sumber: www.una.edu.edu)

2.    Jamur lendir bersekat (Acrasiomycota)
Acrasiomycota merupakan jenis jamur lendir yang memiliki sel yang bersekat. Acrasiomycota dikenal juga dengan istilah jamur lendir seluler. Siklus hidup Acrasiomycota merupakan sel tunggal yang bebas. Sel berkumpul membentuk suatu masa multiseluler tunggal. Masa sel berbentuk siput, bergerak atau bermigrasi menuju lokasi yang sesuai. Ketika berhenti bergerak, siput mengatur untuk membentuk tangkai (stalk) dengan kotak spora diujung (dipuncak). Pada saat kotak spora matang, kotak spora melepaskan spora ke udara. Spora tersebut terdiri dari sel yang haploid. Contohnya yaitu Dictyostelium discoideum.

Gambar 3.2 Siklus hidup Dictyostelium discoideum
3.    Jamur air (Oomycota).
Oomycota merupakan jamur yang hidup di tempat lembab (berair).
Ciri-cirinya:
a. Jamur air merupakan organisme uniseluler, bersifat heterotrofik.
b. Sebagian besar jamur air merupakan pengurai dalam ekosistem air tawar.
Ada beberapa juga yang hidup sebagai parasit pada sisik dan insang ikan di kolam atau aquarium.
c. Jamur air tidak memiliki kloroplas, tetapi memiliki benang-benang hifa yang tidak bersekat melintang di dalamnya terdapat inti dalam jumlah banyak.
Diskusi

Mengapa kedua jenis jamur lendir dan jamur air diklasifikasikan dalam kingdom protista, padahal secara penampakan fisiknya sangat mirip dengan fungi (jamur sejati)?
d. Dinding selnya terdiri dari selulosa yang berbeda dengan jamur sejati yang dinding sel tubuhnya tersusun atas zat-zat kitin 
e. Siklus hidup jamur air masih ada masa berupa sel berflagelata yang berbeda dengan jamur sejati yang tidak memiliki flagela.
f.  Jamur air melakukan reproduksi aseksual dengan membentuk yang memiliki dua flagela untuk berenang. Reproduksi seksual dengan membentuk gamet, setelah fertilisasi membentuk zigot dan akan tumbuh menjadi oospora.

Gambar 3.3
(a) jamur air (Oomycota)
(b) Siklus hidup jamur air
(sumber: www.uoguelph.ca)
(a)                                                                                                                            (b)
BIO INFO
Phytophthora infestans, merupakan salah satu spesies dari jamur air yang dapat menyebabkan penyakit late blight pada kentang. Gejala pertama serangan jamur air ini berupa bercak kecil berwarna kecoklatan yang muncul di daun. Bercak ini akan cepat menyebar pada kondisi basah, sehingga seluruh bagian tanaman kentang menjadi coklat dan busuk. Hal ini akibat fotosintesis terhenti sehingga tidak ada makanan untuk disimpan ke umbi akar.
Contoh spesies jamur air yaitu: Saprolegnia, Phytophthora, Pythiu, Saprolegnia, termasuk jamur air yang hidup sebagai saprofit pada hewan-hewan yang mati di air. Phytophthora merupakan jamur karat putih. Ada yang hidup sebagai saprofit dan ada beberapa yang hidup sebagai parasitik. Beberapa contoh yang bersifat parasit yaitu:
1).   Phytophthora infestans merupakan parasit pada kentang.
2).   Phytophthora nicotinae parasit pada tembakau.
3).   Phytophthora palmifera parasit pada kelapa.




















 


§  Protista merupakan organisme eukariotik yang sangat beragam jenisnya. Sebagian besar spesiesnya hidup secara soliter dan beberapa hidup berkoloni. Sebagian besar spesies Protista hidup di perairan baik air tawar maupun laut dan hanya sebagian kecil yang hidup di tanah dan pohon.
§  Klasifikasi Protista
1.    Protista mirip hewan (Protozoa)
Berdasarkan alat geraknya Protozoa dibagi menjadi 4 filum, yaitu : Rhizopoda (bergerak dengan menggunakan kaki semu atau pseudopodia), Flagellata (bergerak dengan menggunakan flagella atau bulu cambuk), Ciliata (bergerak dengan menggunakan silia atau rambut getar), Sporozoa (satu-satunya filum Protozoa yang tidak memiliki alat gerak).
2.    Protista mirip tumbuhan (alga atau ganggang )
Berdasarkan pigmen yang terkandungnya, alga dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu : Chlorophyta (alga hijau) yang memiliki pigmen berwarna hijau yang disebut klorofil; Chrysophyta (alga keemasan) memiliki pigmen berwarna keemasan yang disebut karoten; Phaeophyta (alga coklat) memiliki pigmen berwarna coklat yang disebut fikosantin; dan Rhodophyta (alga merah) memiliki pigmen berwarna merah yang disebut fikoeritrin. Pada golongan alga merah ada yang dimanfaatkan sebagai bahan pembuat agar-agar yaitu Euchema spinosum dan bahan pembuat kosmetik yaitu Gracillaria sp.

3.    Protista mirip jamur
Dikelompokkan menjadi dua filum, yaitu: jamur lendir dan jamur air (Oomycota). Jamur lendir dibagi menjadi dua jenis, yaitu jamur lendir plasmodial (Myxomycota) dan jamur lendir seluler (Acrasiomycota).









GLOSARIUM



                                                                                     

Autotrofik        : mampu mensintesis senyawa-senyawa organik dari bahan mentah anorganik dengan energi dari cahaya (fotoautotrof) dan bahan kimia (kemoautotrof)
Bentos               : organisme yang mendiami daerah sedimen perairan
Chitin (kitin)    : polisakarida berisikan nitrogen yang membentuk eksoskoleton artrofoda dan dinding sel banyak fungsi
Eukariotik        : organisme yang mempunyai sel-sel yang berisikan nukleus yang dibatasi membran
Gamet               : sel reproduktif haploid yang setelah bersatu dengan gamet lain untuk memulai perkembangan individu baru
Gametofit         : tingkat haploid membentuk gamet dalam daur hidup tumbuh-tumbuhan
Heterotrofik     : memerlukan suplai senyawa-senyawa organik (makanan) dari lingkungan
Isogami             : keadaan kedua gamet yang sama dalam struktur tubuhnya
Konjugasi         : peleburan sel kelamin tanpa diketahui jenis kelaminnya
Miksotrofik      : menyerap nutrisi dari lingkungan hidupnya
Nekton              : hewan yang berenang-renang secara aktif dalam perairan
Parasit              : organisme yang hidup pada atau di dalam organisme lain yang dari inangnya tersebut mengisap atau mengambil makanan dan merugikan sampai tingkat tertentu
Perifiton           : organisme yang menambatkan tubuhnya di suatu substrat tertentu
Plankton           : Protista dan hewan renik yang terapung di perairan
Pseudopodia    : kaki semu yang terbentuk dari bagian tubuh untuk alat gerak
Saprofit            : tumbuhan heterotrof yang mengambil makanannya dengan mencernakan secara ekstraseluler bahan organik tak hidup
Singami            : peleburan gamet-gamet pada reproduksi seksual
Sporofit            : tingkat diploid yang menghasilkan biji dalam daur hidup suatu tumbuhan
Sporozoit          : salah satu bentuk sel dalam pergiliran kehidupan, berfungsi untuk berkembang biak
Zigot                 : sel yang terbentuk dengan peleburan dua gamet
Zooplankton    : hewan yang berenang-renang di perairan
Zoospora          : spora berflagella dan berenang-renang yang diproduksi secara aseksual
PUSTAKA
DAFTAR
 




Campbell, Reece, Mitchell. 2000. Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Fried GH, Hademenos, George J. 2005. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Levine, ND. 1995. Protozoology Veteriner. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar